Part 29 - "Let's go to your room!" -

Mulai dari awal
                                    

Aku tidak ingin ini terjadi. No, im not ready. But i like the way he kisses me and the way he pleases me. I dont know what should i do. Tapi aku hanya mengikuti Luke, aku hanya diam. Dia berada di atasku sekarang, memasang wajah liciknya sambil menggigit lipringnya. Aku hanya memerhatikannya, lalu dia memegang kedua tanganku dengan kedua tangannya dan menaruhnya di atas kepalaku seperti saat tadi dia lakukan. Lalu dia menciumku lagi, lagi dan lagi. Luke is fuckboy! Sesekali dia menggigit bibirku dan aku hanya... Mendesah? Because im too enjoy it.

"Do you have rope or something like that?" Tanya Luke di tengah ciuman kami.

Aku tertawa karena apa yang akan dia lakukan jika aku punya tali? Apa yang akan dia lkukan dengan tali itu? "Nope,"

"Fuck!" Luke terdengar marah yang mana membuatku tertawa lebih keras. Karena buat apa dia marah hanya karena aku tidak punya tali? "Then, you should be quiet. Not only your sound but yourself."

"What?" Aku tidak mengerti dengan perkataannya itu. What the hell was he just said?

Luke melepaskan tanganku lalu tangannya memegang kaosku. Oh i get it!

"What? No Luke. Don't you promise me to not do this, do you?" Kataku sambil mengambil tangan Luke dan menyingkirkannya dari kaosku.

"Fuck! Do you remember when i said that you need to be quite?" Luke malah marah balik kepadaku. Dia masih berada di atasku.

"But you promise me to not do this," aku langsung berusaha untuk duduk di atas kasur. Dan Luke menyigkir dariku. Apakah tali yang dimaksudnya adalah tali untuk mengikat tanganku agar aku tidak berutak-atik then he can have a sex with me? "Luke, you can't do that! Im not that kind of girl. I am a good girl im not such a bitch like Angelina! You cant be like that to me."

Luke melihatku sambil menggigit bibir bawahnya. Dia terlihat menyesal dan bersalah. Yeah ofc, dia sudah keterlaluan. Dia tidak meresponku sama sekali dan hanya melihatku. "How many times did you fuck her?"

"But that day, you want me to fuck you?" Tanya Luke dengan wajah yang bingung dan itu sangat lucu.

"Kebawa suasana yaaa itu karena aku kebawa suasana, and i wasnt thinking straight," Jawabku. Males banget rasanya kalau Luke udah bahas saat hari itu, hari dimana Luke mencari kondom tapi kondomnya abis.

Beberapa detik suasananya terasa sangat awkward dan kami tidak ngomong sama sekali. Lalu Luke membuka mulutnya.

"I just wanna be yours," Kata Luke perlahan. Aku masih mendengarkannya, belum menjawabnya karena aku rasa dia masih punya kata-kata. "So i need to break that virgin-"

"You're mine!" Aku memotongnya sebelum dia berbicara yang aneh-aneh. "You're mine now, Luke. You can kiss me everytime you want, whenever you want. You feel free to touch me, hug me, and... Cuddle me i think." Aku mulai tertawa

Luke juga mulai tertawa. Ahh i love that smile and dimples asdfghjl. He's so cute. Nggak salah aku bangga memilikinya, aku senang akhirnya aku memilikinya.

"I love you!" Ucap Luke sambil ketawa lalu dia menghampiriku.

"I love you too!" Balasku sebelum Luke menciumku.

Kalau Luke menciumku, dia itu terlalu nafsu. Mungkin pikir dia itu "i cant fuck her but i can kiss her hard." Fuck that Luke! Bibirku di mainkan oleh Luke, jadi gantian. Biasanya aku yang memainkan bibirnya terutama lip ring nya tapi sekarang Luke yang memainkan bibirku. Terkadang, dia menjilat bibirku atau menggigit bibirku. What a fuckboy!

Tanganku hanya memegang bagian lehernya dan rambutnya. Seperti biasa aku memainkan rambutnya itu. Luke terlalu keras dalam menciumku hingga tubuhku terjantuh dan kembali dalam posisi tiduran dan Luke berada di atasku lagi.

Everything I Didn't SayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang