bagian 35

225K 18.8K 1.4K
                                    

Selamat membaca. (Revisi)
🦩

Malam harinya, di kamar kedua pasutri ini, sedang sibuk dengan kepentingan masing-masing. Aisyah yang sedang membereskan meja belajarnya dan Gus Ilham mempersiapkan perlengkapan untuk pergi ke pesantren Darussalam.

"Tadi beli apa aja di pasar dengan umi?" Tanya Gus Ilham membuka suara.

"Nggak jadi Gus, kata umi cuma alibi biar diizinin Abi keluar,"

"Loh, jadi kalian kemana?"

"Ke mall, bantu umi cari gamis,"

"Kamu ngga beli juga?"

"Nggak Gus, Aisyah nggak enak pake uang Abi. Umi juga sudah tawarin tapi Aisyah tolak,"

"Kenapa ngga beli aja, nanti biar saya ganti uangnya,"

"Nggak apa-apa lah Gus, baju Aisyah jiga masih banyak kok,"

Gus Ilham mengangguk, suasana kembali hening, saat keduanya mulai sibuk dengan urusan masing-masing.

"Oh ya, Gus. Besok berangkat jam berapa?"

"Siang," ucap Gus Ilham lalu menoleh lagi "Besok mau ikut saya ke mall?"

Aisyah menggeleng "Enggak deh, besar Aisyah mau mencuci sebelum berangkat,"

Mendengar penolakan dari Aisyah membuat wajah Gus Ilham berubah menjadi datar.

"Giliran umi langsung mau," gumamnya.

Lalu Gus Ilham melangkah menuju ranjang dan merebahkan badannya dengan posisi terlentang.

"Masih lama?" Tanyanya pada Aisyah yang masih sibuk membereskan buku-bukunya.

"Sebentar lagi,"

Aisyah menepuk tangannya setelah membereskan meja belajarnya yang berantakan. Setelah itu, ia pun menuju kamar mandi.

Sedari nya Aisyah ke kamar mandi,. Melangkah ke arah kasurnya. Aisyah sedikit mengintip ke arah suaminya yang sudah memejamkan matanya. Sebenarnya ada suatu hal yang ingin Aisyah sampaikan, tetapi suaminya sudah tertidur.

Sesudah mematikan lampu kamar dan Menganti menjadi lampu tidur, Aisyah Oun merebahkan dirinya di samping suaminya.

Awalnya Aisyah memunggungi suaminya, namun karena posisinya kurang nyaman ia pun mengubah posisi tubuhnya menghadap Gus Ilham.

Aisyah tidak jadi memejamkan matanya, ia menatap menelusuri suatu objek dari suaminya. Mulai dari pahatan manusia yang sangat nyaris sempurna ini.

Malam ini rasanya Aisyah tidak mau berpaling.

"Kenapa tatap saya seperti itu?" Sahut Gus Ilham tiba-tiba saja membuat Aisyah terkejut.

Gus Ilham membuka matanya, memiringkan badannya menghadap ke Aisyah. Tangannya menarik bantal Aisyah sehingga kepala Aisyah berada di ujung bantal. Gus Ilham menggeser kepalanya satu bantal dengan Aisyah.

Kurang dari tiga centi saja kulit wajah mereka saling menyatu. Bahkan hembusan nafas gua Ilham menyentuh kulit wajah Aisyah.

"Kemu mau mesum kesana?" Tanya Gus Ilham.

"G- Gus terlalu dekat..." Ucap Aisyah kikuk.

"Kenapa memangnya?" Tanya Gus Ilham semakin gencar untuk mendekat.

Aisyah hanya bisa memejamkan matanya, sungguh dirinya sudah benar-benar terkunci. Satu gerakan saja tubuh Aisyah akan jatuh dari kasur. Jika ia maju maka tubuhnya dan Gus Ilham tak memiliki jarak lagi.

"Pengen hilang aja," ucap Aisyah hanya mampu diucapkannya dalam hati.

"Gus Ilham, sebenernya Aisyah mau bertanya,"

GUS ILHAM MY HUSBAND || TERBITTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang