2➶

1K 143 11
                                    

Pagi mulai menampakkan dirinya. Kini, Matahari sudah muncul dan langit mulai mengganti warna.
(y/n) terbangun dan mencoba untuk meregangkan otot-ototnya yang terasa pegal, tetapi..

"Huek!"

Sang suami terbangun mendengar suara mualan dari arah sebelahnya. "(y/n), apa yang terjadi?!" Tanya Yuno panik.

Kedua tangan (y/n) mencoba untuk menutupi mulutnya, ia berusaha agar tidak memuntahkan isi didalam perutnya. dan juga Yuno mencoba untuk memijit belakang leher sang istri.

"Kau kenapa?! apa kau tidak enak badan?!"

(y/n) hanya menggeleng, matanya kini mulai memanas, ia hampir menangis menahan mual diperutnya. "Aku... Aku tidak apa" Balasnya. "Aku ingin muntah!"

Yuno makin panik, ia dengan cepat bergegas menggendong (y/n) dan membawanya kedalam mobil dan pergi kerumah sakit.

...........

Sesampainya disana, Yuno turun dari mobil sambil menggendong sang istri, ia lari masuk dan mencari salah satu dokter disana.

"Dokter!, tolong periksa istriku!" Ucap Yuno panik.

"Baik, silahkan bapak langsung masuk saja." Pintah dokter tersebut.

Dokter tersebut memperiksa (y/n) menggunakan stetoskop terlebih dahulu dan mencoba untuk memperiksa perut (y/n) menggunakan alat USG.

"Selamat, istri bapak hamil. Kandungannya saat ini sudah berumur 1bulan"

Yuno hanya cengo. "Ha?"

"Iya hamil, Apa bapak tidak sadar jika istri bapak menunjukkan tanda-tanda kehamilan?" Kata sang Dokter.

"Eh..." Ucap (y/n) melongo.

oOoOo

Sesampainya dirumah, Mereka dibuat kebingungan dikarenakan (y/n) pertama kalinya dibuat mual.

"Kenapa aku baru mual sekarang?" Tanya (y/n) bingung.

Yuno hanya menggeleng, ia tidak begitu memperdulikan hal itu. Yang terpenting sekarang dia sangat bahagia, melebihi apapun.

Yuno duduk dan menarik (y/n) kepangkuannya dan meletakkan kepalanya diceruk leher (y/n) dan memeluknya dari arah belakang. Tubuh (y/n) terasa kecil dan hangat baginya, Yuno menyukai itu.

"Sebentar lagi aku akan menjadi ayah, ya?" Gumam Yuno tersenyum dengan pandangan sayu.

"Tentu saja" Balas (y/n) menatap perutnya yang lama-kelamaan akan membuncit.

"Terimakasih, sudah mau menjadikanku seorang ayah."

Sebuah ukiran senyum menghiasi wajah (y/n). ia bisa merasakan telapak tangan milik Yuno yang lebar dan lebih besar darinya mengelus perutnya.

"Kalian berdua..." Bisik Yuno pelan tepat ditelinga sang istri, "-Milikku."

Tiba-tiba, sebuah telfon bergetar dari arah saku (y/n). ia bergegas mengangkat tefon tersebut, Disitu tertera nama Noelle.

"Tunggu sebentar, Noelle menelfon." Katanya.

"Mengganggu saja." Batin Yuno sedih.
.
.
.
.
.
"Moshi-Moshi"

"Tumben sekali kau menelfonku, ada apa?" Tanya (y/n) penasaran.

"Kau taukan, bulan depan aku akan melahirkan."

"Tentu aku tau itu, memang kenapa?"

"A-Aku... Aku takut dengan persalinan! Bagaimana ini?!" Ucap Noelle dari sana berteriak. "Bisakah jika aku hanya tidur, lalu bayi itu keluar dengan sendirinya saja tanpa ada rasa sakit apapun?!"

(y/n) hanya tertawa, "Kau yang benar saja" gerutunya.
"Oh iya, apa kau tau?"

"Tau apa?"

"Aku hamil!" Ucap (y/n) spontan.

Noelle yang mendengar hal itu seketika terdiam.

"BENARKAH?!" teriak Noelle tidak percaya.

"Mana mungkin aku berbohong, kandungannya kini sudah berumur 1bulan"

"Kenapa aku baru tau akan hal itu?! Baiklah besok aku dan Asta akan mampir kesana!" Kata Noelle dengan nada girangnya.

"Aku akan tunggu besok, babay!"

(y/n) menutup sambungannya. Yuno lalu berjalan menghampiri (y/n), ia mencoba mendekati sang istri yang baru saja selesai dengan aktifitas telfonnya. Ia memeluk sang istri dari belakang.

"Yuno?"

(y/n) hanya diam dan membiarkan Yuno. Ia bisa merasakan tengkuknya yang terasa hangat karena nafas Yuno.

"Kenapa lama sekali?" Ia melepaskan pelukannya dan mengelus puncak kepala (y/n).

"Tidak sampa setengah jam, lo!" Ucap (y/n) sambil menutup ponselnya.

"Ngomong-ngomong, besok Asta dan Noelle akan mampir kesini" Ucapnya.

"Tumben sekali?"

"Hahaha, mereka mungkin ingin menjenguk calon anak kita" Balas sang istri. tiba-tiba saja terdengar suara gemuru dari arah perut (y/n).

"Kurasa aku lapar, hehehe..." Katanya.

"Kau duduklah, biarkan aku yang memasak kali ini." Pintah Yuno.

"Ehh... Tidak usah, aku bisa melakukannya sendi-" Ucapan (y/n) terpotong.

"Demi anak kita." Bantah Yuno.

"Yasudah deh, terserah kau saja." Balasnya pasrah.
.
.
.
TBC

buat kalian yang bingung kayak ...
"lah kok gada adegan itunya..??" masalahnya author bingung nanti mbak yeen bakal pake gaya apa, jadi gausah dah mweheheh🌚👉👈

𝐃𝐢𝐬𝐠𝐮𝐬𝐭𝐢𝐧𝐠 (Yuno x Readers)Where stories live. Discover now