8➶

627 89 90
                                    

"Sore, Felix-kun!" Sapa Noelle yang baru saja datang ke cafe milik Felix bersama dengan (y/n).

"Sore. Tumben sekali kau datang kesini bersama Noelle?" Tanya Felix menghampiri dua gadis tersebut.

"Nee, Asta dan Noelle kemarin bilang ingin mengajak kita berlibur waktu tahun baru nanti." Ucap (y/n) menjelaskan.

"Waahh... Apakah kalian mengajakku juga?" Tanyanya sekali lagi.

"Tentu saja!" Kata Noelle mengibaskan rambutnya, "Yuno juga akan ikut bersama kita!" Sahut (y/n).

"Aahh, benarkah?"

"Memangnya kita akan berlibur kemana?" Bingung Felix menatap mereka berdua.

"Hehe, kau tenang saja!" Seru (y/n) sambil mengayunkan satu tangannya, "Aku sudah memilihkan pemandian air panas yang cocok untuk kita semua." Sambung Noelle memberikan jempol.

"Pasti akan menyenangkan!"

"Tahun baru tinggal berapa hari lagi?!"

"Tristan pasti akan senang disana nanti!"

Felix lalu meninggalkan mereka berdua yang tengah asik mengobrol bersama. "Itu terserah kalian saja, aku hanya mengiyakan."

"Hey, kau mau kemana?!" Tanya (y/n).

"Melayani pembeli!"

oOoOo

"Alice, tolong berkas-berkas ini pindahkan ke ruangan Pak Direktur." Pintah Yuno yang masih sibuk dengan berkas-berkas miliknya. Ia terlihat sedikit kesulitan karena tugas milik Juvia ditanggung oleh Yuno

"Aku mempercayaimu, lo! Hahahahhaa." Ucapan Pak Direktur waktu dulu masih terngiang-ngiang dikepala Yuno.
"Duh, ini merepotkan." Gumam Yuno yang terdengar oleh Alice.

"Saya pikir, lebih baik anda sedikit tegas lagi kepada Juvia, Yuno-san." Sahut Alice sambil membantu Yuno membereskan berkas yang masih berkececeran.

"Yah, kau benar..." Kata Yuno memegangi kepala. "Tetapi Pak Direktur mempercayaiku agar aku bisa membantu Juvia mengerjakan tugas miliknya..." Sambungnya mengeluh.
"Tetapi Juvia malah semakin tidak tau diri."

"Y-ya... Anda benar." Balas Alice berkeringat. "Enak sekali jadi seperti Juvia, dia bisa berkeliaran tanpa memikirkan waktu." Batin Alice berhembus kencang. Tak lama, terdengar sebuah langkahan kaki akan datang ke ruangan milik Yuno.

"Yuno-san!..." Terlihat Juvia berlari kecil menghampiri Yuno. "Eeh, ternyata ada Alice-san disini." Sambungnya.

"Kenapa kau datang kesini lagi?!" Pekik Yuno mengusap wajahnya.

"Nee, Apakah semua tugasmu yang aku berikan sudah kau selesaikan?" Tanya Alice menyilangkan tangannya didepan dada.

"Tenang saja, akan aku kerjakan nanti." Katanya dengan alis mengkerut.

Yuno lalu sedikit membanting berkas milik Juvia diatas meja kerjanya, "Ini semua berkas milikmu. Bawalah pergi lalu kerjakan!" Ucap Yuno tanpa ekspresi, "Dan jangan ganggu aku."

"Sebanyak ini?!" Keluh Juvia sedikit kaget.

"Itu salahmu sendiri berkeliaran diwaktu jam kerja." Sahut Alice sedikit tertawa.

Juvia menghampiri Yuno dan mengambil semua berkas yang ada diatas meja. "Kerjakan dengan benar." Yuno mengingatkan.

"T-tapi... Jika aku tidak paham soal isi yang ada disini, aku bisa bertanya ke Yuno-san, bukan?" Tanya Juvia berharap.

"Tidak." Balas Yuno singkat.

"K-kenapa?!" Teriak Juvia.

"Kau bisa bertanya ke-Alice atau ke-seniormu yang lain." Ucap Yuno memangku dagunya dengan satu tangan.

"Tanya saja ke aku, jangan ke Yuno-san." Kata Alice menyeringai. Juvia terlihat kesal dan langsung pergi meninggalkan mereka berdua.

