{ MACLO 21 }

37.1K 4.4K 285
                                    

Notes: Jangan lupa vote dan komen yang banyak yaaa, tengkyuuu.






Tiba di sekolah Zizel turun dari motor Maclo dan meminta Maclo melepaskan helm di kepalanya. "Lo bawa apa sih sampai tas lo kayak orang-orang mau daki gunung?" tanya Maclo.

"Hah? Emang gunung punya daki Clo? Lo pernah lihat daki gunung ya sampai tau kalau kayak tas gua."

"Aaa bacot! Jangan bikin mood gua di pagi hari anjlok deh sama ketololan lo." sembur Maclo, dan melihat isi di dalam totebag.

"Gua cuman bawa baju olahraga sama bekal makanan kita di totebag." Zizel merapikan rambut Maclo yang nampak berantakan.

"Lo makhluk paling ribet menurut gua Zel, emang di tas ransel lo nggak muat baju olahraga?" lagi-lagi Maclo berkomentar.

Zizel berpikir sejenak. "Gimana kalau baju olahraga gua nitip di tas lo, soalnya di tas gua udah penuh." Zizel memperlihatkan isi tas di punggungnya.

"Gila! Lo bawa semua buku pelajaran?" kaget Maclo melihat isi tas ransel Zizel. 

"Gua takut ada buku yang ketinggalan makanya semua buku tulis nggak pernah gua keluarin dari tas." cerita Zizel kembali menutup resleting tas.

"Zel gua tau lo nggak punya perasaan tapi pikirin diri lo sendiri kenapa sih? Kasihan tulang punggung lo."

"Takut ada yang ketinggalan. Hari ini juga pembagian buku paket baru... AAAA BANYAK BANGET KASIHAN TAS GUA KEBERATAN." Zizel memukul kening.

"Punggung lo yang kasihan sayanggg bukan tas! Yaampun Zel lo konslet di bagian mana sih." gemes Maclo memeluk Zizel yang mendesah lesu di dadanya.

"Maclo ini bekal lo bawa sendiri. Isinya cuman roti kok." Zizel melepaskan pelukan Maclo dan berjalan gontai memasuki gedung.

Maclo mengejar kemudian menarik tas Zizel, "Mata pelajaran lo hari ini apa?"

"Itu yang bukunya paling depan, kenapa emangnya lo mau nyontek?" bingung Zizel ikut berjongkok.

"Gunanya gua nyontek sama lo apa? Gua jauh lebih senior dari lo."

Maclo melirik Zizel yang berjongkok menantinya memilah buku tulis. "Jangan jongkok, lo lagi pakai rok pendek." nasehat Maclo.

"Kenapa emangnya?"

"Bangun Zel." suruh Maclo.

"Udah bangun kok, kata siapa tidur."

Maclo menarik Zizel agar berdiri dan duduk di salah satu bangku panjang.

"Lo duduk disitu jangan ikutan jongkok." perintah Maclo.

Maclo memasukkan sebagian buku ke tasnya agar nanti Zizel tak terlalu keberatan ketika menerima buku baru.

"Maclo kok lo baik banget sama gua?" gumaman Zizel terdengar oleh Maclo.

"Bilang makasih sekarang." titah Maclo melihat Zizel yang menggeleng.

"Gua bakal bilang makasih kalau lo beliin es krim."

"Ora mau. Lo udah sering banget makan gituan." tolak Maclo.

"HEHHH! LO BISA BAHASA JAWA?" kaget Zizel.

"Lo gimana sih Zel, lo kagak inget apa kalau bokap gua keturunan ningrat?" Maclo melihat wajah Zizel.

"Nggak gak urus, orang gua nikah sama lo dipaksa."

Maclo menahan marah, padahal mereka bisa menikah gara-gara gadis itu sendiri yang salah kamar mana dibangunin kebo banget.

MACLO [ SEGERA TERBIT ]Where stories live. Discover now