54

1.3K 251 73
                                    


Benteng tak terbatas itu roboh seketika. Puing-puing kayunya berserakan dimana-mana. Beberapa pemburu iblis juga terjatuh, namun tak mengalami luka yg serius.

Tanjiro sempat pingsan sejenak, namun Giyuu membangunkannya untuk waspada.

" Mu-muzan! Dimana dia?! " Tanjiro ngos-ngosan, ia kalap mencari keberadaan raja iblis tersebut yg lenyap dari pandangannya.

Mengandalkan penciuman tajamnya, ia pun akhirnya menangkap bau busuk dari balik reruntuhan kayu. Tanjiro segera bangkit dan mempersiapkan pedangnya. Lalu, ia tersadar akan sesuatu.

' (Y/n)? (Y/n)! Dimana dia?! Tadi jaraknya sangat dekat dengan Muzan, jangan-jangan?! '

Atensinya kembali fokus pada reruntuhan itu. Lalu, suara debuman kembali terdengar. Tentakel-tentakel milik Muzan, menghempaskan kayu-kayu tersebut. Namun, tidak ada jejak keberadaan gadis itu.

Serangan kembali dilanjutkan, tentakel Muzan menyerang dengan kecepatan yg dasyat.

Tanjiro dan yang lain langsung menghindar dan memotong. Kyojuro beberapa kali mencoba memendekkan jarak antara dirinya dengan Muzan, namun tak berhasil. Yang ada hanya ia terkena sayatan dari tentakel itu. Giyuu maju dan melindunginya.

" Jangan gegabah! Rengoku! "

" Umu! Maaf, Tomioka! "

Tanjiro juga merasa kesusahan lantaran serangan Muzan yg tak main-main. Terlebih lagi, mereka juga kekurangan orang.

Muzan menatap rendah kearah mereka.

" Hmh. Teruslah menggeliat seperti belatung. " Ujarnya ketus.

Tak hanya menyerang para pilar, namun ia juga menyerang anggota lainnya yg levelnya benar-benar sangat tidak sepadan. Mitsuri dengan cepat menangkis, berusaha melindungi anggota lainnya.

" Kalian! Cepatlah pergi! Ini berbahaya! " Pekiknya.

Namun naas, tentakel itu menyayat pinggang serta kaki Mitsuri hingga terluka lebar. Ia meringis kesakitan. Mitsuri kehilangan keseimbangannya, Obanai berteriak kalap. Berusaha menolong, namun jarak antara ia dan pujaan hatinya begitu jauh, terlebih tentakel sialan ini menghalangi jalannya.

" KANROJI! "

Dentingan pedang terdengar nyaring. Kilat cahaya bewarna kuning menutupi pandangan gadis berambut mochi.

" U-uh? Shion-chan?! " Serunya kaget.

Shion berdiri tegak dihadapannya dengan pedang yg menahan serangan si jin toyib.

" Kau baik-baik saja, Mitsuri-san? "

Mitsuri mengangguk.

" Iya! Terima kasih banyak! "

Shion tersenyum, ia menghempaskan pedangnya dan memotong tentakel itu.

" Hey, kalian! " Pekiknya kepada anggota iblis dan lainnya beserta para kakushi.

" Obati Mitsuri-san dan segera menjauh dari sini! "

" Baik, Shion-san! " Mereka memberi hormat dan pergi.

Namun, Mitsuri menolaknya. " A-aku masih bisa bertarung! Aku bisa melakukannya! Aku gak ingin ada yg terluka! "

Shion kembali mengulas senyum. " Tidak apa-apa. Kami akan baik-baik saja, beristirahat saja dulu. Nanti, kalau kami kewalahan, kami akan mengandalkanmu, pilar cinta! "

Mata Mitsuri melebar kala mendengar perkataan Shion. Ia pun manut, agar segera di obati. Merasa sang pilar cinta telah aman, ia segera melesat laju untuk melawan Muzan.

Kimetsu No Yaiba : In Another WorldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang