ALBARA - 37

135K 12.3K 452
                                    

"Rel, mau kemana?"

Farel yang baru keluar kelas sontak menoleh saat mendengar suara Gaby. Gadis itu baru saja datang dengan Bara yang berdiri di sebelahnya. Farel sempat tersenyum ke arah lelaki itu, tapi Bara malah memutar bola matanya.

"Gamau kemana-mana, sih. Cuma mau jalan-jalan mungkin?"

Gaby mengangguk mengiyakan. Melihat mereka yang sepertinya membutuhkan waktu berdua, Farel segera pamit dan pergi dari sana.

Selepas kepergian Farel, Bara langsung mengubah ekspresi wajahnya. Ia menyipitkan matanya dan menatap Gaby.

"Kamu, ya..." tunjuknya kepada Gaby dengan ekspresi gemas. "Nakal!" Ia beralih mencubit hidung gadis itu.

"Udah dibilangin jangan deket-deket dia juga! Masiiiihhh aja," gerutunya sebal.

Bara kehabisan akal. Bagaimana lagi caranya agar Gaby menjauhi si rel kereta itu. Bara tidak terima. Gaby itu hanya miliknya seorang.

"Berarti sama cowo yang lain boleh?" goda Gaby sambil menaik-turunkan kedua alisnya.

Bara menatapnya tak percaya. Gaby benar-benar! Sepertinya memang Bara yang harus bertindak. Hmm, bagaimana jika mengurungnya di apartemen seharian? Dengan begitu Gaby tidak akan bisa bertemu dengan lelaki lain.

Bara menunduk. Ia meletakkan kedua tangannya di atas lutut. Ia iseng memajukan wajahnya dan Gaby spontan memundurkan wajahnya.

"Kamu apaan, sih? Pada liatin kita tuh!"

"Biarin aja. Kan aku pacar kamu. Wleee!"

Bara menjulurkan lidahnya, meledek Gaby yang kini kesal padanya. Tanpa mengatakan apapun lagi, Bara langsung berlari menjauh. Hal itu karena Gaby yang berancang-ancang ingin memukulnya.

Gaby menghentakkan kakinya. Baru saja akan memasuki kelas, ia melihat Bara membalikkan badannya dengan kaki yang masih terus berlari. Lelaki itu berlari tanpa melihat ke depan.

"Semangat belajarnya, sayang!" teriaknya dengan keras.

Murid-murid di sekitar langsung memekik heboh. Banyak yang ingin berada di posisi Gaby. Mereka sangat iri dengan gadis itu.

Sementara Gaby sudah memasuki kelasnya dengan langkah terburu-buru. Jangan lupakan wajahnya yang memerah.

•••

Farel mengangkat kepalanya saat merasa ada seseorang yang menghalangi jalannya. Ponsel yang tadinya ia mainkan, kini mulai ia simpan kembali ke dalam saku celana.

"Ada urusan apa?"

Farel sedikit kesal sebenernya. Gadis ini dengan seenaknya menghadang jalannya.

Kedua alisnya terangkat saat melihat gadis itu mengulurkan tangannya. "Kenalin. Gue Viola."

"Ada urusan apa?" tanya Farel sekali lagi tanpa membalas uluran tangannya.

Viola, gadis itu menurunkan tangannya perlahan. Dalam hatinya ia benar-benar memaki Farel. Jika tidak ada urusan dengannya, mana mau Viola dipermalukan begini.

Viola tersenyum. Ia menatap Farel yang lebih tinggi darinya seraya bersedekap dada.

"Lo Farel, kan?"

Farel menghembuskan napasnya kasar. Ia berjalan meninggalkan Viola. Menurutnya, gadis itu terlalu bertele-tele.

"Gue tau, lo suka kan sama Gaby?"

Viola mengukir senyumnya saat melihat Farel berhenti melangkah. "Mau gue suka ataupun gak, itu ga ada urusannya sama lo," ucapnya tajam.

Viola mengangguk-angguk. Ia berjalan perlahan hingga kembali berhadapan dengan Farel. "Well, gue tau. Tapi, kita bisa kerja sama."

"Maksud lo?"

"Gue suka sama Bara. Dan lo, suka sama Gaby. Pasti lo paham, kan maksud gue?"

Viola mengangkat kedua jari telunjuknya. Menyatukan keduanya. Tak lama kemudian, ia kembali menjauhkan masing-masing jari telunjuknya.

"Kalo udah beneran pisah, gue bisa sama Bara. Dan lo bisa sama Gaby. Cukup adil, kan?"

Farel hanya diam. Ia tidak mengatakan apapun sedari tadi. Hingga matanya kembali melirik ke bawah. Untuk kedua kalinya, gadis itu mengulurkan tangannya.

"Deal?"

TBC

anjayy double up😎

betewe, bau2 apa ya inii😁 coba tebak. bau2 apa ini?

mau nanya, kalian kalo tidur jamber? terus yang sering begadang, kalian kenapa begadang? baca wp? nonton drakor? apa slipkol🙄👎🏻

and i wanna ask something again, kalian askot manaaa woeeee??!!! siapa tau kita satu kota anjayy🤪

c u next part bby, muach💋

#kecupmanjah
#kecupmanjah
#kecupmanjah

tertanda, calon istri chimon
—ara

ALBARA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang