Bab 4

264 21 0
                                    

Alih-alih menuju pantry ketika ia melangkah keluar dari kamarnya

¡Ay! Esta imagen no sigue nuestras pautas de contenido. Para continuar la publicación, intente quitarla o subir otra.

Alih-alih menuju pantry ketika ia melangkah keluar dari kamarnya. Noura justru sempat tercenung saat melihat jendela apartemen tersebut masih tertutup tirai. Pasalnya, ia yakin ini sudah terlalu siang untuk Rami membukanya.

Biasanya, seperti sudah jadi rutinitas hariannya. Begitu terbagun dari tidurnya, hal yang dilakukan Rami pertama kali adalah membuka tirai dengan paduan warna cokelat dan hijau tersebut atau bisa disamakan dengan warna zaitun. Tujuannya tentu saja ia ingin agar apartemennya penuh dengan cahaya. Lagi pula, pemandangan Kota Bandung di pagi hari sayang untuk dilewatkan.

Tapi, pagi ini sedikit berbeda. Apartemen ini terasa lengang saat ia menyadari hanya ada dirinya di tempat itu. Ketika tirai masih menutupi cahaya matahari masuk ke dalam ruangan tersebut. Itu artinya memang tidak ada tanda-tanda kehadiran orang lain.

Noura menarik napas dalam-dalam dan menghembuskannya perlahan. Berat. Ia melipat kedua bibirnya, menekannya menjadi satu garis lurus.

Ini adalah kali kesekian dalam tiga pekan, pria itu tidak pulang ke apartemennya. Well, sebenarnya Noura sendiri tidak tahu persisnya pria itu pulang atau tidak. Hanya saja ketika ia terbangun setiap pagi dan akan menuju pantry untuk mengambil botol air mineral, tirai pada jendela besar tersebut biasanya sudah terbuka. Yang mana artinya seseorang melakukan itu—membuka tirai—setiap harinya.

Perempuan itu dapat menyimpulkan satu hal sekarang. Setelah lebih dari sepekan ia menumpang tinggal di apartemen milik Rami dan sang pemilik kerap kali tidak ada di tempatnya. Itu artinya Rami memang sedang menghindarinya.

Terkadang kalaupun Rami pulang, pun hanya dalam hitungan jam pria itu akan menghilang lagi. Tanpa pamit. Tanpa Noura tahu akan kemana.

Ingin sekali Noura bertanya, mengapa pria itu menjauhinya. Bersikap dingin. Acuh seolah Noura tak ada. Oke, kalau alasannya adalah karena Rami sedang mengejar perempuan lain. Tapi, setidaknya bisakah pria itu bersikap lebih menghargainya?

Keberadaannya saat ini juga—menumpang tinggal—bukan sepenuhnya adalah gagasannya. Ia bahkan tidak menyangka jika Eleanis mencetuskan ide seperti ini. Selain untuk mengamankan dirinya dari hal yang tidak diinginkan. Tawaran tersebut sangat sayang untuk dilewatkan. Terlebih baginya yang ingin kembali memperbaiki hubungannya dengan Rami.

Tapi, sepertinya untuk saat ini Noura harus bisa lebih bersabar lagi. Yang ia hadapi adalah manusia batu. Ia kenal Rami, jika memiliki satu keinginan pria itu akan mati-matian memperjuangkannya. Tapi, hanya jika sesuatu itu memungkinkan.

Kemungkinannya bisa 50:50, tentu saja itu semua kembali pada Noura. Bagaimana ia bisa mempengaruhi Diola. Si kepala batu itu. Jika batu dan batu di pertemukan, apakah akan berhasil?

Memang ia akui dirinya picik. Sudah lah, ia tidak peduli sama sekali seperti apa dirinya. Penilaian baik dan buruk tentangnya. Jelasnya, kali ini Noura tidak ingin lagi melakukan sesuatu yang bodoh. Ia mencintai Rami, masih. Dan pria itu, tidak akan semudah itu berpaling darinya.

AFTERTASTE ☑️Donde viven las historias. Descúbrelo ahora