{ MACLO 45 }

34.4K 4.8K 1.7K
                                    

Notes: Jangan lupa vote dan komen yang banyak yaaa, makasihhh.



Zizel bergumam dalam tidurnya, ketika akan berbalik arah terasa sebuah tangan mengusap perutnya. Lehernya terasa hangat seperti hembusan napas seseorang dibelakangnya.

Dengan malas Zizel membuka mata lalu menoleh sedikit mendapati Maclo sudah berada di belakang dengan memeluk erat.

"MACLO!" jerit Zizel.

Maclo malah semakin mengeratkan pelukannya, menarik pelan pinggang Zizel agar mereka semakin menempel. Nyaman sekali memeluk Zizel.

"Aishhh Maclo bangun pengap!" omel Zizel. Tak ada pilihan lain, Zizel menghirup napas dan langsung mendorong Maclo dengan badannya sampai terguling dari ranjang.

"Akh!" ringis Maclo ketika terduduk di lantai. "Zel kamu jahat banget ya!" geram Maclo berdiri mengusap bokong.

Zizel mengerucutkan bibir merasa bersalah, "Maafin aku Maclo, kamu lagian meluk aku erat banget jadinya pengap." cicit Zizel menunduk memainkan jarinya.

Maclo tersenyum dan kembali naik ke kasur menangkup pipi Zizel lalu mencium kening, dua pipi, dan bibir Zizel sekilas. Zizel merasa pipinya panas kala bangun tidur dicium Maclo.

"Manis banget pipinya jadi pengen cium lagi." Maclo menarik tubuh Zizel, hingga terduduk di pangkuannya.

"Kamu beratan ya Zel sekarang, dulu enteng banget." goda Maclo mengedus leher Zizel yang kegelian.

"Gimana sih! Kan ada baby twins-nya. Dulu nggak ada, yaudah aku duduk di kasur aja kasihan Maclo keberatan." Zizel hendak berpindah ke kasur namun Maclo melingkar kedua tangan di pinggang Zizel dan menempelkan dagu di bahu beraroma strawberry ini.

"Aku bercanda smotchie..." ujar Maclo dengan suara serak dan mencubit hidung Zizel gemas.

"Maclo sakit nyubit nya kekencengan!" Zizel menurunkan tangan Maclo.

"Aku-nya gemes yang." Maclo mengusap perut Zizel dan memiringkan kepala, "Pasti anak-anak ayah gemes juga ya sama bundanya? Iyaaa ayah." Maclo mengajak ngomong calon anaknya dan menjawab dengan suara dibuat-buat.

Maclo mengangkat kepala melihat Zizel yang mengulum senyum, "Tuh yang, anak kita aja ngakuin kamu gemes." Maclo menarik dagu Zizel, berhasil mengecup bibir pink itu lagi.

Zizel menyembunyikan wajah di dada Maclo karena malu, Maclo terkekeh mengelus satu pipi Zizel dengan punggung tangannya.

"Maclo katanya temen-temen mau kesini kok belum dateng juga padahal udah jam 7 malem?" Zizel mendongak mengusap jakun Maclo yang naik turun ketika menelan ludah.

"Oh iya ya yang. Bentar aku lihat grup dulu." Maclo mengambil hpnya dibawa bantal dan mengetik pesan sembari memangku Zizel yang melihat layar hpnya.

"Foto aku wallpaper whatsapp kamu? Kamu bucin aku banget ya Maclo?" Zizel menengadah menyandarkan kepala di dada Maclo.

"Dari aku jaman ingusan udah bucinin kamu yang." Maclo kembali menidurkan Zizel di kasur, Zizel berdegup kala wajah Maclo berada tepat di atasnya.

Maclo tak melihat Zizel, cowok tampan berumur 24 tahun itu mengetik sesuatu di hpnya. Pergerakan Maclo tak luput dari pandangan Zizel yang kagum dengan visual suaminya.

"Jangan ngelihatin aku mulu yang nanti kamu makin naksir." suara Maclo menyadarkan Zizel.

"Anak cewek kita bakal suka kamu juga gak ya Clo? Pasti dia pas lihat kamu bilang; ayah athu anteng anet. Sambil senyum manja." Zizel membayangkan bagaimana reaksi anaknya.

MACLO [ SEGERA TERBIT ]Where stories live. Discover now