62. She deserve to be love

35.8K 2.3K 5.1K
                                    

haloo, terima kasih buat yang udah vote dan komen ya teman-teman, thank you for appreciate me<3

jangan lupa ramein paragraf dan vote supaya kalian bisa terus baca sekala dan kyra yaaa!

happy reading kalian semuaaa<3

Ruangan rawat Kyra diramaikan oleh pihak keluarga besar Sekala juga kedua orang tuanya. Sedangkan keluarga besar Kyra, termasuk Nakula dan istrinya, memilih menetap di Amsterdam maka dari itu ia berhalangan hadir.

Kyra kini sedang memasang senyum lebarnya dikarenakan Brunella datang membawa sekotak es krim coklat kesukaannya. Naka menggelengkan kepalanya mengingat bagaimana gadis itu merengek kepada dirinya dan juga Kara.

Kara menggeram, “Jangan banyak-banyak!” ucap Kara sembari memukul lengan gadis itu.

Kyra mencebik, “Gak boleh tahu Ma, nolak rezeki, Papa selalu ngajarin Kyra buat ngehargain pemberian orang,” ucap Kyra membela diri.

Sontak mereka terkekeh kecil mendengar pembelaan gadis itu, “Enggak salah tahu Kar, dia ngomong,” timpal Renata.

Mengenai keluarga Sekala tidak semuanya dapat hadir karena ada urusan lain dan tuntutan pekerjaan, para sepupu Sekala tidak lengkap, dikarenakan Meisie, Marva dan Aziel berhalangan hadir. Juga Sekala yang belum kelihatan batang hidungnya karena sedang ada urusan dengan para anggotanya.

Kara mendesah, “Anak ini emang jagonya kalau melas,” gerutu Kara.

“Brunella makasih ya sekali lagi, gantinya nanti gue jajanin parfume channel yaa!” ucap Kyra riang.

Brunella menatap Kyra berbinar, Jarvis bergidik melihat kedua gadis itu, “Salah banget emang dia berdua disatuin sama Kyra,” komentar Jarvis.

“Gila! Kita harus banget gak sih liburan ke Paris bertiga?!” saran Anulika.

Jeandra menggeleng cepat, “Jangan bercanda, bisa bengkak itu kartu kredit kalau lo bertiga disatuin!” celetuk Jeandra.

Kyra mengedipkan satu matanya pada Jeandra, “That’s why My Papa spends his time to working, so his daughter can have fun without worry about money.”

Naka terkekeh pelan, Jeandra memegang dadanya yang seolah mendadak mendapat serangan akibat perlakuan menggemaskan Kyra. Laki-laki itu hampir menjangkau pergelangan tangan Kyra, sebelum Sekala menarik kerah bajunya dari belakang.

“Watch your hands, or i’ll break it.”

Mereka terkekeh, membuat Jeandra berdecih kesal bukan main.

Erza menepuk pundak Jeandra, “Gih, party, mana tau dapat modelan Aquila Kyra,” suruh Erza bercanda.

“Dapet enggak, di tempelin tante-tante iya,” gerutu Jeandra.

Biru tergelak melihat ekspresi Jeandra, “Emang nasib lu sial aja, Bang,” ucap Biru.

Ajeng yang duduk di sofa bersama Starla menggeleng melihat kelakuan para cucunya. Lalu, tatapan Ajeng jatuh kepada Sekala yang tengah menyisir pelan rambut Kyra dengan jari-jarinya.

“Al? Kamu dari mana?” tanya Ajeng penasaran.

Sekala menatap sang nenek, “Al dari markas Batara, Grandma. Ada yang perlu diurus sedikit,” jawab Sekala lembut.

Ajeng mengangguk, “Ingat pesan Grandma kan? Apapun kondisinya, harus baik-baik aja,” ucap Ajeng.

Sekala mengangguk paham, matanya beralih menatap Starla, “Senja sama siapa Bun?” tanya Sekala.

SEKALATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang