ALBARA - 16

188K 17.4K 618
                                    

"Bara? Lo udah pulang?"

Bara mengernyit. Ia menatap sekeliling, mencari keberadaan Dina yang tak lain adalah Ibunya.

"Nyokap gue mana?"

"Tante katanya ada urusan sebentar."

"Oh, iya. Lo mau minum apa? Gue buatin!" ujarnya antusias.

Bukannya membalas ucapan Viola, Bara malah menatapnya sinis. Apa-apaan gadis ini?

Tanpa mengucapkan apapun, Bara melangkah ke arah tangga menuju kamarnya. Malas sekali jika berlama-lama dengan orang asing itu.

Sementara Viola yang ditinggalkan menghentakkan kakinya kesal. Ia tidak terima dengan perlakuan Bara. Bisa-bisanya dirinya dicueki begini. Sebelumnya belum pernah ada yang melakukan hal ini padanya.

Viola akan membalasnya suatu saat nanti.

Bara membuka pintu kamarnya dan melangkah masuk. Tanpa mengganti pakaiannya lebih dulu, Bara langsung menjatuhkan tubuhnya ke ranjang besar itu. Ia cukup lelah hari ini.

Teringat sesuatu, Bara merogoh sakunya dan mengambil ponselnya. Ia membuka room-chat nya dengan seseoran dan mengetikkan sesuatu disana.

Anda
aku udah di rumah
kamu udah tidur?

Sembari menunggu balasan dari orang di seberang sana, Bara bangkit dan berjalan memasuki kamar mandi. Ia akan mandi terlebih dahulu. Menurutnya, mandi di malam hari itu sangat menyegarkan.

•••

Setelah menonton tv, Viola naik ke lantai atas menuju kamarnya. Kamar miliknya terletak tepat di sebelah kamar Bara. Otomatis dirinya akan melewati kamar lelaki itu sebelum masuk ke kamarnya.

Ia menghentikkan langkahnya saat melihat pintu kamar Bara yang sedikit terbuka. Dengan penasaran, Viola melangkah dengan perlahan dan melihat seisi kamar lelaki itu dari celah pintu yang terbuka.

Mulutnya sedikit terbuka saat melihat Bara yang sedang bertelanjang dada. Kaos hitamnya ia letakkan di atas pundak kanan, sementara tangannya memegang ponselnya. Sesekali lelaki itu akan tersenyum saat menatap benda itu.

Pandangan Viola turun ke bawah. Fokusnya kini mengarah ke arah dada dan perutnya. Dada bidangnya, pasti akan sangat nyaman jika Viola bersandar disana. Dan perut lelaki itu...

Viola ingin sekali menyentuhnya!

Bara melempar ponselnya ke atas ranjang dan memakai kaos hitam itu. Ia terlihat mengacak-acak rambutnya yang masih basah karena terkena air. Lelaki itu terlihat semakin tampan sekarang.

"Ngapain lo?"

Viola terlonjak kaget. Ia terlalu lama melamun sehingga tidak sadar bahwa Bara kini sudah di hadapannya. Viola tersenyum menatap Bara yang kini mengerutkan dahinya.

"Ngapain lo disini?" tanyanya sekali lagi.

Viola berjalan maju dan mendekat ke arah Bara. Tatapan lelaki itu semakin tajam, dan Viola menyadari itu.

"Lo ganteng banget, Bara."

Tangannya perlahan naik, mengelus dada Bara dengan sangat lembut.

"Dada lo bagus."

Kini tangan sialan itu turun ke arah perut Bara, menyusuri setiap garis yang ada disana.

Grep!

Bara mencengkram lengannya erat, membuat Viola meringis kesakitan.

"Gak usah kurang ajar," tekannya.

"Inget. Lo bukan siapa-siapa. Di rumah ini, lo cuma numpang. Cepat atau lambat, lo bakal keluar dari sini."

"Jangan banyak tingkah jadi orang."

Brak!

Bara membanting pintu kamarnya dengan keras, membuat Viola terlonjak kaget. Gadis itu kesal. Sulit sekali ternyata mendapatkan lelaki itu.

Tapi lihat saja, cepat atau lambat Bara akan menjadi miliknya. Viola akan melakukan banyak cara agar Bara tak berhubungan lagi dengan Gaby. Jika Bara tak bisa menjauhi gadis itu, maka Viola akan membuat Gaby yang yang menjauhi Bara.

TBC

maap ya partnya pendek2, emng begini konsepnya BUAHAHHAA

di cerita yang sempet aku publish setiap partnya lumayan panjang gess. kadang seribu, kadang seribu lebih.

tapi yg itu entaran aja. biarin yang ini tamat dulu😁

jangan lupa voteee💋

#kecupmanjah
#kecupmanjah
#kecupmanjah

tertanda, calon istri chimon
—ara

tertanda, calon istri chimon—ara

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
ALBARA [END]Where stories live. Discover now