13➶

488 73 36
                                    

Kaki jenjang ditutupi rok terusan polos di atas lutut berwarna biru navy berlari ditengah sibuknya para suster, dokter, dan pasien yang berlalu lalang.

Manik birunya terlihat sedang sibuk mencari ruangan rawat yang sedang Yuno tempati. Diikuti oleh Felix yang sedang membuntuti (y/n) dari belakang.

"Tunggu sebentar, kau sedang hamil. lo!" Ucap Felix khawatir, tetapi sang gadis tidak menyahuti.

Manik biru laut itu mengerjap ruangan yang bertulisan UGD di depannya, "Itu dia!" Gumam (y/n) menghampiri pintu tersebut dan tanpa pikir panjang ia mendobraknya "Yuno!" Teriak (y/n) sambil mengatur nafasnya.

Yuno menoleh, diikuti oleh Juvia.
(y/n) menerjang tubuh Yuno dan memeluknya begitu erat, Rasanya sedikit legah melihat sang suami yang ternyata sudah siuman.

"Syukurlah..." Ucap (y/n) yang masih memeluk Yuno, sambil menangis di pundaknya.

"Maafkan aku... Maafkan aku karena terlambat datang kesini."

Felix lalu menyahuti, "Aku turut senang." Ia menatap Yuno dengan iris sayu.

Juvia hanya terdiam melihat (y/n) yang sedari tadi masih memeluk Yuno dengan sangat erat. Yuno terlihat kebingungan.

"Maaf, kau siapa?..." Tanya Yuno linglung.

(y/n) yang terkejut mendengar hal itu langsung melepaskan pelukannya, "Kau bercanda bukan?..." Balas
(y/n) bertanya dengan nada gemetar.

"Tidak. Aku benar-benar tidak mengenal kalian." Sambungnya menggelengkan kepala.

"Hey ayolah, ini bukan waktunya untuk bercanda, Yuno!" Sahut Felix memutar matanya. Satu alis Yuno terangkat menandakan bingung dan tidak menyahuti perkataan Felix.

"Aku (y/n), istrimu!..." Ucapnya dengan lantang, kini ia mulai berkeringat dingin mendengar perkataan yang Yuno ucapkan tadi.

"Istri?..." Tanyanya tidak yakin. "Maaf sebelumnya, aku tidak ingat sama sekali jika kita pernah menikah sebelumnya."

"Apa yang kau bicarakan?!" Seru Felix. (y/n) hanya menatap Yuno tanpa mengeluarkan sepatah katapun.

"Jangan-jangan...-"

"Dan kata dia, aku adalah tunangannya." Sambung Yuno menunjuk Juvia yang berada di belakangnya.

"J-Juvia-chan?..."

Juvia hanya diam dan menatap kebawah sambil memegangi pergelangan tangannya.

(y/n) makin memundurkan dirinya, menutupi mulut dengan kedua tangannya. Ia sudah tidak bisa berkata-kata dengan apa yang sudah diucapkan oleh suaminya sendiri.

"Kau sudah berjanji jika aku sudah melahirkan anak kita nanti, kau akan mengajakku berkeliling bersama-sama!-" Ucapnya gemetar,

"Dengan keluarga kecil kita nanti..." Sambungnya dengan nada yang makin memudar.

liquid bening mulai menetes dikedua pipinya. Ia hanya bisa menangis di dada bidang milik Felix. "Sudahlah... Jangan menangis."

"Juvia, apa yang kau lakukan?!" Tanya Felix penuh dengan amarah.

"Maaf..." Gumam Juvia yang masih tertunduk.

Tanpa pikir panjang, gadis bersurai blonde itu menghampiri Juvia, menggenggam erat pergelangan tangannya sendiri dengan penuh emosi.

Tamparan mendarat dengan sangat keras di bagian sisi pipi kiri Juvia, dan meninggalkan jejak lebam merah di sana.

"A-apa yang kau lakukan?!" Pekik Yuno sedikit panik.

Gadis itu menarik kerah baju yang digunakan oleh Juvia dengan kedua tangannya yang sudah gemetar.

"Aku tidak percaya jika orang yang sudah aku percayai ternyata menghianatiku dari belakang..." Ucap (y/n), Matanya sudah dibuat panas karena emosi dan juga tangisan yang masih (y/n) keluarkan saat ini.

𝐃𝐢𝐬𝐠𝐮𝐬𝐭𝐢𝐧𝐠 (Yuno x Readers)Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt