ALBARA - 50

130K 13K 495
                                    

"Beli es krim yuk!" ajak Bara dengan suara yang agak kencang.

Sesuai dengan kemauan lelaki itu, akhirnya Gaby ikut pulang bersama Bara. Ya meskipun mereka harus melewati banyak perdebatan.

Gaby yang ditanyai hanya diam saja. Toh, percuma ia menolak. Pasti Bara akan memaksanya.

Tak lama kemudian, Bara menghentikan laju motornya saat melihat seorang penjual es krim di pinggir jalan. Ia turun terlebih dahulu, kemudian baru diikuti oleh Gaby.

"Kamu pake kacang, gak?" tanya Bara.

Gaby menggeleng. "Ga usah."

Bara mengangguk. Dengan semangat, ia menyebutkan pesanan dirinya dan juga Gaby.

"Jangan lama-lama ya, Bang!"

"Siap, Mas!"

Bara terkekeh mendengarnya. "By, kayaknya lucu deh kalo nanti kita nikah, terus kamu panggil aku 'Mas'."

Gaby bergidik ngeri mendengarnya. "Geli tau, gak?"

"Ih engga lah. Kan romantis jadinya. Nanti kamu mau aku panggil apa?"

Gaby diam tak menanggapi. Baginya Bara sedang melantur kemana-mana. Mereka masih SMA, tapi sudah memikirkan tentang pernikahan. Sedangkan ada cita-cita yang masih harus mereka raih.

Sesudah membayar kepada penjual es krim tersebut, Bara memberikan salah satu es krimnya kepada Gaby yang langsung diterima oleh gadis itu.

"Makasih."

Bara mengukir senyum cerianya. "Cama-camaa Gabykuuu."

"Kita langsung pulang aja, yuk. Udah mendung soalnya," ajak Bara.

Kening Gaby mengerut tak paham. "Es krimnya?"

"Kamu kan bisa sambil makan es krimnya. Punya aku kamu pegangin dulu, ya?"

Lagi dan lagi, Gaby hanya bisa mengangguk. Keduanya akhirnya melanjutkan perjalanan menuju rumah Gaby dengan cuaca yang kurang bagus.

Dalam perjalanan, Bara akan selalu mengajak Gaby berbicara, meskipun tanggapan gadis itu kurang baik. Tapi biarlah. Bara kan sedang berusaha memperbaiki hubungan keduanya.

Melihat hujan yang turun dengan tiba-tiba membuat Bara dengan cepat mencari tempat untuk berteduh. Jika ia sedang berkendara sendiri, tidak masalah dirinya harus menerobos hujan agar cepat sampai di rumah.

Tapi sekarang ia sedang membawa seseorang yang penting. Bara tidak bisa membiarkannya kehujanan dan berakhir sakit.

"Kita neduh disini dulu, ya?"

"Iya. Es krim lo."

Bara kembali menoleh. "Oh, iya. Makasi udah dipegangin."

Gaby mengangguk. Ia mengalihkan pandangannya ke arah jalanan, memperhatikan hujan yang turun membasahi aspal.

"Yah.. udah cair."

Gadis itu menoleh saat mendengar gerutuan kecil seseorang. Bara sedang menatap gelas plastiknya dengan pandangan memelas. Ia terlihat meneliti isi di dalam gelas itu dengan sangat fokus.

"Gapapa, deh. Enak, hihi."

Gaby mati-matian menahan senyumnya yang ingin mengembang. Kenapa Bara semakin hari semakin menggemaskan?!

Bara membuang gelas plastiknya saat di dalamnya sudah benar-benar kosong. Ia menjilat bibir atas dan bawahnya dengan kedua mata terpejam.

"Emmmm," gumamnya merasa nikmat.

Bara kembali membuka matanya. Ia melihat Gaby yang mengusap-usap kedua lengannya. Sepertinya gadis itu merasa kedinginan.

Dengan tingkat kepekaan yang tinggi, Bara membuka jaket yang ia kenakan. Lelaki itu melepaskan tas yang digendong oleh Gaby, membuat sang empu menoleh kaget.

ALBARA [END]Where stories live. Discover now