"Dapat dari mana?" Tanya Gus Ilham tertawa.

"Bunganya umi, maaf ya Aisyah nggak punya pilihan lain. Soalnya Aisyah nggak punya uang belum buket bunga,"

Gus Iham mengangguk menerima bunganya "Terima kasih Aisyah,"

"Sama sama Gus Ilham," jawab Aisyah.

Cup!

Aisyah memberikan kecupan manis di pipi suaminya itu, membuat Gus Ilham tersentak kaget. Sedangkan sang pelaku terlihat salah singkah sendiri.

Gus Ilham pun sama salah tingkah nya hanya saja ia lebih jago menyembunyikan nya, ia mengangguk menatap Aisyah "sudah berani juga ya,"

"Ayo Gus, kita masuk kedalam rumah,"

Gus Ilham mengangguk, saat Aisyah sudah merangkul suaminya dan hendak melangkah suara seseorang menghentikan keduanya. Reflek Aisyah bersembunyi dibelakang suaminya.

"Gus Ilham!" Panggil ustadzah Erna.

"Assalamualaikum Gus Ilham!" salam wanita itu dengan senyum yang merekah.

"Waalaikumsalam,"

"Saya dan para ustadz dan ustadzah andai makan bersama di restoran, kami buat untuk mengadakan syukuran bersama atas keberhasilan Gus Ilham," terang ustazah Erna.

Aisyah memalingkan wajahnya, ia berdecak keras saat mendengar ajakan ustadzah Erna pada suaminya. Hari ini ia ingin egois melarang suaminya ikut.

Gus Ilham melihat Aisyah yang menatap penuh harapan kepada suaminya untuk menolak ajakan ustadzah Erna.

"Jadi gimana Gus, maukan ikut kita semua?" Tanya ustadzah Erna lagi.

Gus Ilham menghela nafas panjang, "Maaf ustazah Erna, hari ini saya tidak bisa,"

Aisyah terangkan tiba-tiba senyum di bibirnya terbit saat mendengar kalimat penolakan dari mulut suaminya.

"Yes!" Kata Aisyah dalam hati.

"Yah Gus, padahal kita semua sudah booking restoran lho buat perayaan Gus Ilham," ucap ustazah Erna kecewa.

"Maaf yang sebesar-besarnya. Hari ini saya lumayan capek. Lain kali saja,"

"Tapi Gus, kita sudah terlanjur booking restorannya,"

"Nanti biar saya yang tanggung jawab pembayarannya, anda bisa makan di sana,"

Ustadzah Erna menghela nafas panjang. Tanpa sengaja matanya menemukan target untuk melampiaskan kemarahannya.

"Sedang apa kamu disini?" Tanya ustadzah Erna menarik Aisyah agar maju kehadapan nya. "bolos sekolah kamu ya?"

Aisyah menatap sinis gurunya itu, dari raut tatapannya, sepertinya akan terjadi perang. Gus Ilham segera menengahi keduanya.

"Saya yang suruh datang ke sini ustadzah, tidak perlu dimarahi."

"Pasti buat masalah lagi, ngapain juga pakai lipstik seperti itu hapus!" Ucap ustazah Erna.

Aisyah segera menghapus lipstiknya.

Gus Ilham kembali menghela nafas panjang "Sebaiknya ustazah Erna pergi saja, biar saya yang urus dia," ujar Gus Ilham.

Ustazah Erna membelalak "Gus Ilham usir saya?" Tanyanya. Gus Ilham menggaruk tengkuknya tak gatal, mau bagaimana lagi.

Karena tidak ada jawaban dari Gus Ilham, ustazah Erna berdecak sebal "Saya pamit dulu Assalamualaikum!"

"Waalaikumsalam warahmatullahi wabarokatuh!" Jawab Gus Ilham dan Aisyah.

GUS ILHAM MY HUSBAND || TERBITWhere stories live. Discover now