7. Menunggu

49 7 1
                                    

Halooo! Call me Alya.

"Sejujurnya, aku merindukanmu, ayo kembali dan berbahagia bersamaku."

"Ra, bangun ra

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Ra, bangun ra.." Reja menatap sendu perempuan yang sedang terbaring lemah.

"Raa, Kara kangen..." Reja menundukkan kepalanya, air matanya terjatuh.

"Kara tunggu disini, sampai Rora sudah merasakan istirahat yang cukup" Reja tersenyum kecut, ia mengusap tangan perempuan yang ia genggam sekarang ini.

Ceklekk

Pintu ruangan Aurora terbuka, menampakkan kedua pasangan suami istri. Fira, mendekat kearah Aurora yang sedang terbaring dengan mata terpenjam.

"Sayang, cepet bangun, biar kita bisa masak bareng lagi" Fira tersenyum tipis mengingat beberapa kejadian lucu pada saat memasak bersama Aurora.

"Heeeee, Aurora nakal yaa!" Ucap Fira bercanda, Aurora tertawa. Fira mencolek krim yang berada didepannya, lalu menempelkan krim tersebut dipipi Aurora.

"Nahh sekarang kita pass!" Keduanya tertawa bersama ketika melihat wajah mereka masing masing yang sudah penuh dengan tepung dan krim.

Devano memegang pundak anak lelakinya, Reja menoleh, Devano tersenyum tipis.

"Kamu jangan kaya gini terus, biarin Aurora istirahat dulu, kita berdoa aja. Yakin kalo Aurora akan kembali, pasti." Reja mengangguk.

Anak perempuan yang Devano kenal adalah gadis yang kuat, dari kecil gadis itu sudah ditinggal oleh ayahnya. Selalu mendapatkan perlakuan yang tidak pantas untuk gadis baik seperti Aurora.

Sejahat jahat nya manusia yang menyakiti dirinya. Ia selalu baik pada orang itu. Ia tidak pernah dendam kepada siapapun, ia tidak pernah membenci siapapun. 

Gadis dengan hati lembut ini, berhak bahagia Tuhan.

--------- A U R O R A ----------

"Ra, ayo bangun. Lo harus liat Kara sekarang!" 

"Raaa.. aku gak tawuran lagi, ayo bangun. Kata kamu kalo aku gak tawuran lagi, kamu bakal turutin apapun kemauan aku" gumannya.

"Aku minta kamu bangun sekarang, ra." Ucapnya memelas.

Masalahnya, sudah lebih dari 3 minggu Aurora tak sadarkan diri. Selelah itu kah gadis cantik didepannya?

Handphone milik Reja berdering, menampakkan panggilan masuk dari Bara.

"Kenapa Bar?"

"Ke sekolah cepet anjir, ini bu Fiska nyariin" Reja berdecih, lalu mematikan panggilan tersebut secara sepihak.

Reja mengambil tasnya, lalu memasukkan ponselnya kedalam sakut jaketnya.

Ia mengusap rambut Aurora dengan lembut. Lalu mengecup kening perempuan itu.

AURORA || on goingWhere stories live. Discover now