52. The day

30.8K 2.3K 453
                                    

halooo! siapa yang kangen?😃
udah siap belum baca part ini?😲

sebelum lanjut baca, wajib hukum nya buat ninggalin vote dan komen kalian di part ini!😡❤

pastikan kalian udah nekan tombol bintang sebelum baca ini yaa!😻

terima kasih yang sudah menghargai karya aku dengan meninggalkan jejak, it's means a lot to me! wufyuu frenn!❤🍭

sama seperti di part sebelum nya, ramein tiap paragraf, aku kasih target 500 vote untuk update part selanjut nya<3!❤

jgn lupa buat play lagu yang udah aku sediain di mulmed<3!❤

🌱 - Dan pada akhirnya, perpisahan adalah satu-satu nya jalan untuk menggapai kebahagiaan. Tentang waktu yang akan terus berjalan, dan tentang aku yang setia menunggu. - 🌱

Naka menatap Kyra yang tengah menundukkan kepala nya dalam. Menghindari tatapan dingin dan intimidasi dari Naka yang mencekam di suasana sekitar Kyra.

"What do you want?" tanya Naka tenang dan dingin di waktu bersamaan.

Kyra menelan saliva nya susah payah, ia memberanikan diri untuk balas menatap Naka, "Kyra mau minta sat--."

"No, just go." Naka menyela ucapan Kyra pelan.

Bahu Kyra merosot, menatap papah nya dengan sendu, "Aku bakal pergi jauh, aku mau liat keadaan--,"

"Dia baik-baik aja." Naka kembali menyela ucapan Kyra.

Naka menumpu kedua siku nya diatas lutut, tubuh nya sedikit mencondong menatap Kyra, "Pergi ke New york, jangan kembali sampai Papah yang minta." ujar Naka tak terbantahkan.

"Termasuk kematian Sekala sekalipun, kamu gak berhak datang." sambung Naka lagi.

Bibir Kyra yang kering dan pucat itu tampak bergetar pelan, ia mengusap wajah nya kasar.

"Jangan sakitin dia lebih jauh lagi, Pah." lirih Kyra memohon.

"Bahkan itu semua gak cukup buat ngebayar rasa sakit kamu," balas Naka tajam.

Kyra mengangguk, "Oke, aku enggak bakal kembali sampai Papah minta. Aku bakal tetap stay disana. Tapi, Papah harus janji buat gak nyentuh Sekala lagi," ujar Kyra bergetar.

"Kalau Papah gak perduli sama dia, setidaknya pikirin bunda Starla yang sedih ngelihat kondisi putra kesayangan nya. Papah pernah punya putra, i know you can feel it." ujar Kyra berusaha membujuk Naka.

"Biarkan ayah nya yang bakal menghukum dia, biarkan rasa bersalah dan penyesalan yang menghukum dia." timpal Kyra lagi.

Melihat tatapan Kyra yang memohon, Naka mengangguk walaupun setengah hati. Hanya untuk putri nya yang sudah kelihatan putus asa.

"Papah janji." ujar Naka lembut.

Kyra tidak dapat menahan senyum nya, juga air mata yang ikut turun beriringan dengan senyum lebar dan tulus nya.

"Kyra tau Papah gak mungkin setega itu ngelihat aku memohon sampai nangis," ujar Kyra sembari terkekeh pelan.

Naka mengukir senyum hangat nya, "Papah mau peluk Kyra," ujar Naka.

SEKALATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang