ALBARA - 30

161K 15.2K 432
                                    

Gaby yang sedang asik memperhatikan sekitar dikejutkan oleh dua tangan yang menutup kedua matanya. Ia memegang tangan itu dan berusaha menyingkirkannya.

"Bara! Aku tau itu kamu, ya!"

Bara, lelaki itu akhirnya melepas kedua tangannya yang menutupi mata Gaby. Kini tangannya memeluk leher Gaby dari belakang.

"Kok kamu tau?" tanyanya pelan. Kemudian setelahnya, Bara memberi kecupan ringan di pipi gadis itu.

"Aku hapal, dong wangi kamu."

Bara berdecak kesal. Ia pikir tadi Gaby tidak akan mengenali dirinya. Sesekali, kan Bara ingin mengerjai gadis itu. Tapi malah gagal.

Ia merubah posisinya agar duduk di samping Gaby. Tangannya meraih mangkuk yang berisi bubur itu.

"Kok ga dimakan, hm?"

"Udah, kok. Tapi cuma dikit," balasnya diakhiri cengiran.

Bara menggelengkan kepalanya heran. "Mau diaduk atau engga?"

"Jangan diaduk!"

"Iya, sayang. Ga aku aduk. Sekarang makan, ya? Aku suapin, deh," ucapnya penuh kelembutan.

Gaby mengangguk senang. Ia membuka mulutnya saat Bara menyodorkan sendok berisi bubur. "Enak?" tanya Bara penasaran.

"Lumayan."

Bara tersenyum. Ia mengelus lembut puncak kepala Gaby. Demi Tuhan, Bara sangat menyayangi gadis ini. Bara akan melakukan apapun yang membuat gadisnya senang.

Bara terus menyuapi Gaby dengan telaten. Di antara mereka tidak pernah ada keheningan. Selalu ada saja yang mereka bicarakan. Tidak jarang keduanya akan tertawa bersama.

"Kenyang?"

Gaby mengangguk dengan mulut yang mengunyah suapan terakhirnya. "Kamu tunggu sini. Aku mau cari minum bentar," beritahu Bara.

Lelaki itu bangkit dan pergi dari hadapan Gaby. Lagi dan lagi, Gaby ditinggalkan, membuat gadis itu mendengus kesal.

Meong

Gaby menolehkan kepalanya cepat saat mendengar suara seekor anak kucing. Senyumnya langsung mengembang sempurna. Dengan cepat ia menggendong anak kucing itu dan meletakkannya di atas pahanya.

Gaby mengelus kepala anak kucing itu dengan lembut. Ia benar-benar gemas dengannya.

"By."

"Ini. Kalo kamu gasuka, nanti aku beliin yang lain," lanjut Bara yang baru saja sampai.

"Makasi banyak, Baraa!" pekik Gaby senang.

Bersama Bara, Gaby merasa benar-benar dicintai. Ia tidak menyesal dipertemukan oleh lelaki itu. Meskipun pertemuan pertama mereka memiliki kesan buruk.

"Kak, itu kucing aku. Kakak maling, ya!"

Gaby melongo tak percaya. Baru saja ia akan membuka suaranya, Bara sudah terlebih dahulu berbicara.

"Enak aja. Jangan sembarangan nuduh pacar orang!"

"Idih. Masih kecil udah pacar-pacaran."

Bara melebarkan matanya. "Heh bocil! Nih, mending ambil kucing lo, terus balik ke rumah. Jangan nyari gara-gara. Nanti kalo nangis lo nyumput di ketek emak lo!"

"Bara! Jangan diladenin ish!"

"Dia duluan!"

"Mana ada. Kakak duluan, tuh."

"Si anjir!" Bara sudah berdiri dari duduknya. Ia meraih telinga anak itu dan menjewernya cukup keras.

Anak itu menangis dengan keras. Gaby yang melihatnya pun tentu tak tinggal diam. Ia segera bangkit dan mencoba menghentikan Bara.

"Bara udah!"

Bara melepasnya dan menatap tajam ke anak setinggi pahanya itu. "Pulang sana! Jangan lupa ngadu!"

Anak itu langsung berlari dengan anak kucing digendongannya. Jangan lupakan air mata yang mengucur deras di pipinya.

Gaby menampilkan wajah datarnya ke arah Bara. Lelaki itu masih menatap kepergian bocah tadi dengan wajah keruh. Sepertinya Bara benar-benar kesal.

"Lain kali jangan kayak gitu. Ga malu sama umur?" sinis Gaby.

"Kenapa emang sama umur aku?" tanya Bara balik.

"Dah tua!"

Gaby pergi menjauh dari sana, meninggalkan Bara yang membuka mulutnya lebar-lebar.

"Sayanggg..."

TBC

BSNSHSSJAJL

"dia duluan, euuhh!"

terngiang-ngiang😃👆🏻

lagi PTS, seminggu ini mau menghilang🙇🏻‍♀️ jangan kangen yaa🤭

semangat untuk dirikuu😘 ini up terakhir sebelum aku pergii hiks😓

byee semua muach💋

#kecupmanjah
#kecupmanjah
#kecupmanjah

tertanda, calon istri chimon
—ara


ALBARA [END]Where stories live. Discover now