"Beneran Ning, sebelum menikah atau sudah menikah?!" Tanya Hana.

"Sesudah menikah. Soalnya pagi itulah Aisyah kesal sama dia, ya udah bolos saja,"

"Tapi lucu tau, kalian berdua. Ning Aisyah kesal terus nggak masuk kelas Gus Ilham, mana di hukum lagi. Pasti sampai rumah Gus Ilham bujuk-bujuk tuh, biar Ning Aisyah nggak ngambek lagi.

Aisyah tersenyum yang sulit diartikan. Dalam hati ingin sekali rasanya mengatakan yang sejujurnya bahwa yang Hana katakan itu salah!

"Ning Hana di hukum apa lagi?" Tanya Aisyah mengalihkan pembahasan.

"Pokoknya banyak banget. Macam-macam deh hukumannya Gus Ilham," ucap Hana. "Kalau Ning Aisyah di hukum apa aja?"

Aisyah berpikir sejenak harus mulai dari mana di ungkapkan bolos, mencuri, tidak ikut sholat subuh, warnai rambut di asrama, bermain kartu, lari dari pesantren dan bahkan melawan ustazah Erna.

"Banyak yah Ning? Saking banyaknya ngga bisa di sebut?" Tanya Hana bercanda.

Aisyah mengangguk kikuk. "Iya Ning sampai harus pisah asrama, gara-gara dihukum."

"Hah, beneran?" Tanya Hana. Pasalnya ia baru mendengar hukuman seperti itu.

"Sebenarnya itu semua juga alibi-alibi. Biar saya sama Gus Ilham satu rumah dan nggak ada yang tau kita berdua sudah menikah,"

"Oh! Jadi pernikahan Ning Aisyah dan Gus Ilham masih menjadi rahasia,"

"Iya Ning, waktu pertama nikah Aisyah buat masalah gara-gara melawan ustazah Erna,"

"Ustadzah Erna. Ya Allah. Kalau beliau mau tidak usah di ragukan lagi, kejamnya minta ampun. Siapa aja yang buat masalah sampai lulus berurusan sama dia,"

"Ning Hana kenal?"

Hana memukul pelan meja saking greget nya "Gimana nggak tau, saya hampir botak gara-gara dia!"

"Kok bisa?" Tanya Aisyah.

"Dia nuduh saya warnai rambut. Padahal, rambut saya memang terlahir warna coklat,"

"Waktu itu, ustadzah Erna, ngadu ke pak kyai sama Gus Ilham. Tau ajalah dia do akrab sama keluarga ndalem. Habis itu saya di hukum deh sama dewan pesantren, untuk aja ada Bu nyai yang datang jadi penyelamat,"

"Sudah deh, sehabis kejadian itu saya nyimpan dendam banget sama dia,"

"Ya Allah. Aisyah kira cuma Aisyah yang digituin, ternyata hampir semua orang," gumam Aisyah. "Sampai kesalnya nih, Aisyah sampai lempar pakai jamur busuk,"

"Ya Allah, Ning. Berani banget! Ketauan nggak?"

"Alhamdulillah enggak. Abisnya Aisyah kesal banget sama dia. Pakai deketin Gus Ilham lah, kan jadi Aisyah jadi emosi,

Hana bertepuk tangan heboh. "Hebat banget Ning, kenapa nggak langsung batu aja sekalian?"

Aisyah menyegir kuda. "Sebenarnya takut juga sih, nanti di marahin Gus Ilham, ini aja baru di lempar jambu Gus Ilham udah nasehatin"

Aisyah menyengir kuda. "Sebenarnya takut juga sih. Yang ini aja masih kelas ketahuan Gus Ilham sudah dimarahi, apalagi ustazah Erna,"

"Ya nggak apa-apa Ning, biar dendamnya tuntas," kekeh Hana. "Sebaiknya Ning Aisyah hati-hati dengan ustadzah Erna. Kalau perlu pantau terus. Jangan sampai dia rebut Gus Ilham,"

Sudah menjadi rahasia umum, kalau ustazah Erna memang suka sama Gus Ilham. Makanya setiap ada orang yang dekat sama beliau ustazah Erna bakalan jadiin dia saingan,"

"Beneran?" Tanya Aisyah mulai panik.

"Iya Ning, dari caper nya, sok perhatian, selalu berusaha cari muka di hadapan pak kyai dan Bu nyai. Terus selalu kode Gus Ilham biar di nikahin"

GUS ILHAM MY HUSBAND || TERBITWhere stories live. Discover now