27. "Forced Choice''

755 106 34
                                    




Selama kepulangan Jisoo dari rumah sakit, inilah kali pertama Irene bertemu dengan perempuan itu. Canggung, itu yang dirasakan oleh Irene setelah semua yang berlalu.


‘’Terima kasih.’’


Irene tersenyum tipis, mengangguk dan kemudian mengalihkan tangannya untuk meraih sisir dan mulai merapikan rambut panjang sepupunya itu. Beberapa menit lalu Jisoo meminta Irene untuk membantunya duduk di depan cermin setelah mandi.


Jisoo menatap pantulan dirinya. ‘’Bukankah aku terlihat mengerikan?’’ tanya Jisoo membuat Irene menghentikan aktivitasnya, menatap perempuan itu lewat pantulan cermin.


Jisoo mengangkat tangan untuk menyentuh wajahnya, ia meringis dan sangat kesulitan. Dilihat wajah yang pucat, kelopak mata menghitam, tubuh yang lebih kurus hingga rambut yang memanjang hingga pinggang.


‘’Fisik ku sudah tidak cantik lagi, yang bisa aku lakukan sekarang hanyalah merepotkan orang lain. Apa mungkin Suho masih bersedia menikahiku?’’ Jisoo menunduk, kesedihan terlihat jelas di matanya.


‘’Jisoo … kenapa kau berpikir seperti itu?’’


Jisoo sejenak tertawa hambar, sesaat kemudian wajahnya terlihat murung. ‘’Ada banyak wanita cantik di sekitar Suho, dan juga aku tidak lupa bahwa kau juga memiliki masa lalu dengannya.’’


Irene terdiam, tidak tahu harus memberikan respon seperti apa.


‘’Aku dan Suho … kami benar-benar sudah tidak berhubungan, tolong percayalah. Dan faktanya sebentar lagi kalian berdua akan menikah.’’ Jisoo mengangguk, seolah menyetujui hal itu. ‘’Jisoo … ada apa?’’


Jisoo mengangkat wajah, membuat tatapannya dan Irene bertemu lewat cermin itu. ‘’Sejujurnya ada yang menggangguku, tapi … tidak.’’


‘’Jisoo, katakan. Apa kau merasakan sesuatu? Ada yang sakit?’’ Irene memeriksa tubuh Jisoo, berjongkok di hadapan perempuan itu setelah memutar kursi rias. ‘’Jangan membuatku khawatir, Jisoo.’’


‘’Apa mereka tidak tahu bagaimana besarnya perjuanganku kembali dari sesuatu yang lebih mirip dengan kematian?’’


‘’Jisoo … ada yang mengatakan sesuatu padamu? Ada yang menyakitimu?’’


Jisoo mengangguk, mulai terisak sambil menundukkan wajah. ‘’Andai saja takdir itu pilihan, aku mungkin lebih memilih untuk pergi dan tidak pernah kembali lagi.’’ Jisoo menggigit bibirnya untuk meredam isak, ia benci saat tak kuat bahkan hanya untuk untuk mengepalkan tangan dan mencari kekuatan.


Namun, Irene ada di sana. Ia mengerti bahwa jisoo butuh topangan. Tangannya menggenggam perempuan itu, sangat erat. Mencoba mengatakan bahwa apa pun kesulitan yang ada, ia akan selalu menjadi penguat untuknya.


‘’Aku baru saja kembali, berharap mendapat sambutan baik … tapi—‘’ suara Jisoo jelas terdengar bergetar. ‘’Media seolah berusaha menjatuhkanku, mereka malah mungais masa laluku dengan Seokjin dan—‘’ Jisoo tampak tak bisa meneruskan ucapannya.


Irene tak tega melihat saudara sepupunya itu menangis seperti ini, bagi seorang publik figure seperti Jisoo, hujatan bukan lagi hal asing dalam hidupnya. Tak jarang media menjadikan situasi dan masalannya menjadi konsumsi publik. Dan apa yang para pemburu berita itu lakukan sekarang? Tepat saat Jisoo keluar dari rumah sakit, berita tentang Seokjin yang menggantinya dengan model lain untuk suatu produk, hingga masa lalunya bersama Seokjin kembali mengambang ke permukaan.


Love The Painful [SURENE ft. JINSOO]Where stories live. Discover now