The First One

7K 186 33
                                    

[Picture : Oz Vessalius a.s Akira]

Author POV
--------------------------
---------------------------------------
Kota yang cukup gelap ini masih dibasahi oleh air hujan yang cukup deras diguyur. Suara roda-roda kendaraan mulai berlalu lalang di jalanan kota ini

"Menyebalkan"

Suara desahan kesal terdengar disalah satu kendaraan yang sedang berlalu lalang tersebut.

"Hei, Rufus.. kapan kita sampai?" Tanya seseorang pemuda yang tengah menyandarkan badannya ke dinding sofa mobil

"Sebentar lagi, Tuan"

Pria berambut golden itu hanya menghembuskan nafas beratnya mengetahui bahwa jawaban pelayannya terus berulang-ulang ketika ia menanyakan hal tersebut

Pria itu mengambil sebuah Handphone berlayar atau biasa dibilang TouchScreen dari saku seragam miliknya

Sekian lama ia telah menunggu sangat, sangat lama akhirnya ia sampai disebuah bangunan yang cukup besar yang disebut 'Akademi Chorus' nama yang cukup aneh, bukan?

Pemuda berambut golden yang agak berantakan itu melangkah keluar dari mobil yang saat ia tumpangi sebelumnya

Ia berdiri dengan gaya tak tahu menahu dan bisa lebih terbilang malas— membuat kesan tersendiri saat ia telah keluar dari mobilnya.

Aku benci Akademi ini, batin pemuda berambut golden itu berseru pelan dan mulai melangkah menuju kelas pria tersebut

Ia telah melewati lorong akademi ini, tangga, lorong, tangga dan lorong.. lorong.. lagi.. dan lagi.

"Tempat ini menyeramkan jika tak diberi penerangan" celetusnya yang hanya menampakkan wajah datar yang tak bersahabat

Ia mulai memasuki kelas yang berpapang papan yang bertuliskan 'Kelas VII.A'

"Haaah... menyebalkan" entah sejak kapan ia selalu berceloteh sendiri tanpa sebab apapun. Layaknya peribahasa 'Tidak akan ada asap jika tidak ada api'

Ia mulai memandangi kelas yang sudah mulai ramai dengan anak-anak kelas yang baru saja datang. Hanya saja yang mereka bicara kan hanyalah sebuah mata pelajaran yang menurutku itu sangatlah mudah

Pemuda berambut golden dan bewarna mata Zamrud hanya menyimpan tas sekolahnya dan kembali keluar dari kelas yang biasa-biasa saja baginya

"Ryuunota-kun~!! Selamat Pagiii~~!!" suara cempreng yang mengalun di telinga... ah, tidak mungkin bagi pria itu yang baru disapa teman sekelasnya itu merupakan suara yang sangat rusak. Seperti radio yang inti (?) Nya telah rusak hancur berkeping-keping

Akira POV
-----------------
-----------------------------

Ketika hendak keluar kelas aku mendengar suara yang mungkin akan membuat gendang telinga ku pecah

Kutengok kan seseorang yang tengah menyapa ku dari belakang. "Kau lagi?" Ujar ku membuat raut wajah yang malas ketika melihat gadis yang tengah melambai-lambaikan tangannya tersebut

"Hei~ Hei~ ayo pergi bersama!~ kita membolos! Lagi pula kau sangat pintar kan? Jadi tak usah belajar juga kau cukup! Ya, kan?" Ujar gadis itu yang mulai menggandeng tangan milikku.

Anak ini bodoh ya? Walaupun aku sepintar itu baginya aku tetap akan belajar dari buku-buku perpustakaan

"Tidak terima kasih . Aku menolak hal itu" jawabku menolak ajakan gadis itu dengan tegas dan melepaskan gandengannya

"Ryuu-no-ta-kuuun~ ayolah biarkan Reina si gadis cantik ini mengajakmu untuk berjalan-jalan~" pinta nya lagi

Reina.. si gadis cantik? Menurut ku ia lebih baik menjadi shinigami (reaper/pencabut nyawa). Karna ia sepertinya hampir membuat gendang telinga ku rusak

Chaotics-HnK1 [END]Where stories live. Discover now