"Gua udah serius, kirain apaan." kekeh Mahesa mencairkan suasana.

"IHHH! ITU PERTANYAAN SEHARUSNYA BUAT MACLO BUKAN BABY MAHE GUA!" amuk Belvi menghentakkan kaki.

"Dih nangis masa." ucapan Zizel ngeselin, gadis itu menarik ujung kaos Maclo, "Maclo. Belvi cengeng kayak yeen." adunya ke Maclo.

"WOY! BOBIM BARIS NGOCEH MULU, AMANAT UPACARA LO." omel Sabina.

Mereka mulai masuk pose ketiga, semua berdiri berjejer dengan pasangan masing-masing.

"Ekhm! Gua gak punya couple gimana kalau gua di tengah?" Algis berdehem.

Zizel mengangguk menempatkan Algis diantara dirinya dan Maclo. "Lo apaan sih Zel! Ngapain dia nyempil ngalangin kita?" protes Maclo.

"Maclo gak boleh pelit! Tadi kita udah foto sebelahan banyak. Kasihan Algis dipojok sendiri, anggap aja Maclo ayah, aku ibu, terus Algis anaknya." Zizel menepuk dada Maclo dan Algis sembari membagi karakter.

"Terima aja kenapa sih yah? Dedek mau deket bunda." ngelunjak Algis menyenderkan kepala ke Zizel.

"Gak usah nempel kepala lo! Jangan kayak monyet deh gelendotan mulu." Maclo menegakkan kepala Algis.

Nathan menggelengkan kepala masih mencari posisi kamera yang bagus. Nathan, Luvena, Belvi, Mahesa, Maclo, Algis, Zizel, Zayyan, dan Sabina. Begitulah posisi mereka.

Zizel berdecak karena Maclo berlalu begitu saja sehabis berfoto. Ia sengaja memperlambat jalan agar dicari Maclo namun, cowok itu malah terus saja masuk.

"Nyebelin!" gerutu Zizel mencak-mencak berlari masuk.

Maclo melihat Belvi dengan Mahesa yang saling bergandengan kayak orang nyebrang, terus Luvena berfoto bersama Sabina. Zizel nya mana? Maclo melihat ke sekeliling.

"Istri gua mana?" Maclo menghampiri Nathan yang asik merekam vlog. "Lah? Bukannya gandengan sama lo." celetuk Nathan tak tau.

Maclo berlari ke pintu awal mereka masuk. Disana terlihat beberapa anak-anak mengenakan baju seragam TK berkumpul.

"Aku punya hansaplast gambar kuda pony, ini buat kakak..." seorang gadis kecil berjongkok mengeluarkan hansaplast dari tas.

Zizel menerima hansaplast itu dan masih menahan tangis, ia jatuh hingga dengkul nya lecet di depan anak TK yang tengah study tour.

"Zel!" Maclo memukul jidatnya sendiri melihat mata Zizel berkaca-kaca. "Misi ya dek." Maclo masuk ke lingkaran dan melihat lutut Zizel yang lecet.

"Abang, kakaknya tadi jatoh telungkup tapi aku udah kasih hansaplast." cerita gadis kecil itu.

"Makasih ya manis." Maclo mengusap kepala gadis kecil itu.

"Nahhh ayo anak-anak kita lanjutin jalan, kakaknya udah ada temen." guru pembimbing itu mulai mengajak muridnya melanjutkan pembelajaran.

"Lo beneran jatoh?" Maclo menyuruh Zizel naik ke punggungnya.

"Maclo lihat aku kayak gimana? Terjungkal, terjatuh, terpental, terguling-guling atau kayang?" nyolot Zizel memeluk leher Maclo.

MACLO [ SEGERA TERBIT ]Where stories live. Discover now