"Belum pernah, mbak. Aisyah juga baru pertama kali liat mbak," ucap Aisyah.

"Coba di ingat-ingat dulu deh, soalnya wajah kamu itu kayak nggak asing gitu cuman nggak terlalu jelas gitu,"

"Mungkin salah liat, Maura," Mungkin salah liat Maura," ucap Abi Syakir bersahut.

"Nggak, kak. Maura pernah liat, tapi lupa dimana," ucap Maura kekeuh. "Kamu punya media sosial nggak, siapa tau kita saling follow,"

Aisyah menggeleng cepat "Nggak ada mbak, Aisyah tidak punya media sosial!"

"Ah! masa sih, tapi kayak perna liat loh! Iya kan mas?" Tanya Maura kepada suaminya.

"Mungkin kamu salah liat atau ada yang mirip dengan Aisyah," ucap ustadz Yusuf.

Sama halnya dengan Gus Ilham, diam-diam ia juga menatap wajah Aisyah itu. Sebentar yang Maura ucapkan itu ada benarnya, wajah Aisyah ini tidak asing jika liat.

"Udah, ra, kasian itu Aisyah nya, kamu liatin terus, risih dia,"

Tanpa orang-orang sadari, Aisyah berusaha menyembunyikan sesuatu dalam dirinya ini. Rasanya sangat takut jika membahas masa lalu itu. Ia berusaha keras agar tidak terlihat panik dihadapan semua orang.

"Sudah berapa bulan, mbak?" Tanya Aisyah basa-basi agar pembahasan berpindah.

"Tujuh bulan, kamu pegang ya, biar anak saya mirip kamu,"

"Boleh mbak?" Tanya Aisyah dan Maura mengangguk.

"Sini tangannya," Maura mengarahkan tangan Aisyah ke perutnya.

"Wah!" Pekik Aisyah "Umi, adek nya nendang, ihh lucu!"

Semua orang tertawa terbahak-bahak melihat tingkah kepolosan Aisyah. Tak terkecuali Gus Ilham, nampak pria itu tidak bisa menahan rasa gemesnya terhadap Aisyah.

"Awwh!" Ringis Maura yang merasa sedikit nyeri akibat tendangan sang bayi.

"K-kenapa mbak?" Tanya Aisyah kaget.

"Ngga papa, cuman agak ngilu aja, dedenya nendang kuat banget,"

Aisyah menenggelamkan kepalanya di perut Maura, karena penasaran dengan yang dilakukan oleh calon bayi itu.

"Kok nggak ada suaranya?" Gumam Aisyah.

"Memang belum ada Aisyah, tapi dia dengar itu suara kamu, coba ucap salam," ucap Abi Syakir.

"Assalamualaikum,"

Dug!

Bayi itu kembali menendang "Ih iya, Abi. Dia nendang lagi," ucap Aisyah berbinar.

"Kamu kapan nyusulnya?" Ujar Maura tiba-tiba.

Ucapan itu tentu saja mengagetkan Aisyah dan Gus Ilham. Bahkan Umi Maryam dan juga suaminya.

"Ayo loh, Ilham. Kapan mau nyusul nih, biar anak mbak ada temennya?" Ucap Maura lagi.

"Sssttt! Maura," tegur suaminya. Ustadz Yusuf merasa tidak enak hati karena semua orang terdiam.

"Saya izin ke masjid dulu, Assalamualaikum," ucap Gus Ilham beranjak dari sana. Suasana hatinya kurang nyaman sekarang, mendengar pertanyaan seperti itu.

"Waalaikumsalam," jawab semua orang di ndalem.

Sedangkan Aisyah mendadak jadi kaku.

"Jadi gimana Syah, kapan nyusul nya. Sudah gituan kan sama Ilham?" Ucap Maura lagi membuat semua orang membelalak.

Aisyah mengernyit bingung"Gituan apa Mbak?"

"Ituloh, hubungan suami istri,"

Aisyah menunduk malu "Belum mbak,"

"Loh, kok belum? Ilham nggak pernah ngajak memang nya,"

"Belum," ucap Aisyah dengan polosnya bahkan Maryam sampai menepuk jidatnya.

"Kamu yang ngajak aja,"

"Astaghfirullah, Maura." Ucap Syakir. "Jangan terburu-buru, Menantu saya masih masih sekolah,"

"Lagipula saya juga belum mau cucu," ucap ummi Maryam menambahkan lagi.

"Iya, bener tuh, tunggu kamu punya anak lima baru mereka nyusul juga," ucap Abi Syakir membuat orang-orang tertawa.

~🌹~

Selesai sholat isya berjamaah di masjid. Gus Ilham pulang kerumahnya. Saat tiba dirumahnya, ia pun segera masuk.

"Assalamualaikum," ucap Gus Ilham memasuki rumahnya.

"Waalaikumsalam, Gus Ilham!" jawab Aisyah menyalimi tangan suaminya.

"Ayo makan," ucap Aisyah mengajak.

Gus Ilham mengangguk melangkah bersama Aisyah kemeja makan. Ia kemudian duduk berhadapan dengan istrinya.

"Sini piringnya Gus, biar Aisyah sendok nasi,"

Setelah menyendok nasi ke piring suaminya. Mereka berdua pun mulai menyantap makanan masing-masing dalam keadaan hening.

"Oh yah, Gus Ilham," ucap Aisyah bersahut. "Dapat salam sama Mbak Maura sama ustadz Yusuf, sebelum pulang tadi,"

"Waalaikumsalam," ucap Gus Ilham.

"Kata mbak Maura juga, kita kapan nyusul mereka?"

"Nyusul apa?"

"Punya anak, memangnya Gus Ilham tidak mau punya anak dari Aisyah?" Tanya Aisyah.

Gus Ilham menghentikan makan nya. Ia menatap tajam kearah Aisyah "Kamu jangan asal ngomong,"

"Loh memang salahnya dimana?"

Gus Ilham berdercak kesal "Kamu mikir lah, di umur kamu yang masih muda ini mau hamil hah? Kamu memang bisa merawat dan membesarkannya, kamu sudah punya bekal dan tanggung jawab terhadap dia?"

"Sedangkan kamu sendiri, belum bisa memperbaiki dirimu," ucapan terakhir Gus Ilham itu ia Sodong kan sebelum melangkah pergi.

Aisyah kembali menghela nafas panjang. Suaminya ini sangat jago memata hatinya.





_GUS ILHAM MY HUSBAND_

Terima kasih semuanya, masih mendukung saya, walaupun sudah beberapa pakai GIMH di unpublik.

Jangan lupa follow akun Instagram @wattpadasya dan wattpad _nrdnii_

See you next part Assalamualaikum 🧡
Spamm next yang banyak disini yah👉


Kamis 3 Februari 2022
Rabu 29 Maret 2023


GUS ILHAM MY HUSBAND || TERBITWhere stories live. Discover now