CHAPTER 42 - TANGGUNG JAWAB?

34.3K 3.3K 638
                                    

JANGAN LUPA VOTE KOMMENT YANG SEMANGAT!

FOLLOW AING DULU →sapidolls

HAPPY READING

"Madhavi, sayang kamu ada di sini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Madhavi, sayang kamu ada di sini. Oma kangen banget sama kamu." Alexa baru pulang dari acara bersama rekan bisnisnya. Ia terkejut ketika melihat pintu kamar Madhavi terbuka dan cucunya ada di sana.

Jarang-jarang Madhavi main ke rumah kakek neneknya. Tentu ia senang melihat itu.

Mendengar suara itu seketika emosi Madhavi semakin memuncak. Setelah mendengar hal yang sebenarnya terjadi dari Bi Tina, rasanya Madhavi ingin membunuh wanita tua itu dan membalas semua rasa sakit yang Araya terima. Tangannya mengepal kuat, gigi gerahamnya bergemeletuk, dan otot-otot di tangan serta lehernya menegang. Madhavi menoleh ke belakang, melihat Alexa dengan tatapan penuh amarah.

Tanpa buang waktu Madhavi bangkit dari duduknya dan mendekati Alexa. Langkahnya cukup cepat dan siapa duga bukannya Alexa mendapat pelukan. Ia sangat terkejut ketika Madhavi mencekik lehernya begitu kuat.

"Tutup mulutmu, Oma! Saya tidak perlu semua omongan palsu dari Anda sialan!" Madhavi semakin mengeratkan cekikannya. Tidak peduli jika Alexa kesulitan bernapas atau kesakitan sekali pun. Sekarang ia hanya ingin wanita ini mati.

"M-M-Madhavi, akhh!"

"Ibslis sialan kaparat!" maki Madhavi tak kenal ampun.

"MADHAVI! APA-APAAN INI?" Lucas yang melewati kamar itu terkejut bukan main ketika melihat Madhavi yang mencekik Alexa entah karena apa. Dengan cepat ia masuk kamar itu dan mendorong Madhavi sekuat tenaga sampai cekikan itu terlepas.

Alexa terbatuk, ia memegangi lehernya yang terasa sakit bukan main. Beruntung Lucas datang tepat waktu, kalau tidak mungkin ia akan mati di tangan cucunya sendiri.

"Cih, dua kaparat ini!" Madhavi mendecih melihat kehadiran Lucas dan upayanya untuk menyelamatkan istri tercintanya ini.

"Apa-apaan kamu ini, Madhavi?" bentak Lucas. "Berani-beraninya kamu!"

Madhavi acuh, ia memilih menatap Alexa yang tengah memegangi lehernya dan mencoba menghirup oksigen banyak-banyak.

"Oma, selamat, ya? Bagaimana rasanya? Sakit?" tanya Madhavi seolah tengah menggoda.

"Madhavi!" Lucas kembali membentak.

"Apa?" jawabnya sambil menaikkan dagu.
"Apa yang saya lakukan salah? Hanya sebuah cekikan, tidak lebih sakit dari apa yang mommy saya rasakan."

Madhavi menunduk, lalu menggeleng kecil. Ia tertawa yang membuat Bi Tina semakin merasa bersalah. Ia tahu betul seberapa besar luka yang Madhavi dapat karena ini. Hatinya pun ikut terluka mendengar tawa sumbangnya.

Perlahan Madhavi kembali mengangkat kepalanya, menatap ke dua orang tua itu penuh amarah.

"Kalian, pembunuh!"

910 : Sorry, I Hurt You Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang