EPS. 4 | What?

1.9K 75 4
                                    

Matahari semakin lama, semakin terik. Aku langsung menuju arah rumah ku karena panasnya matahari sudah berada di atas langit, dan sekarang sudah pukul 10.25 karena sedari tadi aku terus berjalan mengitari kompleks perumahan ku...

Skiipp perjalanan...

Sampai akhirnya aku sampai juga di rumah ku,...
"Assalamualaikum Zia pulang" teriak ku seperti orang utan heheh..
Tak lama kemudian datang lah kakak ku dari arah tangga dan berjalan menghampiri ku...

"Kamu bisa gak za, jangan teriak teriakan terus kalau kamu udah sampai di depan pintu, kan bisa dipelanin suaranya itu" ucap Kakak ku marah marah..

"Iya kak aku minta maaf, gak mengulanginya lagi" ucap ku sambil menunduk..

"Kebiasaan kamu itu, ntar juga mengulanginya lagi lihat aja nanti" ucap kakak ku kembali..

Lalu dari arah tangga kakak ipar ku membelaku, atau dia hanya simpati kepada ku...

"Udah lah nan, biarkan adik mu seperti itu jangan kau marah marahi terus adik mu, dia juga baru sampai ke sini kan, masa udah di marah marahi" ucap nya itu kepada kak Kinan..

"Hmm, tapi aku kesal banget mas sama Zia, udah kebiasaan kalau pergi ke mana-mana, terus pulang pasti teriak teriak" ucap kakak Kinan sebel dengan ku..

"Udahlah, dan kamu juga Zia kalau pulang suaranya pelan aja ya ucap salam nya, jangan teriak teriak" ucap kakak ipar ku lagi, dan aku mengangguk lalu pergi ke dalam kamar ku, tapi saat aku mau menaiki tangga dan melihat belakang, kakak ipar ku tersenyum ke arah ku aku hanya kembali menanggapi nya dengan senyuman tipis...

KAMAR..
Di kamar aku langsung merebahkan tubuh ku di atas ranjang king size bed ku, dan memeluk bantal guling..
Aku masih memikirkan hal yang terjadi tadi, kenapa kakak ipar ku sendiri membela ku dan menasehati ku...

Dan aku masih mikir namanya dia siapa?, Kemarin saja aku tak mengenal nya, lalu tiba-tiba aku merasa haus, lalu aku menuruni tangga dan berjalan ke arah dapur..

DAPUR..
Dapur dalam keadaan sepi dan sunyi, karena bunda dan ayah sedang pergi keluar, lalu kak Kinan sedang di dalam kamar milik nya itu, namun tiba tiba saja ada satu tangan yang melingkar di pinggangku, lantas aku hempaskan tangan tersebut, lalu aku berbalik badan, betapa terkejut nya aku jika kakak ipar ku dengan lancangnya memeluk pinggang ku, karena aku merasa ia tak sopan aku tak sengaja menampar pipi nya hingga membuat ceplakan...

Dan dirinya itu meringis sedikit kesakitan, tapi aku masa bodo karena dia duluan yang lancang memeluk pinggang ku, karena haram hukumnya jika laki laki yang bukan muhrimnya berpegang ataupun bersentuhan langsung dengan seorang wanita, tapi dia gak sama sekali gak merasa risih..

"Kakak sangat lancang sekali memeluk pinggang ku, kakak kira aku wanita apaan hah?" Marah ku kepadanya itu..

"Kakak gak bermaksud seperti itu Zia, kakak kira kamu adalah kak Kinan dari arah belakang" ucap nya berbohong..

"Kak lihat aku, aku bukan kak Kinan, masa kakak gak lihat aku tuh pakai hijab dan gamis, dan kak Kinan gak pakai hijab atau pun gamis juga, jadi kakak tak usah berbohong sama aku" ucap ku kembali..

"Oke saya mengaku, jika saya memang berbohong sama kamu, karena saya menyukai kamu" ucap nya yang membuat ku sangat terkejut..

"Astaghfirullah kak, istighfar kakak tuh udah nikah sama kak Kinan, dan kakak udah ku anggap juga sebagai kakak kandung ku, gak lebih" ucap ku sambil menatap nya itu..

"Tapi saya mencintai kamu Zia, saya ingin kamu jadi istri saya, dan saya tidak menganggap kakak kamu sebagai istri saya" ucap nya meyakinkan ku..

"Kakak gila benar benar gila, harus nya kakak mencintai kak Kinan, bukan aku, dan jika kak Kinan tahu akan hal ini, aku gak tahu lagi harus mengatakan apa?" Ucap ku sambil memijat pelipis ku..

"Biarkan saja jika kakak mu tahu, saya tidak peduli karena saya tidak mencintai nya, dan saya dan dia menikah karena atas perjodohan, kami saling di paksa untuk menikah, awal nya juga saya tidak mau tapi orang tua saya tetap saja memaksanya, hingga akhirnya saya menerima nya" ucapnya panjang lebar...

"Jika kakak seperti ini harusnya kakak udah mulai mencintai kak Kinan dong, tapi kenapa kakak mencintai ku? Kalian sudah beberapa bulan tinggal bersama, masa tidak ada cinta dari kalian" Tanya ku kepada nya..

"Memang awalnya saya mulai mencintai kakak mu, tapi kamu datang dan hadir yang memulai cinta saya tumbuh ke kamu" ucap nya kepada ku kembali...

"Kak cukup ku mohon, berhenti sampai di sini untuk mencintai ku, karena aku gak mau melukai hati kakak kandung ku, jadi ku mohon berhenti untuk mengganggu ataupun menganggap ku lebih dari seorang adik ipar" ucap ku berlenggang pergi, namun aku berhenti lagi untuk mengatakan..

"Lebih baik kakak buka saja hati kakak, buat kak Kinan jangan aku" hingga akhirnya aku benar benar pergi dari dapur ke kamar ku...

KAKAK IPAR KU, MENCINTAI KU | On Going Where stories live. Discover now