7➶

615 83 28
                                    

"Hey, Felix. Apa kau tau jika Noelle sudah melahirkan?" Kata (y/n) sambil memangku dagunya diatas tangan.

"Oh, benarkah?! Aku jadi ingin menjenguknya..." Balas Felix menatap langit-langit atap cafe.

"Jika kau mau, ayo kita kesana bersama!"

"Yosh..."

"Aahh... Aku jadi ingin menggendong bayi." Ucap Felix memandangi (y/n) dengan penuh makna.

"Yah, sayang sekali. Bayiku lahirnya masih lama." Kata (y/n) bercanda.

"Lagipula jika lahirnya masih lama, aku masih bisa mengelusnya dari perutmu, kan?!" Seru Felix, "M-maksudku jika kau tidak keberatan, hahaha-ha...." Sambungnya dengan malu.

"Ooh, kau ingin mengelusnya?" Tanya (y/n) memastikan. "Pegang saja perutku..." Sambungnya polos.

"Benarkah?!"

"Coba saja..."

Lalu Felix mencoba untuk memegang perut (y/n) perlahan dengan penuh hati-hati. Ia merasakan jika ada kehidupan didalamnya.

"Nee..., Kau bisa merasakannya?" Tanya (y/n) dengan senyuman manisnya.

"Yaa..., ini pertama kalinya aku memegang perut ibu hamil." Katanya dengan tatapan sandu.

"Bagaimana kalau kau menikah saja?" Ucap (y/n) mengajukan solusinya.

"Aku tidak bisa." Balas Felix singkat. Ia masih tidak bisa mencintai wanita lain selain (y/n) saat ini.

"Kenapa?"

"Aku masih belum bisa membuka hati untuk wanita lain saat ini." Katanya tersenyum menatap (y/n).

oOoOo

"Alice-san, Bisakah kau beri tau aku tentang istri Yuno-san itu?" Tanya Juvia kepada Asisten Yuno yang bernama Alice.

"Untuk apa kau bertanya (y/n)-san kepadaku?" Balas Alice dengan tatapan curiga.

"A-aku hanya ingin lebih dalam mengenal (y/n)-san saja, cih..." Cibir Juvia.

"Mencurigakan..."

"Hmm.., Baiklah jika kau memaksa." Ucap Alice terpaksa, "menurutku
(y/n)-san adalah wanita berkarir yang cukup mandiri." Sambungnya memegangi dagu.

"Dia dulu sering datang kesini menjenguk Yuno-san bekerja, jadi banyak yang mengenalnya. Padahal dia tidak bekerja disini."

"Bagaimana bisa dia dikenal oleh banyak orang-orang kantor?" Tanya Juvia bingung.

"Soal itu?, dulu (y/n)-san selalu membawakan banyak makanan jika ingin datang kesini." Jawab Alice, "Dia juga selalu menghibur kami dengan lelucon konyol-nya itu." Sambungnya sedikit mengenang tingkah laku (y/n) waktu dulu.

"Jika dia datang kesini, pasti orang-orang kantor akan menyambut dan menyapa-nya dengan sangat ramah." Katanya mengayunkan tangan.

"Tetapi saat dia hamil, dia sudah tidak pernah datang kesini. Aku jadi merindukannya..."

"Oh, jadi begitu..." Batin Juvia, ia berdehem. "A-aku baru tau jika
(y/n)-san sering datang kesini."

"Baiklah, jika begitu terimakasih atas informasinya." Juvia lalu pamit pergi dan menuju ke toilet. "Mungkin aku harus menjadi seperti (y/n) agar bisa mendapatkan perhatian Yuno-san." Pikirnya.

oOoOo

"Hey, lihatlah. Bayi ini sangat lucu!" Heboh (y/n) yang sedang memandangi bayi berusia 1bulan itu.

"Siapa nama anak kalian?" Tanya Felix yang mencoba untuk menggendong bayi berkelamin laki-laki tersebut, sementara (y/n) tengah asik mencubit pelan pipi bayi tersebut.

"Aku berfikir jika akan memberi nama putraku Tristan Silva saja." Kata Noelle.

"Kenapa tidak kita namai Sano saja?!" Tanya Asta sedikit berteriak. "Baka Asta!, pilihanmu tidak menarik sama sekali!" Elak Noelle kesal.

"Tristan, ya?" Tanya Felix mengulang kembali, "Itu pilihan yang bagus." Sambungnya.

"Aku jadi ingin memiliki anak laki-laki juga...." Ucap (y/n) memanyunkan bibirnya.

"Kenapa tidak perempuan saja?" Tanya Noelle.

"Itu benar, kita jadi bisa menjodohkan anak kita nanti!" Pekik Asta.

"Jangan berteriak!" Seru Noelle menjitak kepala Asta, "Sakit..."

"Hmm..., menjodohkan, ya?" Gumam (y/n) berfikir.

"Menurutku, apapun kelaminnya. Yang terpenting bayimu bisa lahir dengan selamat." Ucap Felix sambil mengelus-ngelus kepala bayi Asta dan Noelle. (y/n) yang melihat Felix terpesona oleh sifat kedewasaan-nya.

"Mungkin, suatu saat nanti kau akan jadi ayah yang hebat. Felix..." Kata
(y/n) berasumsi.

Felix hanya membalas dengan senyuman.

"Bukankah waktu itu kau pernah bilang jika akan dijodohkan dengan Mimosa?" Sahut Noelle bertanya.

"Eehh... Itu benar!" Seru (y/n).

"Jika tidak salah, sudah 1tahun-kan kau bilang itu kepada kami?!" Tanya Asta mencoba untuk meyakinkan.

"Ah soal itu, aku membatalkan lamarannya." Balas Felix berkeringat.

"EHH?!..." Teriak mereka bertiga.

"Jangan berteriak!" Pekik Felix dengan nada sedikit pelan.

"B-benar juga..." Gumam Noelle.

"Kenapa kau batalkan?!" Tanya (y/n) mencubit lengan Felix. "Hey... Itu sakit!"

"Aku membatalkan perjodohannya karena aku tidak menyukai Mimosa." Kata Felix menaikkan pundaknya.

"Kenapa tidak kau coba dulu saja?, siapa tau perlahan kau akan menyukainya..." Saran Asta. Noelle membalas dengan anggukan.

Felix menggaruk tengkuknya yang tidak gatal, "percuma saja, hehehe."

"Itu sayang sekali, lo!. Dasar Felix..." Sahut (y/n) bergumam.

"Bagaimana bisa aku menikahi seorang gadis yang bahkan tidak aku cintai sama sekali."
.
.
.
TBC

𝐃𝐢𝐬𝐠𝐮𝐬𝐭𝐢𝐧𝐠 (Yuno x Readers)Where stories live. Discover now