"Terimakasih, Alice. Kau sangat membantu." Ucap Yuno menatap Alice dengan tatapan bebas.

"Itu sudah kewajiban saya sebagai asisten anda." Balasnya tersenyum.

"Aku jadi bisa pulang lebih awal dan menghabiskan waktu bersama (y/n) dirumah."

"Sepertinya anda terlihat senang bisa menikahi (y/n)-san." Ucap Alice mencoba untuk menggoda Yuno.

"Kau benar, Aku jadi teringat dulu..."
.
.
.
.
.
"(y/n), ada apa dengan Felix?" Tanya Yuno sambil menyenderkan bahunya ke pintu kelas.

"Memangnya dia kenapa?" Balas
(y/n) mengangkat kepalanya dari lekukan tangan yang menyilang diatas meja.

Terlihat, (y/n) sendirian di dalam kelas. Matanya begitu sayu menahan tangis. "Dia sedang bersama gadis lain dibelakang sekolah," Kata Yuno menghampiri (y/n) dan duduk disebelahnya. "Bukankah dia itu pacar-"

Ucapan Yuno terpotong oleh (y/n). "Sekarang sudah bukan lagi!" Balas
(y/n) sedikit membentak.

"Ada apa denganmu?" Tanya Yuno yang sedikit kaget.

(y/n) tiba-tiba saja mengalihkan pandangannya, "Dia memutuskan-ku..." Matanya sedikit berkaca-kaca, yang memperlihatkan bahwa dia akan menangis. Tetapi
(y/n) masih berusaha untuk menahan tangisnya.

"Pergilah, aku ingin sendiri untuk saat ini..." Ucap (y/n) berusaha untuk mengusir Yuno yang berada di sampingnya.

"Aku akan menunggumu, sampai kau bisa menangis."

Bibir merah mudanya sedikit bergetar. Kedua tangan (y/n) mencengkram erat kedua bahu Yuno. "Kenapa kau tidak keluar?"

Yuno sejenak tertegun melihat amarah berkobar ria dimata (y/n),
"(y/n), aku hanya ingin-"

Lagi-lagi ucapan Yuno terpotong begitu (y/n) mengguncang bahunya dengan keras, "KENAPA KAU TIDAK MEMBIARKAN AKU SENDIRI DISINI, HUH?!" (y/n) terisak kuat, berteriak kepada Yuno yang terjatuh dari bangku. (y/n) tidak segan-segan memukul tubuh Yuno yang tentu saja dengan mudah kedua tangannya ditangkap oleh Yuno.

Meski Yuno meringis sakit, Ia tetap mencoba untuk meraih tubuh (y/n) kedalam pelukannya.

"Aku tau apa yang sedang kau rasakan sekarang..." Kata Yuno mengelus surai wanita itu, "Kau masih mencintai Felix, kan?" Sambungnya.

"KAU TIDAK AKAN BISA TAU, KARENA KAU TIDAK BERADA DI DALAM POSISIKU!" Pekiknya. Teriakan dan tangisan (y/n) mengundang banyak murid untuk menonton mereka berdua.

Noelle dan Mimosa pun menonton di depan pintu kelas, bahkan Felix juga ikut menonton. Mengamati Yuno yang memeluk erat tubuh (y/n).

"Biarkan aku yang akan menjadi kekasih barumu!" Kata Yuno yang mengagetkan banyak murid yang berada disana. Terutama Noelle dan Felix.

"A-apa?..." Gumam Felix membelalak.

"Bukankah Yuno yang ku kenal adalah orang yang tidak begitu memperdulikan hal disekitarnya?" Ucap Noelle. "K-kau benar..." Sahut Mimosa yang berada disampingnya.

"Sayang sekali, padahal aku sudah menaruh hati untuk Yuno-kun..."

"Aku terlambat untuk mengungkapkan perasaanku kepada Yuno-san, hiks."

"Waah... Cintaku sudah direbut oleh Yuno, dasar sialan! HAHAHHAHA..."

"Mereka cocok sekali!"

"........."

"Begitu kita lulus sekolah nanti..." Kata Yuno sedikit tergesa, "Kumohon, menikahlah denganku!"

𝐃𝐢𝐬𝐠𝐮𝐬𝐭𝐢𝐧𝐠 (Yuno x Readers)Where stories live. Discover now