31

4.1K 598 121
                                    


Tanjiro plus Zenitsu dan Inosuke, melakukan latihan khusus dengan Yuuki. Sejujurnya, ini adalah permintaan Tanjiro sendiri, awalnya Yuuki menolak karna ia beralasan sibuk (padahal dia cuman malas, brengsek emang). Tapi karna aku mengancam akan memotong b*r*ng-nya, akhirnya dia manut. Sesekali, Shion ikut bergabung dalam latihan mereka. Yah, setidaknya Yuuki punya pekerjaan yg bisa dia lakukan, daripada terus bermalas-malasan gak jelas. 

Sekarang, aku berada di kediaman Rengoku. Kenapa ? Jawabannya simpel, karna aku bosan! Sebelumnya, aku sudah mengerjakan misi yg diberikan Oyakata-sama. Tapi yah, karna aku sudah menyelesaikannya dengan secepat kilat, akhirnya aku jadi nganggur deh~

Aku membawa buah-buahan yg kubeli di pasar sebagai buah tangan. Mengunjungi orang sakit wajib bawa sesuatu kan ?

Sesampainya aku disana, aku heran karna mendengar suara ramai yg berasal dari ruangnya Kyojuro-san.

Aku menggeser fusuma itu-- Sedikit terkejut ketika melihat  seluruh para pilar yg berada disana. Ah, kecuali Giyuu. 

" Ara, (Y/n). Kau sudah kembali dari misi ? " Tanya Shinobu. Aku mengulum senyum dan mengangguk.

" (Y/n)-chan! " Mitsuri berlari dan memelukku hingga terjungkal.

" Mitsuri-san... Itu sakit tahu... " Protesku sambil mengembungkan kedua pipiku. 

" A-ah! Gomen! Gomennasai!! " Pekiknya. 

Yang lain hanya terkekeh melihat tingkah kami berdua.  Aku menyerahkan buah-buahan itu kepada Kyojuro-san.

" Padahal kau tidak perlu repot-repot, (Y/n). " Ucapnya tak enak. 

" Tidak apa-apa kok, Kyojuro-san. Lagian, saat mengunjungi orang sakit harus membawa sesuatu kan ? " Kataku sembari tersenyum.

" Geh ?! Emangnya seharus itu ?! " Uzui Tengen, atau aku memanggilnya pak tua. Dia ini... Benar-benar tak tau diri.

Aku menatapnya malas dan menoleh ke arah lain.

" Hey! Apa-apaan itu! Kenapa kau menatapku seolah-olah aku ini tidak penting! Aku dewa tahu! "

Oke, aku tarik kata-kataku bahwa dia ini pria tak tau diri. Dia ini sakit jiwa! Valid no debat!

" Itu benar, kau ini adalah seorang dewa. " 

" Hah! Akhirnya kau mengaku juga kan! " 

" Dewa sinting maksudnya... " Sambungku. 

Perempatan emosi tercetak di dahinya. Yang lain hanya tertawa melihat interaksiku dengan pak tua itu. Ah... Hubunganku dengan mereka yg berambut putih kok gak pernah akur ya ? Tidak, itu bukan salahku, itu salah mereka! Sifat mereka yg sangat tidak masuk akal! Contohnya saja si kakek codet satu itu! (Maksudnya si Sanemi) Dan ditambah dengan Oom gila ini! Wahh... Kenapa orang yg kuat itu selalu nyeleneh ya ? 

" Nee-san. " 

Suara imut nan menggemaskan itu menginstrupsiku. Aku langsung melihat ke arah orang yg memanggilku. Ya, itu Mui! Aku tidak menyangka kalau dia benar-benar memanggilku kakak! 

" Nee-san ?! " Beo semua orang. 

Mui tak menghiraukan tatapan tanya dari mereka, ia hanya berlari dan langsung memelukku bagai guling. Ia terus mendusel-dusel kepalanya. Ugh! Imut banget! 

" (Y/n), ini maksudnya apa ? " Tanya Obanai.

" Ah... Itu... " 

Sial... Aku terpaksa menjelaskannya...

• • •

" Jadi... Kau menawarinya sebagai kakak, dan dia mengizinkannya ? " Ucap Shinobu memastikan. 

Kimetsu No Yaiba : In Another WorldWhere stories live. Discover now