23➶. Akhir Segalanya

705 51 49
                                    

Note: Saya saranin lagi di pertengahan cerita kalian dengerin lagu "remember you omnichord / lagu sad lainnya" biar feel-nya kerasa

.
.
.

Tangan kekar mengusap setiap air bening yang menitik di ekor mata biru laut.

"Jangan menangis. Apa kau tidak malu dengan adikmu?" Ucap Yuno mencium helai rambut Gilbert.

"Otou-san berjanjilah kepadaku, untuk tetap berada di sampingku sampai aku tumbuh besar nanti..." Lirih Gilbert memberikan jari kelingkingnya.

"Janji kan?..." Ulangnya lagi.

Yuno terpekik. Menatap putra kecilnya dengan mata sedikit berkaca-kaca.

"Ya, aku janji." Sahutnya menyangkutkan jari kelingkingnya ke jari kelingking Gilbert. Begitu kecil dari milik Yuno.

"Padahal kita baru saja bertemu, tetapi kenapa tuhan membuat kita jauh lagi?" Batin Yuno sambil mengelus surai hitam Gilbert.

~

melamun di belakang teras rumah sambil duduk di atas kursi rodanya. Menikmati angin sore, serta memandangi bunga mawar yang terletak di dekat pagar. Begitu banyak dan subur.

Pria itu teringat pertama kali bertemu dengan (y/n). "Itu konyol..." Gumam Yuno tersenyum kecil.

Dernyitan langkahan kaki terdengar mendekatinya.
"Kau tidak istirahat?" Tanya (y/n) menghampiri Yuno dan ikut duduk di sampingnya, mengambil satu kursi empuk di dekat pintu teras.

"Aku tidak ingin..." Balasnya menatap sang istri lesuh.

"Kita ke kamar, ya?" Tawar (y/n) mulai panik dan cemas.

Yuno menggeleng kecil, Pria itu justru menyenderkan kepalanya di pundak (y/n) yang duduk di sebelahnya.

"Biarkan aku seperti ini, sebentar saja." Gumam Yuno.

Keheningan menyelimuti keduanya. Memejamkan mata, mencoba untuk membiarkan angin berhembus di wajahnya.

"Seminggu lagi sudah musim salju, ya?" Tanya Yuno membuka obrolan.

"Kau benar." Sahut (y/n) menatap banyaknya bunga sakura yang mulai berjatuhan.

"Aku punya hadiah untukmu." Ucapnya menatap kedua manik biru yang berada di sampingnya.

"Pergilah ke taman dekat kantorku, di saat salju sudah turun." Sambungnya. (y/n) hanya diam, dan membalasnya dengan senyuman manis di wajahnya.

"Aku harap, natal kali ini akan menjadi natal yang sepesial untukku..." Gumam (y/n) kembali menatap ke atas pohon sakura.

"Apapun harinya, itu akan jadi hari yang spesial ketika aku bersamamu."

Yuno tersenyum memandang senja, dan itu malah membuat (y/n) menangis. Air matanya meleleh perlahan-lahan, ia menunduk, menyembunyikan wajahnya yang terlihat sangat menyedihkan.

(y/n) tidak ingin menangis, ia tidak mau merusak hari ini. Wanita itu ingin mengenang saat-saat yang berharga bersama Yuno.

"Langit malam ini sangat indah, ya?" Ujar (y/n) setelah menghapus air matanya dengan kasar.

"Kau benar."

"Aku tidak tau besok masih bisa melihat langit malam atau tidak..." Gumam Yuno tersenyum lebar.

(y/n) terdiam, tenggorokannya merasa tercekat batu besar karena menahan tangisnya. Lagi-lagi ia tidak kuat untuk menahan air matanya, dan akhirnya ia menangis dalam diam, mencoba agar Yuno tidak mendengar isakannya.

"Tidurlah yang nyenyak, Yuno..." Ucap (y/n) mengecup puncak rambut Yuno.
"Aku akan membangunkanmu nanti."

Wanita itu terus bertahan pada posisinya yang menahan beban kepala Yuno di pundaknya, sampai beberapa menit kemudian malam mulai menyelimuti langit dan pria yang sedang tertidur di pundak (y/n) masih belum membuka matanya sampai saat ini.

"Sayang, kenapa tidak kau bawa saja Yuno kedalam?"

Lalu kesadaran (y/n) teralihkan pada suara ikemen yang berada di belakangnya.

"Dia sudah tertidur, aku tidak tega untuk membangunkannya..." Balas sang istri menatap wajah pucat Yuno.

"Tetapi ini sudah malam, angin malam tidak bagus untuk kesehatan Yuno." Kata Felix menghampiri mereka berdua.

(y/n) mengangguk dan mencoba untuk membantu Felix membangunkan Yuno.

"Tubuh Yuno dingin..." Gunam Felix menatap (y/n).

Mereka berdua mulai was-was karena melihat Yuno yang masih tidak bisa untuk dibangunkan.

Felix lalu mengulurkan satu telunjuknya ke bawah hidung Yuno.

"Apa yang terjadi?..." Gumam (y/n) yang terlihat panik.

Jantung Felix mulai berdegup kencang. Ia berusaha untuk merasakannya kembali namun hasilnya sama.

"Nafasnya..." Ucapan Felix tidak ia lanjutkan.

"Kenapa?... FELIX KENAPA?!" Gadis itu berusaha untuk menyingkirkan segala pikiran buruk yang bersarang di pikirannya.

"Y-yuno sudah tiada..."

(y/n) membelalak lebar, tangannya bergetar hebat.

"Kau bercanda, kan?" Tanya (y/n) mengguncang kedua pundak Felix. Pria itu menggeleng, liquid bening mulai turun dari dagunya.

"Yuno pasti hanya kelelahan..., ya benar! Kelelahan dan akhirnya tertidur, kan?!..." Elak (y/n) seperti orang gila.

(y/n) tak bisa menolak dan memungkiri lagi.. Yuno lelah. Sekuat apapun dia, pria itu tetaplah dapat merasakan lelah. Dan malam ini, Yuno sudah tidak dapat lagi merasakan lelah, rasa lelah yang tak dapat lagi di bendung.

(y/n) memeluk tubuh rapuh Yuno, sembari masih menangis deras.

"Aku sudah memenuhi permintaanmu.." Ucap (y/n) terisak hebat, "Jadi, ayo bangunlah!"

Yuno telah beristirahat, ia telah tertidur, mengistirahatkan rasa lelahnya.

"Aku sangat mencintaimu, suamiku. Kenanglah aku." -(y/n) Eucliffe
.
.
.
TBC

Bentar lagi end, cepet banget ಥ‿ಥ
ini end yang kalian mau kan? sksk

//Plakk

𝐃𝐢𝐬𝐠𝐮𝐬𝐭𝐢𝐧𝐠 (Yuno x Readers)Where stories live. Discover now