17➶

469 73 14
                                    

Langkahan kaki kedua anak kecil yang terlihat sedang berjalan sambil melompat-lompat beriringan bersama-sama. Sesekali terlihat senyum di wajah kedua adik kakak itu.

"Hangat..." Gumam Gilbert dibenaknya yang kerap kali bertanya apakah tangan ayah kandungnya sehangat adiknya ini?

"Aduh!..."

Rintih Gilbert jatuh karena tidak sengaja menabrak punggung seorang pria yang sedang berdiam diri di depannya.

"Nii-chan, kau tidak apa?" Tanya Adrian mengulurkan satu tangannya kepada Gilbert, dan di terima oleh sang kakak.

"Kau tidak apa-apa?" Suara ikemen yang berada di depan mereka mencoba untuk membantu Gilbert membersihkan belakang bajunya yang terlihat sedikit kotor.

"Mhm, aku tidak apa-apa. Arigatō!" Ucap Gilbert menggaruk tengkuknya.

Pria bersurai hitam itu sedikit tertegun karena melihat wajah Gilbert. Sedikit mirip dengannya, begitu manis dan juga candu menjadi satu.

"Onii-chan, lihat!" Pekik Adrian mengarahkan jari telunjuk kepada pria yang berada di depannya, "Mirip seperti Nii-chan!"

"Oh, kau benar!" Kekeh Gilbert terlihat senang, dan di balas tawaan oleh pria tersebut

"Paman, bolehkah aku tau nama-mu?!" Tanya Adrian sedikit berbinar.

"Hahaha, kalian terlihat sangat lucu." Kata pria itu tertawa kecil.

"Yuno, namaku Yuno..."

oOoOo

Manik biru bergulir menatap jam yang terus bergerak perlahan ke arah angka enam. Sedikit kekhawatiran meraup hatinya lantaran tak biasanya kedua anak laki-lakinya pulang sesore ini.

"Okaa-san, Tadaima!" Suara nyaring terdengar dari lorong depan rumah, serta suara dernyitan gagang pintu terdengar terbuka.

"Kenapa kalian pulang terlambat?" Tanya sang ibu cemas dan langsung menghampiri kedua putranya.

Pertanyaan (y/n) membuat kedua bocah yang berada di depannya merasa senang.

"Nee, Okaa-san tau? Tadi ada orang yang mirip sekali dengan Nii-chan!" Seru Adrian melompat kecil.

"Itu benar!" Sahut sang Kakak.

(y/n) terdiam sejenak menatap anak sulungnya, "Mirip... Apanya?" Tanyanya menatap Adrian.

"Wajahnya mirip!, tetapi tidak dengan warna mata dan juga bentuk rambutnya." Balas Adrian mencoba untuk mengingat kembali.

(y/n) terkekeh dan kembali terdiam sejenak, menangkup wajah kecil Gilbert.

"Apakah Ayah kandungku juga mirip denganku?..." Gumam Gilbert sejenak menunduk mencengkeram baju yang sedang ia gunakan.

Firasat (y/n) semakin yakin siapa orang yang mereka maksudkan sedari tadi, "Apakah kalian tau namanya?"

"Okaa-san aku ingat!" Sahut Adrian mengangkat jari telunjuknya.

"Namanya paman Yuno!"

(y/n) terbelalak sedikit tidak percaya, pupil hitamnya membulat sempurna serta tersenyum manis menghiasi raut wajahnya. Ia berjalan menjauh bergegas untuk ke ruang tamu mengambil ponsel pintarnya di atas sofa. Jemari lentiknya bergulir di atas layar sentuh. Mencari nomor sang suami didalamnya.

Gilbert dan Adrian menyusul (y/n) menatap bingung dengan tingkah sang ibu, "Apa yang terjadi, Okaa-san?"

(y/n) sesekali menatap kedua anaknya itu, tangannya masih memainkan ponsel dan menaruhnya di depan telinga, mencoba untuk menunggu sambungan tersambung.

~

"Ada apa, (y/n)?"

(y/n) sedikit gemetar. "Yuno!... Aku menemukannya!"

oOoOo

Gilbert duduk di samping Adrian, di dalam sebuah mobil hitam yang di kendarai ayahnya. (y/n) mengambil inisiatif mencari Yuno bersama-sama malam ini. Gilbert serta Adrian tidak tau jika orang tua mereka sedang mencari ayah kandung Gilbert saat ini.

"Okaa-san, kenapa kita ingin mencari paman itu?" Tanya Adrian merengek kesal.

(y/n) menatapnya dari pantulan spion dan membalasnya hanya dengan senyuman mata tertutup.

"Apakah kita akan jalan-jalan?" Tanya Adrian bosan, "Atau kita akan berkemah di puncak gunung tengah malam?!"

Rengekan Adrian tidak di dengarkan lagi oleh kedua orang tuanya. Mereka masih terlihat sibuk membincangkan sesuatu yang sama sekali tidak di mengerti oleh mereka berdua.

Gilbert tidak tau jika hari ini adalah hari di mana dia dan ayah kandung yang ingin ia temui akhirnya akan terwujud. Turun dari mobil melihat kiri kanan jalan, sambil bertanya-tanya kepada seseorang di sekitar dengan poster bergambarkan wajah pria.

"Apakah kalian berdua masih ingat di mana kalian bertemu dengan orang itu tadi?" Tanya Felix sedikit membungkuk.

"Di dekat taman sana." Balas Gilbert menunjuk ke arah taman yang sedikit jauh dari tempat mereka, Berjalan bersama menghampiri taman itu sambil melihat sekitaran.

Sesekali (y/n) menggigit bibir bawahnya, ia terlihat sedikit panik sambil memegangi kain lengan milik Felix. Adrian dan Gilbert hanya membuntuti mereka dari belakang yang masih terlihat bingung.

"Yuno!!" Teriak (y/n) dan Felix di bawah sinar rembulan, mereka sudah mencari Yuno selama satu jam. Berkeliling kesana kemari tetapi hasilnya tetap nihil.

"Yuno!!!..." Teriak Felix dan (y/n) terus menerus namun tidak ada sahutan apapun.

"Felix, bagaimana ini..." (y/n) berhenti dan menundukkan kepalanya pelan sambil menutupi wajahnya menggunakan kedua tangan. Di peluknya erat oleh sang suami mencoba untuk menenangkannya. Sekarang ia benar-benar tak tau lagi harus mencari kemana pria itu.

Dengan langkah gontai kedua pasangan itu berjalan kearah halte bus, setidaknya untuk beristirahat.

(y/n) membulatkan matanya ketika melihat seorang pria yang sedang berdiri didepan halte bus itu sambil membiarkan sinar rembulan menyinari dirinya.

"Itu disana!" Pekik Adrian heboh.

Dengan cepat (y/n) berlari dan meraih pergelangan tangan pria itu.

"(y/n)?..."

Gadis itu menangis dengan senyuman manisnya, menatap suami pertamanya yang masih ia cintai hingga saat ini.

"Ketemu!"
.
.
.
TBC

mas felix, waktu trial anda sudah habis... pulang" langsung kerumahnya author ya. g
🌚🌚🌚🌚

bercanda ya ges ya

𝐃𝐢𝐬𝐠𝐮𝐬𝐭𝐢𝐧𝐠 (Yuno x Readers)Where stories live. Discover now