2. Pertandingan baseball

199 47 84
                                    

Mungkin sekarang memanglah awal dari musim panas, di mana semua orang akan bersukacita karena tidak perlu lagi memakai pakaian tebal atau membawa payung ke mana-mana

Ups! Tento obrázek porušuje naše pokyny k obsahu. Před publikováním ho, prosím, buď odstraň, nebo nahraď jiným.

Mungkin sekarang memanglah awal dari musim panas, di mana semua orang akan bersukacita karena tidak perlu lagi memakai pakaian tebal atau membawa payung ke mana-mana. Barangkali semua orang menganggap musim panas adalah sebuah kesenangan, karena bisa mengatur rencana untuk pergi ke pantai dan menikmati gelombang hangat menyapa kulit kaki yang telanjang.

Sayangnya di dalam asrama tidak se-menyenangkan itu, karena hanya ada teman sekamar yang banyak bicara dan satunya lagi seorang kutu buku. Mungkin bisa dibilang gadis cerewet yang bicara "Hai, namaku Yoon Boreum. Aku berharap kita bisa menjadi teman sekamar yang baik" sambil duduk bersila di atas ranjang dan menyantap snack rasa keju dari dalam kantung plastik di tangannya.

Dan satunya lagi hanyalah mahasiswa biasa yang sedikit terobsesi pada buku. Dia duduk pada bangku belajar sambil bertumpu dagu dengan tangan kiri dan terdapat sebuah kacamata yang menggantung pada pangkal hidungnya. Yang hanya menganggukkan kepala saat menyapa dan berkata "Namaku Min Soyung" sambil menundukkan kepala.

Dan sekarang Jeongyeon harus menerima kenyataan bahwa ia akan tidur sekamar bersama seorang yang cerewet dan seorang kutu buku. Baiklah, setidaknya Min Soyung si kutu buku sangat mengutamakan kebersihan, setiap kali Yoon Boreum menyisakan remahan dari sekian banyak snack yang dimakan, Soyung langsung membersihkan tanpa mengomel meskipun Boreum terus mengulanginya lagi.

Juga, selain satu kamar mereka juga satu jurusan, Sejarah. Jeongyeon langsung menghela napas berat tatkala menangkap persepsi Yoon Boreum yang melambaikan tangan ke arahnya sebagai tanda bahwa gadis tersebut ingin Jeongyeon mengisi bangku kosong di sampingnya tatkala dia baru tiba di kelas. "Hai lagi," kata Boreum sambil terkekeh. Sedang gadis Gu yang disapa hanya diam saja, setelah berhasil duduk di atas kursi dengan nyaman ia memilih untuk tidak peduli pada sekitar.

Prof. Yuk Dongchul sudah duduk di atas kursi kebanggaannya seperti biasa, dengan kacamata yang menggantung pada pangkal hidung. Semua mahasiswa menghormatinya, dengan diam di saat beliau menerangkan secara rinci pengertian dan ruang lingkup filsafat, dan sesekali memasukkan nama seorang tokoh di tengah dialognya.

"Erich Fromm, seorang ahli jiwa dan filsuf asal Amerika bilang Orang-orang yang mementingkan diri sendiri tidak memiliki kemampuan untuk mencintai orang lain, tetapi lebih dari itu, mereka juga tidak memiliki kemampuan untuk mencintai dirinya sendiri." Kali ini beliau terkekeh samar sambil memperbaiki posisi kacamata yang sedikit turun, barangkali terlintas sesuatu yang lucu di dalam kepala beliau.

"Tapi aku bertemu dengan seseorang, dia masih muda, mungkin seumuran kalian. Dulu saat dia masih SMP semesta merenggut kebahagiaannya secara paksa, namun sampai sekarang aku tetap melihatnya sebagai sosok yang ceria dan hangat pada semua orang. Seringkali dia bertingkah konyol saat di hadapan orang-orang sekitar, namun di balik semua itu dia menyimpan semua lukanya sendirian. Aku melihatnya meneteskan air mata saat sendirian, barangkali dia teringat apa yang telah semesta renggut darinya. Sejak saat itu aku mengerti, dia terlalu banyak memberikan cinta pada orang lain sampai melupakan bahwa seharusnya diri sendirilah yang harus dicintai lebih dahulu." Kemudian Prof. Dongchul menjeda kalimatnya lagi untuk beberapa saat.

Epistolary: I'm Your Home✓Kde žijí příběhy. Začni objevovat