{ MACLO 12 }

45K 5.8K 245
                                    

Notes: Jangan lupa vote dan komen sebanyak-banyaknya yaaa, selamat membaca.




Parkiran sekolah sudah ramai biasanya Maclo dan Zizel datang saat suasana sekolah masih sepi tapi kali ini terlambat karena Zizel panik kala lupa mengerjakan pr matematika.

"Udah jangan nangis matematika doang." Maclo melepaskan helm Zizel dan lihatlah mata itu sembab.

"Takut... Takut dihukum hiksss." isak Zizel menghapus kasar air matanya.

"Lo kalau dihukum sama bu Bona marahin aja dia." saran itu terlalu naif untuk Zizel.

"Maclo serius ihhh!" sedih Zizel.

Maclo menghapus air mata Zizel yang seperti habis dibentak dan tempeleng. "Udah-udah jangan nangis, gua yang ngerjain deh."

"Lo bisa?" Maclo menggeleng.

"CLOOO."

"Iya sayanggg." gemes Maclo.

"Masih pagi sayang astagfirullah." seru Mahesa.

"Baru jam tujuh udah sayang-sayangan aja." timpal Algis.

Zayyan melihat Zizel yang cemberut punya ide jahil, Zayyan berjalan dibelakang Zizel dan membekap Zizel menggunakan hoodie dari belakang.

"Harta atau nyawa?" Ucap Zayyan seperti anak-anak.

"Maclo." Zizel mengulurkan tangan menggapai Maclo.

Maclo menarik hoodie Zayyan yang menutupi Zizel sedang panik. "Lo bisa nggak sih jangan caper ke cewek gua mulu, gua smackdown mau?"

"Bercanda yaampun." gerutu Zayyan.

"Jijel kenapa nangis manis? Sini cerita sama kakak Algis yuk." Algis akan memeluk Zizel namun mendapat pukulan dari Maclo di perut.

"Sakit Clo demi." histeris Algis.

"Diem makanya." lirikan Maclo seperti mata pisau, tajam.

"Jadi Zizel milih Maclo nih?" goda Nathan.

"Siapa bilang?" gadis manis itu melihat secara bergantian kelima cowok disekelilingnya.

"Tadi ditanya harta atau nyawa jawabnya Maclo." jelas Nathan.

"Ohhhhhhhhh..." seru Zizel.

"Berarti Maclo lebih penting dari harta dan nyawa Zel." goda Zayyan.

"Lebih tepatnya Maclo itu harta dan nyawa buat kesejahteraan kehidupan gua dini dan nanti." cerita Zizel membuat yang lain tertawa, Maclo sudah menajamkan mata.

"Udah kek jaminan asuransi lo Clo." ledek Zayyan.

"Jijel sayang Maclo?" goda Algis.

Zizel menggeleng lucu dan terakhir menghela napas gusar ketika kembali mengingat matematika yang belum ia kerjakan.

"Gua ke kelas duluan mau ngerjain pr." Zizel melambaikan tangan pada lima cowok disana sebelum menyeret tas ke kelas duluan.

Maclo menarik tangannya lalu memeluk di depan parkiran. "Maclo lo sehatkan? Maaf kalau gua balas meluk lo nggak tulus soalnya gua lagi nggak kepengen apa-apa." Zizel membalas pelukan itu terpaksa.

Beberapa murid perempuan terpekik tertahan melihat gerakan cepat Maclo seperti barusan. Belvi maupun Luvena menutup mulut, selama Maclo pacaran dengan beberapa cewek disini tak pernah seperti itu.

Tapi Luvena tau apa alasan dari ke posesifan seorang Maclo, karena mereka suami istri itu jawabannya.

"Omg! Lihat Luv, seumur-umur sekolah disini baru sekali lihat Maclo yang sebucin itu pleaseee." heboh Belvi.

MACLO [ SEGERA TERBIT ]Where stories live. Discover now