11➶

555 83 24
                                    

Jemari (y/n) mengusap air yang menetes menuruni dagunya. (y/n) turut mengambil handuk dan mengusap pelan wajahnya yang basah. Rasa lembab dari air panas masih tersisa.

"Tunggu sebentar, dimana Kimonoku?" Gumam (y/n) mencari Kimononya untuk melihat kembang api nanti.

Ia terus menerus mencari kimono tersebut tetapi masih belum ketemu. (y/n) sejenak menghela nafas, bersamaan dengan pintu kamarnya yang terbuka.

Terlihat, Yuno membawakan kimono (y/n) ditangannya. "Kau mencari ini?"

Terlihat pipi (y/n) sedikit kembali memerah karena kedatangan Yuno kemari.
"Itu punyaku, kan?" Tanya (y/n) memastikan.

Yuno mengunci pintu kamarnya dan menghampiri (y/n) mengembalikan kimono miliknya, "Pakailah kimono ini dulu." Balas Yuno menatap seluruh badan (y/n) yang setengah telanjang.

"K-kenapa kau memandangiku begitu?..." Gumam (y/n) sedikit malu.

"Padahal kita sudah menikah, lo!" Ucap Yuno menghembuskan nafasnya, "Baiklah, ganti bajulah disini."

"Didepanmu?" Tanya (y/n) sekali lagi.

"Memangnya kenapa?"

"Itu memalukan, dasar bodoh!" Pekik (y/n) kesal.

"Atau kau ingin agar aku menggantikan pakaiannya untukmu." Kata Yuno menyeringai.

"Baka! Pubermu menyusahkan-ku!" Balas (y/n) yang makin memerah.

Yuno hanya membalas dengan tawaan puas, "Jika kau tidak hamil, mungkin aku sudah memakanmu dari tadi..." Bisik Yuno tepat disebelah telinga (y/n) dan keluar meninggalkannya sendirian, kini
(y/n) merasakan merinding dan perutnya menggerutu layaknya dipenuhi oleh kupu-kupu.

"Aku tidak mau tau, ketika kita sudah kembali melihat kembang api nanti..." Ucap Yuno terhenti dari belakang pintu, "Aku akan menyantapmu."

(y/n) hanya mendecih melirik kearah pintu dengan wajah yang masih memerah.

Ia akhirnya bersiap-siap dan memakai kimononya untuk pergi melihat kembang api di alun-alun dekat sungai bersama dengan yang lainnya.

"(y/n), ayo cepat! aku dan Tristan sudah tidak sabar!" Teriak Asta melambaikan tangan sambil menggendong bayinya.

Setelah selesai, dia berlari kecil keluar dan bertemu dengan yang lainnya. Terlihat, Noelle dan Juvia juga menggunakan Kimono dengan motif yang berbeda-beda.

"Maaf telah menungguku terlalu lama."

Sementara Yuno, Asta, beserta Felix menggunakan Yukata. "Kau terlihat makin cantik jika menggunakan Kimono ini." Ucap Yuno.

"Ya, Terimakasih..." Balas (y/n) bergumam dengan ukiran senyum di wajahnya.

"Baiklah, ayo kita pergi sekarang!" Kata Noelle menepuk kedua tangannya.

.
.
.
.
.

Juvia terus menerus menatap (y/n) dari arah belakang punggungnya, pipinya sedikit bersemu merah layaknya kagum tetapi dengan tatapan tajam,

"S-sial!... dia cantik sekali, aku tidak bisa menyainginya." Batinnya, "Dia jauh lebih baik..." Juvia hanya bisa menatap kebawah dan tersenyum kecil dengan alis yang menekuk melengkung kebawah, "Yuno-san mengikutinya..." Air matanya sedikit menetes menuruni dagu dan jatuh keatas tanah, menangis sambil berjalan. Ia mencoba untuk mengusap bekas air mata itu dan menahannya agar tidak keluar lagi.

Sementara (y/n) dan Yuno sedang asik mengobrol berdua dengan candaan tawa mereka. Felix sedikit menoleh dan melirik Juvia yang berada dibelakangnya. Ia tau jika Juvia sedang menangis, tetapi Felix menghiraukannya.

"Woaahh... Ternyata ramai sekali disini!" Seru Asta berlari meninggalkan rombongannya.

"T-tunggu dulu, ayo kita pergi membeli permen kapas terlebih dahulu!" Pekik Noelle mengejar Asta.

"Ayo Yuno, kita harus mendapatkan tempat yang bagus!" Ajak (y/n) menarik lengan Yuno, "Tunggu, pelan-pelan saja jalannya!"

Tersisa Felix dan Juvia disana, sementara yang lainnya sedang asik berduaan dengan pasangannya masing-masing.

"A-anu, aku akan beli permen apel terlebih dahulu..." Kata Juvia meninggalkan Felix sendiri.

"Oh, baiklah..."

Felix mencari rerumputan ilalang yang nyaman untuk dijadikan tempat beristirahat,
"Ah... Sendirian lagi, ya?" Gumam Felix menatap kearah langit hitam dengan penuh banyaknya bintang.

"Disana saja!" Yuno hanya tersenyum melihat kelakuan gadis di depannya dan segera mengikutinya.

Setelah (y/n) dan Yuno mendapatkan tempat yang bagus, akhirnya mereka duduk di atas rumput. Diantara beberapa orang yang sedang menunggu kembang api memunculkan dirinya.

"Aku pikir kita hampir saja terlambat." Ucap (y/n) memandangi langit-langit.

"Bersiap untuk menghitung mundur?"

"Ya!" Sorakan para warga, dan mulai menghitung mundur.

"10,9,8,7,6,5-"

Saat hitungan mundur berakhir, sorakan dan gumaman terdengar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Saat hitungan mundur berakhir, sorakan dan gumaman terdengar. Semua mata memandang indahnya kembang api di malam itu.

(y/n) terlihat sangat takjub akan pemandangan yang ada di depannya sekarang, matanya menatap kembang api tersebut sambil tersenyum lebar.

"cup"

"Yuno?" Sontak, gadis itu berpaling menatap ke Yuno yang duduk di sebelahnya, laki-laki itu telah mencium pipi (y/n).

"Selamat tahun baru, (y/n)." Dia berkata dengan senyuman yang paling manis.

"Mhm! Selamat tahun baru, Yuno!" Ucapnya dengan rona merah diwajahnya.

____________________________________

"Tristan, ini kembang api pertamamu. Nak." Kata Noelle tersenyum manis menatap bayi mungilnya yang masih berada di dekapan Asta.

"Selamat tahun baru, Noelle!" Pekik Asta. Noelle lalu mengecup kening sang suami dengan tiba-tiba.
"Y-ya, Selamat tahun baru, Asta!"

Sementara Juvia berdiam diri melihat kembang api ditengah-tengah keramaian orang-orang yang sedang berjalan sambil membawa permen apelnya.

Dan juga Felix menatap kembang api sendirian, menatapnya layaknya candu. Laki-laki tersebut memejamkan matanya dan bergumam,

"Selamat tahun baru, (y/n)..."
.
.
.
TBC

Si Yuno sus mulu dari kemaren 🌚📸

𝐃𝐢𝐬𝐠𝐮𝐬𝐭𝐢𝐧𝐠 (Yuno x Readers)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang