F.R.I.E.N.(D).(S) #5

196 13 0
                                    

Setelah bertahun-tahun lamanya Diola tidak lagi pernah merasakan jatuh cinta. Setelah cinta pertamanya pergi meninggalkan dirinya dengan membawa seluruh perasaannya—yang tidak pernah benar-benar ia ungkapkan.

Kini, siapa sangka jika perempuan itu kembali jatuh cinta hanya dalam hitungan hari. Bukan sekedar perasaan mengagumi, namun, ia benar-benar telah jatuh hati.

Diola tak pernah mengira jika perjalanannya selama tujuh hari di Malaysia justru akan menumbuhkan sebuah rasa yang sudah lama ia kubur—bersama dengan kepergian cinta pertamanya.

Tapi sayang, sepertinya ia jatuh hati pada pria yang salah. Yang ternyata masih menyimpan rasa pada mantan kekasihnya—which is sahabatnya sendiri.

Dan seperti yang sudah ia saksikan sebelumnya, ketika Rami dan Noura berbicara tepat di depan matanya. Ia bisa lihat dengan jelas bahwa pria itu tidak benar-benar telah melupakan perasaannya terhadap Noura. Apa yang tersaji di depannya hanya mempertegas bahwa keduanya memang masih memiliki perasaan pada satu sama lain.

Mengapa dirinya begitu bodoh? Begitu naif dan berpikir jika—ketika pria itu memintanya untuk tidak membahas mengenai Noura—Rami telah merelakan hubungan keduanya? In fact, perempuan itu salah besar!

Dengan berbagai macam pikiran di dalam kepalanya, Diola berjalan menyusuri koridor rumah sakit dengan tatapan kosong. Semula, ia tidak tahu akan pergi ke mana, namun, ia memutuskan untuk masuk dan memesan secangkir kopi di sebuah kafetaria rumah sakit.

Ia memandangi cangkir berisi espresso double shoot yang ia pesan. Sambil mengatur ritme napasnya, Diola menyunggingkan bibir—bukan tersenyum. Ia lalu menghela napas dan mengedarkan pandangannya ke sekeliling.

 Ia lalu menghela napas dan mengedarkan pandangannya ke sekeliling

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Lalu, pada satu titik perempuan itu menghentikan pandang. Kala kedua matanya mengunci kehadiran sosok pria yang sejak tadi bercokol di dalam kepalanya. Pria itu berjalan melewati kaca jendela kafetaria sambil mengerlingkan pandangannya. Mencari seseorang mungkin?

Entahlah...

Namun, ketika tatap mata pria itu menemukannya. Dan keduanya saling beradu tatap, untuk sesaat waktu terasa berhenti berputar.

Beberapa jenak tak ada yang mereka lakukan kecuali saling menatap satu sama lain. Kemudian, detik berikutnya pria itu mengulas senyum samar-samar. Lalu mulai beranjak masuk ke dalam kafetaria.

Dengan langkah kaki ringan, pria itu melesat melewati beberapa meja dan kursi. Berjalan lurus menuju ke arahnya, tanpa melepas pandang sedikitpun darinya.

Praktis, tenggorokan Diola terasa kering saat adegan tersebut berlangsung. Hingga pada akhirnya langkah kaki pria itu berhenti tepat di samping mejanya. Membuat Diola harus mendongakkan kepalanya demi untuk menatap wajah pria itu.

F.R.I.E.N.D.(S) ☑️Where stories live. Discover now