4. "The Hassle That Started"

1.1K 211 138
                                    

Irene bangun dari tidurnya, hari ini adalah hari partama dimana ia menginap kembali di apartemennya semenjak bertahun-tahun kosong, kakinya melangkah kearah dapur, membuka kulkas dan meraih sebotol air kemudian meneguknya.

Matanya mengedar kesetiap penjuru ruangan, masih sama, ia kemudian mempertajam indra penciumannya lalu menghirup udara secara perlahan, masih sama. Semuanya masih sama, tidak ada yang berubah.. kalaupun ada maka jawabannya adalah hatinya. Seminggu berlalu semenjak pertemuannya dengan Suho dan hal itu sukses membangkitkan insomnianya di malam hari.

Ting tong

Bunyi bel apartemen membuatnya mengerutkan kening, siapa yang bertamu sepagi ini? Well ini bahkan baru jam 6 pagi, Seokjin yang biasanya selalu bertamu tidak pernah datang sepagi ini, dan ia pastikan kalau pria jakung itu masih tertidur sembari menyelami alam mimpi.

Ting tong

Bel apartemennya kembali berbunyi, dengan perasaan terpaksa ia letakkan sebotol air yang tadi ia teguk pada meja pantry di sana, kemudian melangkah gontai kearah pintu, tak butuh waktu ia akhirnya sampai tepat di depan pintu.

Tanpa menunggu lama ia membuka pintu guna melihat siapa tamunya.

Tepat saat pintu terbuka menampilkan figura pria tinggi dengan badan tegapnya membuat Irene membulatkan mata, dengan refleks tangannya kembali berusaha menutup pintu, namun kaki pria itu lebih cepat berada diantara pintu dan dinding.

Irene memundurkan langkahnya, tak percaya dengan pemandangan di depannya, tubuhnya membeku kala di rengkuh dalam pelukan seorang pria yang menjadi masa lalu terindah sekaligus menyakitkan.

''Aku merindukanmu, sangat merindukanmu.''

Seketika suasana di apartemen itu menjadi terlalu hening hingga angin yang berhembus melalui AC maupun jendela yang terbuka terasa menyakitkan hingga menusuk ke tulang-tulang.

Suho memejamkan matanya, menghirup aroma tubuh Irene layaknya itu sebuah oksigen yang membantunya hidup, sudah 5 tahun sejak perpisahan mereka.. dan aroma itu masih sama dalam pengecapan indra penciuman seorang Kim Suho, sosok wanita ini masih sama baginya.

Sejenak Irene terlena, hampir saja ia kehilangan kendalinya. Dengan cepat ia mendorong tubuh Suho hingga membuat pelukan pria itu terlepas. Matanya menatap tajam tepat pada manik mata Suho.

''Apa yang kau lakukan disini?'' Tanya Irene.

''Aku merindukanmu Irene, sangat merindukanmu, sayang,'' ucap Suho dengan nada rendah, baru saja ia akan melangkah mendekati Irene namun suara wanita terlebih dulu menghentikan niatnya.

''Berhenti di sana, kau harus tahu batasmu Kim Suho,'' Balas Irene dengan penuh penekanan.

Sejenak tiba-tiba hening, tiada suara diantara mereka. Irene dengan pandangannya kearah samping dan Suho dengan pandangannya yang menunduk.

''Aku tidak bisa menjalin hubungan seserius itu dengan Jisoo, kehadiranmu seolah membawa secercah harapan untukku.''

Irene kembali menatap Suho, tatapan seolah tak percaya dengan apa yang baru saja dikatakan pria itu, ''Akan kupastikan kehadiranku tidak mengubah apapun.''

''Segalanya berubah semenjak kedatanganmu.''

''Kenapa?'' tanya Irene gugup, ''Aku tidak mengerti dengan apa yang kau katakana.'' Lanjutnya pelan, dia sudah tau kearah mana pembicaraan mereka akan berakhir.

''Karena perasaan cinta yang begitu besar dan seolah tidak akan pernah pupus kini memihak padaku untukmu, Irene.'' Ucap Suho tulus dengan tatapan membius.

Love The Painful [SURENE ft. JINSOO]Where stories live. Discover now