Gus Ilham dan ustadz Abraham sempat tercegah mendengar penuturan dari ustazah Erna yang sedikit tidak tau diri itu.

"Maaf sebelumnya ustadzah, tapi undangannya hanya dihadiri keluarga ndalem saja," ujar ustadz Abraham mewakili Gus Ilham.

Semakin menjadi-jadi, ustadzah Erna mulai berkata "Ya siapa taukan, Gus Ilham bisa jadikan saja keluarga ndalem lewat jalur nikah,"

Ustadz Abraham menatap jijik kearah ustazah Erna, ternyata wanita Ini sangat genit.

Sedangkan Aisyah sudah benar benar emosi di tempatnya, ia menunduk ke bawah mengambil satu buah jambu air yang sudah busuk dan melemparkannya pada ustazah Erna.

Plakkaa

Tepat sasaran!

"Yes!! Kena, memang enak!" ucap Aisyah tertawa puas.

"Aduhh, sakit!" Ringis ustazah Erna saat jambu air terbentur di kepalanya.

Gus Ilham dan ustadz Abraham pun terkejut atas serangan tiba-tiba itu.

"Ustazah Erna tidak apa-apa?" Tanya ustadz Abraham memastikan.

"Aduh Gus, kepala saya sakit!" ujar ustazah Erna mengadu pada Gus Ilham, dan tidak membalas pertanyaan ustadz Abraham.

Gus Ilham menoleh ke arah lemparan tersebut. Matanya menangkap sosok yang tidak asing baginya.

"Aisyah," gumam Gus Ilham.

Sedangkan Aisyah buru-buru pergi dari sana saat suaminya mengetahui kehadirannya.

Ustadz Abraham berdecak kesal karena tidak di hiraukan oleh ustadzah Erna, padahal niatnya baik. Ustadz Abraham hendak mengadu pada gis Ilham namun melihat Gus itu sedang fokus menatap sesuatu, membuatnya juga ikut menatap arah tujuh Gus Ilham.

"Liat apaan sih di sana?" Tanya ustzad Abraham menyenggol lengan Gus Ilham.

Gus Ilham pun tersadar dan menatap ustadz Abraham dan ustadzah Erna secara bergantian.

"Aduh Gus, tolong kepala saya sakit," ucap ustadzah Erna kembali berdrama. "Ini juga siapa yang berani benget lempar saya!?,

Gua Ilham hanya diam mendengarkan ucapan ucapan yang keluar dari mulut wanita itu.

"Gus Ilham liat ngga tadi siapa orangnya?" Tanya ustadz Abraham.

Gus Ilham menggeleng "Sebaiknya ustazah pergi periksa ke UKS pesantren,"

"Ngapain Gus ke sana?" Tanya ustadz Abraham berbisik.

"Periksa aja, siapa tau ada yang luka,"

"Temenin saya yah Gus?" Pinta wanita itu lagi.

"Saya tidak bisa lagi ada urusan, sebaiknya minta tolong ke ustadz Abraham saja. kelihatannya beliau tidak terlihat sibuk, bukan begitu ustadz?" Tanya Gus Ilham membuat ustadz Abraham membelalak matanya.

Bisa bisanya langsung menunjuk saja tanpa persetujuannya.

"Lah, kenapa tunjuk saya sih, dia maunya Gus Ilham," ucap ustadz Abraham menirukan suara ustadzah Erna.

Gus Ilham menepuk pundak sahabatnya. "Saya duluan ya, Assalamualaikum,"

Ustadz Abraham berdecak kesal "Waalaikumsalam,"

"Eh Gus Ilham mau kemana?" Pekik ustazah Erna saat Gus Ilham melangkah pergi begitu saja.

Ustadz Abraham memutar bola matanya jengah, kenapa coba di pertemukan dengan ustazah ini sangat menyebalkan.

"Ustazah mau saya temenin ke UKS nggak? Tanya ustadz Abraham dengan ogah-ogahan.

"Ngga perlu, saya cuma kan mau sama Gus Ilham!" Ketus ustazah Erna sebelum beranjak pergi.

Ustadz Abraham mencibir dalam hati "Dih dikira saya juga mau bantuin apa?"

"Hati hati ustazah Erna, periksa langsung jangan sampai benar benar kena geger otak!" Teriak ustadz Abraham.

***


Sesampainya di rumah Aisyah Hendak menutup pintu namun ditahan oleh Gus Ilham yang hendak masuk juga.

"Eh sudah pulang Gus?" Ucap Aisyah mengambil tangan suaminya untuk disalaminya.

Gua Ilham hanya berdehem singkat, setelah itu mereka berdua pun masuk dan duduk bersama diruang tamu.

Bersamaan dengan itu Aurora melompat duduk di pangkuan Aisyah, bahkan kucing ini sengaja bermanja-manja di pangkuan sang majikan. Sedangkan Gus Ilham terlihat cemburu.

"Kamu kan, yang lempar ustadzah Erna?" Tanya Gus Ilham.

Aisyah langsung terangkat. Matilah dia, Gus Ilham akan memarahinya abis-abisan.

"Hehe, maaf Gus Ilham,"

Gus Ilham menggeleng pelan  "Lain kali, jangan seperti itu kepada ustazah Erna. Beliau kan, guru mu Aisyah. Dalam ajaran Islam kita dianjurkan memuliakan guru kita.

"Seperti yang rasulallah Sandakan, Barangsiapa memuliakan orang berilmu (guru), maka sungguh ia telah memuliakan aku. Barangsiapa memulikan aku, maka sungguh ia telah memuliakan Allah. Barangsiapa memuliakan Allah, maka tempatnya di surga."

"Apakah dengan cara seperti tadi kamu memulihkan guru kamu Aisyah? Begitu cara menghormati guru?" Cerca Gus Ilham.

Aisyah menunduk "Maaf Gus, lain kali Aisyah tidak ulangi,"

"Beneran?" Tanya Gus Ilham.

"Iya Gus!"

"Sekarang saya mau tau alasan kamu lempar dia, apa punya dendam dengan dia?"

"Soalnya Aisyah kesal Gus. Ustadzah Erna selalu berusaha dekat Gus Ilham. Selalu genit ke Gus Ilham selalu marahin Aisyah kalau dekat Gus Ilham, apalagi sama santri lain," ucap Aisyah mengeluarkan semua unek-uneknya.

"Aisyah kesal Gus! Kesal benget!"

"Kamu cemburu?" Tanya Gus Ilham.

Aisyah mendongak "Hah! Cemburu?*

"Kamu cemburu kalau saya dekat-dekat, ustazah Erna?" Tanya Gus Ilham lagi kalo ini ia pindah kesamping istrinya

Aisyah mendadak kamu "Anu Gus, cucian di luar belum ke angkat," alibinya hendak bangkit namun ditahan oleh suaminya, Gus  Ilham lantas memeluk tubuh Aisyah.

"Qolbie laa yaro illaa habieban lahu." Bisik Gus Ilham memeluk aisyah.

(Hati ini tidak akan melirik selain pada kekasihnya.)



_GUS ILHAM MY HUSBAND_

Akhirnya update lagi, sudah vote dan komen ya?

⚠️Part di atas ambil yang baiknya dan buang yang buruknya

Spammm next seperti biasa di sini👉
See you next part, Assalamualaikum 🧡

Jum'at 04 Maret 2022
Revisi ulang Jumat 07 Maret 2023

GUS ILHAM MY HUSBAND || TERBITWhere stories live. Discover now