1. Satu hari yang dinantikan

363 55 103
                                    

Juli 2022Musim panas

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Juli 2022
Musim panas

Bunga-bunga Lily putih yang berjejer di sepanjang pagar taman menari-nari karena ditiup oleh angin pagi yang sejuk. Burung-burung hias yang berada di dalam sangkar toko hewan peliharaan di seberang jalan bersiul mengisi pagi yang tenteram bersama-sama angin sejuk yang menghantarkan jiwa-jiwa setiap manusia pada ketenangan. Ini adalah pertengahan musim panas, yaitu pada permulaan bulan Juli.

Jalanan masih sangat lengang barangkali masih terlalu pagi bagi beberapa orang untuk larut bersama-sama dalam hiruk pikuk kota yang padat. Oh, setidaknya ini adalah waktu yang tepat untuk menikmati udara sebelum benar-benar tercemar oleh polusi.

"Ah... aku suka sekali suasana pagi ini, bagaimana denganmu, Jeong? Pagi yang sejuk... Dan kita ditemani es krim lezat ini... Owh ini adalah hari yang aku nantikan setelah berbulan-bulan."

Dia datang, pria tinggi semampai dalam balutan kemeja putih berjas hitam serta dasi di lehernya, tidak lupa juga sepatu pantofel hitam mengkilap yang baru dia beli kemarin dengan harga tinggi. Pria tersebut datang dengan langkah lebar, membiarkan helaian rambutnya berterbangan karena tertiup oleh angin pagi bersama dua cone es krim dengan rasa berbeda di kedua belah tangannya. Helaian rambutnya yang diterpa angin terangkat dan memperlihatkan rupawan pria tersebut.

"Aku yang rasa strawberry itu, Oppa."

Ada dua rasa, yaitu strawberry dengan toping buah strawberry yang diiris tipis lalu ditaburi di atasnya dan vanilla dengan toping parutan cokelat batang di atasnya. Saat tangan si gadis mencoba menggapai es krim tersebut, sontak di pria langsung mundur selangkah seolah-olah tidak membiarkan gadis tersebut mengambil es krim rasa strawberry seperti yang dia inginkan. "Jangan," katanya sambil menatap tajam dengan guratan emosional yang terlukis pada garis alisnya hingga terlihat hampir menyatu. "Apa kau lupa lagi bahwa kau alergi strawberry? Makanan atau minuman apa pun yang mengandung strawberry akan membuatmu gatal-gatal bahkan mengalami mengi."

Lantas si pria kembali mendekat dan bersimpuh menghadap sosok gadis yang duduk di kursi taman, yang menatapnya dengan sorot sendu atau barangkali kesal karena keinginannya tidak terwujud. "Gu Jeongyeon adikku sayang... Dengar, aku mengerti kau sangat menginginkannya karena kau lupa tentang ini, tapi aku benar-benar khawatir meski bagimu hal seperti strawberry ini adalah hal kecil atau mungkin tidak terlalu berguna khawatir tentang alergimu. Kau tidak ingin kan, Oppa-mu yang tampan ini kena marah Appa atau kena omelan Eomma yang panjang seperti kereta api hm?"

Sebuah lengkungan kecil di bibir sulung Gu terbit tatkala melihat adiknya terkekeh geli hingga matanya menyipit hampir menyerupai bulan sabit. "Vanilla saja ya? Yang strawberry milikku," lanjut si sulung kemudian berdiri dan memberikan elusan lembut pada puncak kepala gadis kesayangannya tersebut.

"Andai Haneul Eonni tahu bagaimana wajah Gu Seokjin kekasihnya saat dimarahi Appa, pasti dia akan tertawa melihatnya. Aku suka melihatmu dimarahi, Oppa." Bungsu Gu tersebut terkikik mengingat setiap memori yang tersisa di kepalanya, bagaimana merahnya wajah si kakak saat dimarahi Appa atau mendengar omelan Eomma yang panjang seperti kereta api. Kebiasaan Jeongyeon sebagai bungsu di keluarga Gu adalah mengintip kakaknya saat dimarahi, dan menurutnya itu adalah hal yang sangat lucu sekali. Bahkan jika saja Haneul ──kekasih Seokjin── pernah melihat meski sekali saja, pasti juga akan menganggap bahwa itu adalah hal yang sangat lucu.

Epistolary: I'm Your Home✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang