57. Feels like home

33.7K 2.7K 2.7K
                                    

haloo, kembali nya aku menyapa kalian itu sama dengan kalian sudah memenuhi target di part sebelumnya, terima kasih banyak buat effortnyaa!❤❤

buat yg lupa, kalian bisa baca ulang part sebelumnya dulu yaa, jadi supaya gak ada yg komen lupa alur, atau bahkan sampe lupa tokohnya siapa-siapa hehe!😘💓

selalu yaa aku gak lupa buat ingetin untuk vote dan komen, aku minta feedback nya dari kalian yaa, karena aku nulis ini menggunakan effort dan banyak waktu, terima kasih banyak semuanyaa!😻🙏

"Ra, aku memang minta kamu untuk pulang, tapi bukan pulang yang seperti ini." - Altair Sekala Wijaya.

"Semesta jahat banget, Al. Disini sakit banget, Aku udah gak sanggup lagi." - Aquila Kyra Sanjaya.

Sekala berdecak kecil, sudah berapa hari ia tidak membuka ponselnya hingga kini notif yang masuk tidak berhenti berdering. Perasaan Sekala, sudah dua hari ia tidak pulang ke apartmen-nya bahkan berjumpa dengan para sahabatnya.

Dua hari belakangan ini, Sekala memilih untuk menginap di rooftop tempat ia dan Kyra menghabiskan sore bersama kala itu. Menjauh dari pemukiman dan padatnya ibu kota guna menjernihkan pikiran-nya yang penuh akan Kyra.

Mereka tidak memiliki tempat bersejarah lainnya, hingga gedung tua dengan rooftop yang menjanjikan sebuah pemandangan indah adalah labuhan Sekala untuk mengatasi rasa rindunya. Ia habiskan dua hari, dua malam disini sembari memutar lagu kesukaan Kyra.

Bahkan, memejamkan matanya, memaksa dirinya untuk tidur, agar bisa mendatangi Kyra di dalam mimpinya. Agar bisa menatap, dan mengingat segala tentang Kyra di dalam kepalanya.

Sekala menatap bingung kepada ratusan pesan yang dikirimkan dari para sahabatnya dan para sahabat Kyra. Sekala tetaplah Sekala, yang malas membuka dan membalas pesan. Hingga sebuah pesan yang dikirim oleh Cakra, menerbitkan senyum indah Sekala yang sudah lama tak pernah terlihat.

Cakra Gulzar ;
Kyra udah pulang, Al.

Tanpa ingin membaca rentetan pesan dari yang lainnya, dengan senyum terbaik Sekala, ia meraih helm dan kunci motornya. Menuruni ratusan tangga dengan rasa gembira luar biasa.

Kyra. Kyra-nya sudah kembali. Gadis itu kembali kepadanya. Gadis itu ada disini, dan Sekala bersumpah untuk tidak lagi pernah membiarkan-nya pergi. Sekala berjanji, bahwa gadis itu akan selalu disisi-nya, dengan bahagia yang akan selalu Sekala janjikan.

Sepanjang perjalanan, senyum Sekala tidak memudar barang sedetikpun. Saat tiba di rumah Kyra nanti, ia akan memeluknya erat, menangis di pundak Kyra, memohon maaf yang sebesar-besarnya kepada Kyra, meneceritakan bagaimana ia melalui harinya tanpa Kyra, mengatakan beratus-ratus kali ungkapan cintanya kepada Kyra.

Sekarang, ia akan selalu menjalani harinya bersama Kyra, ia akan selalu menggenggam tangan kecil itu kemanapun ia ingin melangkah, menyerahkan seluruh hidupnya untuk kebahagiaan Kyra. Menebus dosanya dengan cara mencintai gadis itu di sepanjang hidupnya.

Semua Sekala lakukan hanya untuk Kyra. Hanya untuk gadis itu. Satu-satunya perempuan, yang berhasil membuat Sekala memohon di kaki Naka dan Satria.

Tawa Kyra, adalah hal paling indah namun paling jarang Sekala ukir, kala itu. Seolah membuat Kyra bahagia adalah dosa dan hal yang pantang ia lakukan. Seolah melihat gadis itu tertawa lepas dan tersenyum lega adalah sebuah kesalahan.

SEKALATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang