11. ''Kim Seokjin's Story"

998 121 17
                                    

‘’Bagaimana kabarmu kali ini? Kau sudah lebih baik?’’

Seokjin menerima pelukan Minho yang terbuka lebar untuknya. ‘’Masih tidak baik-baik saja,’’ jawab Seokjin dengan tawa kecilnya yang terkesan dipaksakan.

Putra perdana menteri itu mengulum senyum hingga menunjukkan deretan giginya yang berjejer rapi. ‘’Sudah pastinya, tidak mungkin kau ingin menemuiku di tempat seperti ini jika dalam keadaan baik-baik saja.’’

‘’Begitulah, Seokjin langsung duduk di sofe melingkar yang tersedia di sana.

Lampu-lampu berkedip dengan pola cahaya yang tidak beraturan menyinari setiap sudut ruangan besar yang gelap. Hingar-bingar suara music berdentum, lautan manusia berlonjak kesenangan menikmati alunan music yang bersumber dari gerakan tangan DJ yang memimpin acara mereka, dentingan gelas para bartender yang tengah menyiapan cocktail, suara-suara tersebut melebur menjadi satu menciptakan keramaian.

Seokjin dengan santai menyesap minuman yang memiliki kadar alkohol tinggi miliknya sembari memerhatikan keadaan sekitar.

‘’Tumben kau menelponku dan memintaku datang ke tempat seperti ini,’’ ucap Minho sembari duduk di samping pria itu.

‘’Hanya sedikit masalah.’’

‘’Apa karena hubunganmu dengan Jisoo lagi?’’

Seokjin menegak habis cocktailnya miliknya, tangannya mengacung keatas meminta satu lagi minuman beralkohol itu pada pelayan.

‘’Kau masih cepat tanggap seperti dulu.’’ Seokjin menepuk bahu Minho berulang kali.

‘’Jadi apa masalahmu dengannya kali ini?’’

Mendengar pertanyaan itu membuat Seokjin langsung terdiam, tangannya tertarik kembali dari bahu Minho. Seokjin memajukan tubuhnya, menyangga kedua siku di atas lututnya dan kedua tangannya yang menggenggam satu sama lain.

‘’Aku masih mencintainya.’’

Seketika Minho menoleh cepat pada orang di sampingnya dengan keadaan alis terangkat. ‘’Benarkah?’’

Seokjin merespon pertanyaan itu dengan gumangan.

‘’Aku tidak tahu apa yang 2 tahun terakhir ini terjadi selama aku pergi, tapi melihat hubungan kalian saat ini yang sudah hancur membuatku berpikir kalau kalian sama-sama egois.’’

‘’Aku mencintainya dari dulu hingga sekarang, namun di sisi lain dia justru mencintai orang lain. Sebenarnya beberapa kali aku berpikir untuk melepaskan Jisoo dan merasa tidak masalah jika dia kukuh pada pilihannya, selama melihat dia bahagia itu sudah cukup untukku, tetapi yang aku permasalahkan jika nantinya semunyan di wajahnya menghilang.’’

‘’Kenapa?’’

‘’Dia mencintai pria yang salah. Pria yang bahkan selalu menjadikannya sebagai alasan penghilang rasa rindu sementara yang disebabkan oleh kepergian mantan kekasihnya, hanya karena dulu mereka merasa nyaman hingga menyeret Jisoo pada kerumitan tak berujung. Aku sudah mengenal pria itu selama bertahun-tahun, jadi aku mengerti apa yang ada di jalan pikirannya, berapa kalipun ia berusaha mengelak aku tahu dia tidak akan pernah bisa. Dia sudah terikat dengan komitmen yang ia pegang semenjak ditinggal pergi.’’

‘’Mereka bersikeras saling mencintai satu sama lain. Di sisi yang berbeda pria itu selalu saja membohongi dirinya sendiri dan terus meminta kembali untuk bersama mantan kekasihnya, dan Jisoo… dia seperti seorang korban yang tanpa sadar berada diantara mereka, bersikeras melupakan cintaku dan mencintai pria lain. Sementara aku dengan kebodohanku masih terus berusaha mati-matian untuk membalikkan hatinya walaupun aku tahu bahwa situasi sangat tidak memungkinkan.’’

Love The Painful [SURENE ft. JINSOO]Where stories live. Discover now