33. "Final decision"

931 110 38
                                    



Jika memang hidup itu pilihan, lantas mengapa Tuhan menentukan takdir setiap manusia? Hal itu membuat Seokjin kini enggan membahas pilihan hidup. Pikirannya terlalu sibuk, terjebak pada masa lalunya dan terus berandai-andai.

Bagi Seokjin, kini cinta tak lebih dari lambang kebinasaan, penyebab ia harus benar-benar mengubur perasaan dan mengakui bahwa hatinya telah jatuh.

Bukan, bukan karena ia telah jatuh hati pada Tzuyu, atau mungkin belum, ia sendiri juga tak tahu apakah hatinya bisa kembali jatuh atau bahkan mau untuk kembali jatuh setelah merasakan sakit akan hal itu. Terlebih, sosok Jisoo masih selalu membayang-bayanginya.

Ini yang terakhir

Seokjin menarik napasnya dan membuka matanya yang semula terpejam. Ia menatap dirinya di cermin, tuxedo yang ia kenakan benar-benar pas dan membuat ketampanannya bertambah, desain sederhana namun tampak mewah.

Mata Seokjin menatap kosong pada cermin, kurang dari 30 menit lagi ia akan berjalan di atas altar, seharusnya hari seperti ini merupakan hari bahagia, hari pernikahannya. Tapi lain halnya dengan Seokjin, ia tidak bahagia, tapi lebih tepatnya ia terluka.

‘’Akankah semuanya berakhir seperti ini?’’

Sejak tadi Seokjin menimang, haruskah ia menurut untuk menikah dengan perempuan yang bahkan tidak ia cintai sama sekali—Choi Tzuyu, hampir semua orang di Korea mengetahui nama itu, terutama para pria yang banyak menginginkannya. Seokjin tidak memungkiri jika Tzuyu sosok wanita yang para orang tua inginkan untuk jadi menantu mereka, di tambah Tzuyu adalah putri dari seorang Perdana Menteri. Publik nampak mengagumi sosoknya, perempuan itu tampil sempurna di depan rakyat ayahnya. Andai saja waktu mempertemukan mereka lebih awal, mungkin ceritanya akan berbeda.

Tapi sayang, Seokjin sudah memiliki cintanya.

‘’Seokjin,’’

Seokjin melihat pantulan orang yang masuk dari cermin, ia menghela napasnya berat dan menunduk dalam.

‘’Ibu,’’

‘’Sayang, Ibu tahu ini berat, tapi kau tidak perlu bersikap seperti ini. Ibu merasa berdosa, sayang.’’

Kepala Seokjin pening, mengapa baru sekarang Ibunya mengatakan hal itu? Saat Tzuyu mencoba melukai dirinya tempo hari lalu… kenapa Ibunya tidak bertindak saat itu? Dan sekarang… tak ada lagi waktu untuknya meminta dan pergi, kenapa di saat terakhir?

‘’Aku tidak mencintainya Ibu, kumohon.’’

Seokjin menatap dalam Nyonya Kim dengan tatapan sendu, mencoba menyampaikan isi hatinya.

‘’Cinta, kau tidak perlu mengkhawatirkan hal itu, sayang. Cinta akan datang dengan sendirinya jika kalian bersama, yang perlu kau lakukan saat ini hanya membuka hatimu dan menerimanya.’’

‘’Tidak, Ibu.’’ Seokjin mengalihkan pandangannya dan memutar tubuhnya untuk membelakangi Nyonya Kim.

‘’Seokjin,’’

‘’Ibu, aku tahu Tzuyu orang yang baik, maka dari itu… aku tidak ingin melukainya.’’

Seokjin mengusap kasar wajahnya, ia tidak mengerti dengan hidupnya saat ini. Sementara Nyonya Kim merasakan hatinya sakit saat melihat keputusasaan menerpa putranya itu.

Tok… Tok…

Kedunya menatap seseorang yang nampak sudah berdiri di ambang pintu, mereka terhenyak saat mendapati orang tersebut.
‘’Maaf,’’ ucapnya maju dua langkah.

Love The Painful [SURENE ft. JINSOO]Where stories live. Discover now