49

1.7K 275 89
                                    

" Yosh! Tanjiro, kau sudah bisa ketempat pelatihan berikutnya! "

Mata pemuda bersurai anggur itu membola.

" Ha'i? "

Sedangkan sang pilar yg merupakan pelatihnya hanya terkekeh melihat ekspresi pemuda itu yg seketika nge-lag.

" Sudah kubilang, kau bisa melanjutkan pelatihanmu. Kau lulus, Tanjiro. Kau telah berusaha keras, selamat! "

Wajah nya yang penuh akan keringat seketika berseri-seri. Tampak cahaya ilahi yg terpancar dari wajah eloknya yg merasa gembira.

" Syukurlah! Terima kasih banyak, (Y/n)! Itu semua karna kau selalu melatihku dengan sekuat tenaga, aku benar-benar bersykur! " Ia bercuap sambil mengepalkan kedua tangannya, menandakan betapa bahagianya ia sekarang.

Gadis itu mengulas senyum.

" Kau benar, terima kasih kembali, Tanjiro. Semoga di tempat pelatihan berikutnya, kau juga tak kalah semangat! "

Tanjiro mengangguk kuat. Sebelum ia pergi, Tanjiro seakan teringat sesuatu, lalu ia berbalik ke arah (Y/n).

Tepukan halus nan menggemaskan turun pada surai (E/C) itu. Sang pelaku-- Tanjiro hanya tersenyum hangat. (Y/n) menengadah, tidak mengerti apa maksudnya. Merasa bahwa Tanjiro berusaha menyemangatinya, (Y/n) ikut tersenyum.

" (Y/n) pun juga, harus semangat! " 

(Y/n) mengangguk, " Tentu saja. "

Usai mengucapkan kata-kata yg ingin diucapkan, Tanjiro segera berkemas dan langsung pergi ke tempat pelatihan berikutnya.

Sedangkan para kisatsutai lain yang tengah kelelahan (sekarat) merasa iri dengan Tanjiro yg sudah bisa keluar dari neraka ini. Mengerti maksud dari tatapan murid-muridnya, (Y/n) tersenyum dengan gelora aura menyeramkan.

" Aku tahu, kalian ingin segera keluar dari sini. Makannya, berlatih dengan keras lagi. Lagian, kalau kalian bisa keluar dari sini pun, kalian akan memasuki neraka lagi. Jadi tidak bedanya. Menurut sajalah. " Tuturnya dengan ekspresi manis. 

Tentu, para kisatsutai ini tidak sebodoh itu, mereka tahu maksudnya adalah " jangan bermalas-malasan, kalian itu hanyalah beban yg hanya akan segera mati " Serem ya ges.

" Kita lanjutkan pelatihannya! Segera bersiap! "

Teriakan lantang gadis itu mampu membuat para pria kekar menjadi tidak berdaya hingga lari tunggang-langgang.

.

.

.

Seminggu lebih telah berlalu, selain melatih, (Y/n) juga ikut memantau kinerja Tamayo dan Shinobu dalam membuat racun dengan pengembangan dari darahnya yg kemungkinan besar bisa menjadi senjata untuk melawan Muzan nantinya. Tak lupa juga, ia memantau kondisi Oyakata-sama. Untuk tentang penyakitnya, sudah ia diskusikan dengan Yuuki.

Melalui teknik ke- 3 nya, serta dengan kekuatan ajaib dari Yuuki, kemungkinan tinggi penyakit Kagaya dapat disembuhkan. Bahkan saat ini juga dapat dilakukan. Tapi, (Y/n) memilih untuk mengundur sementara. Tujuannya yaitu memancing Muzan dan agar Muzan tidak mencurigai apapun nantinya.

Secara garis besar, persiapan semuanya sudah matang. Tinggal sentuhan terakhir, yaitu... 

" (Y/n). " 

Gadis itu menoleh, atensinya teralihkan pada pemuda bermanik honeybrown itu.

" Ada apa, Yuuki? "

(Y/n) enggan untuk meninggalkan engawa yang bersuhu rendah, serta ditemani oleh sang rembulan dan pohon wisteria yang menjulang tinggi. Hembusan angin menerbangkan helai rambutnya secara perlahan. 

Kimetsu No Yaiba : In Another WorldWhere stories live. Discover now