CHAPTER 23 - IM OKEY

27.8K 2.9K 90
                                    

"Pertemuan dan perpisahan itu sudah diatur oleh semesta

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Pertemuan dan perpisahan itu sudah diatur oleh semesta. Tidak ada kebetulan, begitu pun aku yang mengenalmu dan jatuh cinta."

-910-

"Peraturannya adalah ...."

"1 kalian berdua harus nurutin apa pun yang kami mau."

"2. Berani melawan berani dikasih hukuman."

"3. Selama satu Minggu kalian berstatus sebagai babu. Baik pagi, siang, sore mau pun malam."

"4. Nggak ada kata lama, nanti, dan lelet, kami nggak suka nunggu."

"5. Setelah seminggu berlalu. Kami janji nggak akan gangguin kalian lagi."

Reya membacakan itu di depan Megin dan Gibran yang sekarang sudah menjadi babu mereka.

"Nggak usah seneng lo, Bran. Lo pikir seminggu ini bakal berlalu cepat? Nggak!" ucapnya galak karena tadi sempat melihat senyum tipis Gibran ketika ia membacakan peraturan terakhir.

Tentu saja Reya juga tidak setuju. Tapi bagaimana lagi? Madhavi yang membuat peraturan itu. Kalau sudah begitu, Reya tidak akan menyia-nyiakan waktu seminggu ini untuk membuat mereka berdua tersiksa. Setidaknya setelah seminggu berlalu, ia sudah puas.

"Ambil nih! Buang ke tong sampah!" Reya melempar bekas snack yang tadi ia makan ke Gibran. Liona pun melakukan hal yang sama. Begitu pun Cakra, Arya dan Madhavi yang melempar botol minum yang isinya tinggal sedikit. Hal itu membuat baju Gibran basah dan kotor karena air minuman itu.

Mereka semua meminta Gibran membuang sampah, tapi mereka semua sudah memperlakukan Gibran bak tong sampah yang sesungguhnya.

Tangannya mengepal kuat, napasnya memburu. Gibran tidak bisa diperlakukan seperti ini. Ia mengambil botol minuman yang tadi Madhavi lempar dan balas melempar botol itu ke Madhavi.

"Waw waw waw, baru aja dibaca peraturannya dan lo udah ngelanggar, Gibran?" Cakra bertepuk tangan, namun ini seolah mentertawakannya.

Megin yang ada di samping Gibran mencoba membuatnya tenang. Tentu ia juga tidak suka dengan kondisi seperti ini. Ia juga tidak suka mereka memperlakukan Gibran serendah ini. Ini masih awal dan mereka sudah keterlaluan.

"Peraturan ke dua apa?" tanya Arya.

"Berani melawan berani dikasih hukuman," jawab Cakra.

"Kebetulan gue kurang partner foto. Megin ikut gue yuk!" Liona menarik tangan Megin, berusaha membawanya bersama tapi dicegah Gibran.

"Mau lo bawa ke mana Megin?"

"Bukan urusan lo. Mending urus aja tuh sampah-sampah yang berserakan."

910 : Sorry, I Hurt You Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang