Rahangnya mengetat, terlihat jelas jika Andreas tengah murka. Teman-temannya tak berani berucap saat Andreas pergi berlalu entah kemana.

"BAJINGAN!" murka Andreas, semua yang dikantin menoleh mendengar bentakan dari Andreas yang kini keluar dari kantin dengan emosi yang menggebu-gebu.

"Andreas nyeremin njir!" Irfan berceletuk, masih memandangi punggung Andreas yg hilang dari pandangan.

"Nah, kayaknya tuh bocah kagak terima Rena digituin sama si dito." tebak Ricky

"Weh, kalian mikirin gak sama apa yang gue pikirin saat ini?" kode bagas.

"Bener banget, gue juga mikir gitu." imbuh Ricky
Mereka saling berpandangan kemudian tersenyum bersamaaan.

"Kayaknya sih gitu, tuh bocah cuma belum nyadar aja."

"Yoi, memang gengsi an orangnya kan ckck!" Bagas berdecak.

Kemudian mereka melanjutkan acara makannya, sembari bergurau kecil.

Sedang Andreas malah melangkah, tujuannya saat ini mencari Rena.
Ia hanya ingin menenangkan hatinya, yang sedang hancur Andreas tau itu.

Sisi lain didalam dirinya muncul dia ingin melindungi Rena yang notebenya sahabatnya sejak kecil.

Andreas walaupun sering menbuat ulah, sering membuat Rena menangis karna nya, namun Andreas sangat tak rela jika Rena disakiti orang lain.

Hanya dirinya lah yang boleh melakukan itu, hanya seorang Andreas yang boleh membuat Rena nangis tertawa dan marah-marah tak jelas.

Dikoridor netranya menelisik, mencari-cari keberadaan Rena.

Hingga sampai di kelas, kosong tak ada orang dia semakin risau.

Langkah kakinya ia lajukan ke arah rooftop, biasanya tempatnya bolos.

Dan benar saja, Rena disitu tengah melamun.
Andreas berjalan pelan, mendekati Rena dan duduk disebelahnya.

Rena menyadari itu namun netranya tak sedikitpun beralih atau sekedar menoleh kearah nya.

"Lo kenapa?" Andreas bertanya lembut membuat Rena berkaca-kaca.

"Mau peluk hm?" pertanyaan Andreas langsung membuat Rena menubruk dada bidangnya dan menangis tersedu-sedu.

"HUAAA!"

"Gak papa, nangis aja gak usah sok kuat!" papar Andreas, sembari mengelus rambut Rena mendekap gadis itu lebih erat.

Jantungnya berdetak begitu kencang, hatinya seolah ikut merasakan sakit..

Andreas berjanji dia akan menghajar dito lelaki yang membuat seorang arena menangis.

"Mau cerita?"

"Hiks Dito brengsek, Dito bajingan dia kenapa ngasih gue harapan kalo ujung-ujungnya dihempasin gitu aja hiks sakit bangett hiks... Srottt" curhat Rena ingusnya keluar, bahunya berguncang. Andreas memahami.

Dia hanya diam, sejujurnya dia marah ingin sekali melampiaskan emosinya ke Dito.

"Udah, gak ada gunanya nangisin cowok macem dia. Ayo dong katanya seteronggg!" lawak Andreas membuat rena sedikit tersenyum tipis, namun masih terisak kecil.

"Gue sayang sama lo Rena, Please jangan nangis hati gue ikut sakit."

Perkataan Andreas membuat Rena mematung, dia berhenti menangis kemudian mendongak netranya bertubrukan dengan netra tajam Andreas.

Mereka saling berpandangan, menyelami perasaan masing-masing. Hingga....

"BWAHAHAHAHAHAHA! NDREE LO JELEK BANGET DARI BAWAH HAHAHA."

"AHAHAHAHAAH ANJIRR! MUKA LO REN INGUSNYA KELUAR HAHAHA!"
Mereka malah tertawaa ngakak melihat wajah masing-masing, memang kalo udah sefrekuensi liat mukanya doang pun ngakak.

"Aduh duh, astagaa."

"Hah, capekk ketawaa.."
Mereka kemudian saling berpandangan lagi. Kemudian terbahak bersama, persahabatannya begitu indah yah.

"Ahahahh random bangett njir,"

"Kocak hahahaha Ndre gue gak bisa berenti ketawa AHAHAHAHAAH! Tulungg!"

"Ren berenti Ren, entar lo bengekk HAHAHAHA!"

"Letak lucunya dimana njirr!" srottt .. Rena mengusap ingusnya, membuat Andreas bergidig jijik.

"Iwhhh."

"Udah ah, gue laperr!" Rena mengusap perutnya..

"Nih gue bawa nasgor kesukaan lo tanpa acar." Rena yang melihat itu berbinar, langsung saja dia mengambil bungkusan itu dan mulai memakannya.

"Enyakk, makaciw  ywa Ndre," ucap Rena dengan mulut penuh.

Andreas tersenyum simpul, tangannya bergerak mengusap sisa air mata Rena dipipi gadis itu.

"Perlu gue tonjok tuh orang hm?"

"Gak usah, nanti makin runyam... Lo santet aja Ndre!" lontaran Rena membuat Andreas melotot, Rena sepertinya mempunyai dendam kusumat ygy.

"Hm, yaudah abisin gue mau ke kelas dulu." alibi Andreas mengusap pucuk kepala Rena.

Sedang Rena masih asyik memakan nasgornya, dia hanya memberi isyarat jempol.






Jangan lupa tinggalkan jejakk!!
See you ❤

Ada yg kngn sama mereka cung .
Spam komen untuk part ini..

Jngn lupa follow my instagram: ravelchann

Sekedar info, arena vs Andreas punya sequel.. Nnti jngn lupa mampir yaa..

Vote nyaa, jngn silent 😽

Arena Vs Andreas [TAMAT]Waar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu