"Yasudah pakai payung saya aja,"

"Eh, ustadz pakai apa?"

"Ya nggak ada,"

"Jangan deh, kalian ustadz nanti basah. Nggak usah kasih Aisyah. Ustadz pakai aja,"

"Beneran nih?" Tawar ustadz Fahri lagi.

"Iya, saya serius. Lagian saya sudah terkena hujan,"

Ustadz Fahri mengangguk "Ya sudah, kalau begitu saya pergi dulu, Assalamualaikum,"

"Waalaikumsalam,"

Aisyah menghela nafas berat, badannya sudah kedinginan. Namun belum ada perintah untuk berhenti dari ustadzah Erna.

Aisyah mengepal tangannya, dalam hati ia bersumpah akan menyalakan ustadzah Erna jika ia terkena demam esok harinya.

"Dingin,"

Tuk!

Tiba-tiba sebuah tangan memakaikan jaket tebal ke tubuh Aisyah. "Eh, Astagfirullah ustadz–Gus Ilham!"

"Tubuh kamu basah dan lekuk tubuh mu kelihatan," ucap Gus Ilham.

"Aisyah–"

"Pegangan yang benar payungnya, saya kena hujan hukuman kamu saya tambah," ancam Gus Ilham.

"I-iya Gus,"

"Ayo," ajak Gus Ilham setelah memasang jaket pada Aisyah.

"Tapi gis, ustadzah Erna nanti marah,"

"Bukannya kamu tidak takut sama dia?" Tanya Gus Ilham mengangkat sebelah alisnya.

"Iya, tapi Aisyah merasa bersalah, ya sudah diturutin aja," ucap gadis itu.

"Bagaimana dengan perintah saya, kamu tidak menuruti, mau jadi istri durhaka kamu,"

Aisyah menatap aneh kearah suaminya ini, entahlah setan dari mana merasukinya sampai memanggil Aisyah dengan sebutan istri, bukannya dia sendiri yang bilang menganggap pernikahan ini tidak terjadi apa-apa.

"Dia pura-pura kah?" Lirih Aisyah.

"Lagi pikirin apa, tidak mau menerima tawaran saya?"

"Tapi nanti ustadzah Erna marah,"

"Siapa yang lebih berhak?" Tanya Gus Ilham menatap tajam Aisyah.

"Ya–yasudah,"

"Ayo!"

Duk!

Aisyah terkejut ketika Gus Ilham merangkul dirinya "Eh, apa-apaan sih, Gus?"

"Apa?"

"Nggak usah ngerangkul juga, ingat ya masih di pesantren,"

"Saya tau masih di pesantren,"

"Terus ngapain rangkul Aisyah, nanti ada yang liatin, gimana?"

Gus Ilham mengangkat tangan Aisyah yang terdapat cincin di jari manisnya. "Kasih liat ini,"

Aisyah membulatkan matanya "Ya nggak boleh lah. Kan, sudah perjanjian, Pernikahan kita harus di rahasiakan,"

"Lagian cincin ini mau Aisyah lepas, Fatia sama Luna sudah mulai bertanya-tanya tentang cincin ini,"

"Berani kamu lepas cincinnya saya potong jari-jari kamu," ucap Gus Ilham mengancam.

Aisyah kembali membulatkan matanya terkejut "Waduh!"

"Ingat itu!" Ucap Gus Ilham "Ayo jalan,"

"Aisyah bau selokan, nggak Gus?"

"Hm,"

"Hm itu tanda iya?" Gumam Aisyah "Yasudah deh, Aisyah nggak usah pakai payung."

Aisyah memberi payung pada Gus Ilham lalu ia hendak bergeser dari bawah payung, membuat suaminya itu menarik bajunya agar tidak bergeser.

"Mau kabur?" Tanya Gus Ilham menatap tajam Aisyah.

"Siapa juga yang mau kabur!?"

"Terus, ngapain geser?"

"Aisyah kan, bau selokan, nanti Gus Ilham ikut bau juga,"

"Terus kamu mau main hujan terus, biar sakit, biar menyusahkan saya?" Cecar Gus Ilham membuat Aisyah diam.

"Ayo jalan lagi, jangan banyak bicara," ucap Gus Ilham terus menahan baju Aisyah.

"Afwan, Gus."


****

"Ayo masuk, ngapain masih di luar?" Tanya Gus Ilham.

"Aisyah basah Gus, gimana mau masuk. Nanti ruangan gus Ilham kotor,"

"Besok tinggal kamu bersihkan," ucap Gus Ilham.

Aisyah akhirnya mengangguk pasrah "Yasudah,"

"Assalamualaikum,"

"Waalaikumsalam," jawab Gus Ilham.

Aisyah mengedarkan matanya di setiap inci ruangan suaminya ini, nampaknya terlihat rapi dan bersih. Hanya saja, lantainya yang kotor karena Aisyah.

"Ini," Gus Ilham memberi paper bag untuk Aisyah.

"Ini apa gus?"

"Ganti baju kamu,"

Aisyah masih mematung ditempatnya menatap paper bag ini, membuat Gus Ilham menatap heran kearah Aisyah.

"Kenapa?"

"Baju Aisyah basah sampai kedalam-dalam,"

"Terus?"

"Paper bag ini ada, yang itu' nya juga?" Tanya Aisyah. Maksud kata itu' adalah pakaian dalamnya.

Gus Ilham mengangguk "Semua ada,"

"Hah, serius Gus?" Tanya Aisyah tak percaya berarti suaminya ini melihat pakai privasinya.

Gis Ilham berdehem singkat menghilangkan rasa canggung nya yang menghampirinya tiba-tiba, ia paham maksud Aisyah.

"Di bantu sama umi kok," ucapnya sebelum melangkah pergi ke depan pintu.




_GUS ILHAM MY HUSBAND_

Yang penasaran part selanjutnya silakan spam komen di sini👉 sebanyak banyaknya.

Jangan komen spamm yang banyak biar authornya semangat update.

See you next part Assalamualaikum 🧡

Jangan lup follow akun Instagram @eattpadasya

Revisi ulang Minggu 02 April 2023

GUS ILHAM MY HUSBAND || TERBITTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang