16. "The Selfish Party "

791 118 38
                                    

‘’Apa yang kau tulis?’’ Suho  menarik kursi tepat di samping Irene dan mendudukinya.

‘’Sebuah novel,’’ jawab Irene, matanya tampak menatap fokus pada layar laptop di depannya.

‘’Bukanya pekerjaamu adalah desainer?’’ tanya Suho, ia mengalungkan satu tangannya pada bahu pujaan hatinya itu.

‘’Aku memang desainer, tapi aku juga suka menulis novel.’’

Suho mengangguk menanggapi ucapan Irene, ia kemudian ikut memerhatikan huruf-demi huruf yang diketik oleh Irene.

‘’Bisakah kau mengatakan padaku, cerita apa yang kau tulis pada novelmu ini?’’ Suho tampak tertarik hanya dengan membaca judulnya.

Sejenak Irene tertegun, namun kembali melanjutkan aktivitasnya. ‘’Tentang seseorang pria yang akan menikah tapi kemudian berselingkuh dengan mantan kekasihnya,’’ jawab Irene, ia menoleh pada Suho.

Deg…

Suho merasakan dadanya sedang diremas hebat, perasaan sesak menyerangnya. ‘’Apa kau terinspirasi dari kisah kita?’’

Irene sedikit terkejut mendengar pernyataan Suho itu, ‘’Menulis bukan hanya masalah inspirasi.’’ Irene mencoba tersenyum, ia kemudian mengecup singkat pipi Suho sebelum kembali fokus pada tulisannya.

‘’Kau bisa bertanya padaku, aku yang paling tahu bagaimana rasanya,’’ ucap Suho pelan dengan rahang yang mengeras.

Lagi-lagi Irene tertegun, faktanya memang seperti itu. Suho sedang mengalaminya sekarang, dan pria itu tahu pasti apa yang sedang hatinya rasakan. ‘’Itu tidak adil,’’ sangkal Irene sambil menatap Suho. ‘’Itu hanya berdasarkan dari perasaanmu saja,’’ lanjutnya cepat saat melihat pemuda di hadapannya hendak protes.

“Apa itu masalah? Dalam hal ini kau harus mempunyai narasumber yang tepat untuk dijadikan riset, dan siapa lagi orang itu kalau bukan aku?” ucap Suho, ia menatap Irene dengan intens. Wanita cantik itu juga balik menatap Suho, rasanya wajah tampan pengusaha muda itu adalah ribuan inspirasi, bahkan tanpa ia sadari ketikan di laptopnya penuh dengan huruf yang sama.

Irene mematikan laptopnya, Suho yang melihat itu hendak bertanya. Namun sikap Irene selanjutnya membuatnya tertegun, wanita itu berdiri dari duduknya dan duduk di atas pangkuannya.

Tatapan keduanya beradu, entah Irene sadar atau tidak tapi yang jelas tangannya kini tengah mengelus leher Suho secara sensual.

Dengan Irene yang berada di pangkuannya dengan jarak wajah yang sangat dekat satu sama lain, membuat hidung mancung Suho dapat mencium aroma parfum wanita yang sangat memabukkan itu

Duarr!

Bunyi petir terdengar menggelegar disusul suara hujan, Suho tersenyum, ‘’Bukankah kau menyukai hujan?’’ bisiknya tepat di telinga Irene.

Irene tersadar dengan apa yang sudah ia lakukan, lantas ia berdiri dan menjauh dari Suho. ‘’Ini sudah sangat larut, sebaiknya kau pulang.’’

‘’Aku masih ingin menghabiskan waktu denganmu.’’ Suho berjalan mendekat dan mencium dahi Irene dengan lembut, tapi wanita itu tetap memundurkan tubuhnya.

‘’Pulanglah, kau menginap di sini denganku selama dua malam. Aku yakin Jisoo mengkhawatirkanmu,’’ ucapnya.

Suho terdiam, tidak bisakah hanya ada dirinya dan Irene?

Mendapati pria di hadapannya itu tampak tak bereaksi membuat Irene menghela nafasnya. Ia kemudian mendekat dan sedikit menjinjingkan kakinya untuk melumat bibir Suho, ciuman singkat namun mampu memberi reaksi hebat pada pria Kim itu.

Love The Painful [SURENE ft. JINSOO]Where stories live. Discover now