"BOBIM! GUA KIRA LO UDAH MASUK EH MALAH INDEHOY-AN." sorak Sabina.

Zizel memanggil Sabina dengan tangan menyuruh gadis tomboy itu mendekat. "Nobita eek gua udah keluar kayaknya sedikit, kalau jalan pasti keluar lagi." ceplos Zizel keringetan.

Sabina dan Maclo membulatkan mata tak percaya. Gimana ceritanya sudah 17 tahun namun kena gosip pup di celana saat bersekolah, pasti bakal trending di Wisteria karena kejadian langka.

"SUMPAH ZEL? LO SICK BANGET DEMI!" heboh Sabina memukul pinggul Zizel.

"HEH! BERANI-BERANINYA LO MEGANG PUNYA GUA." sentak Maclo tak terima.

Sabina mengedipkan mata lalu menunduk maaf karena kelepasan menyentuh pinggul istri orang.

"Jangan salah paham gua normal kok." Sabina membela diri.

"Tetep aja lo udah mod-"

PRETTT...

Maclo dan Sabina saling tatap dan melihat ke Zizel yang tersandar di tembok. "Maaf gua kentutnya kegedean, tapi nggak bau kok kalau kentutnya kecil baru bau."

"Zel lo mending masuk ke kamar mandi buruan!" suruh Maclo.

"Zizel ayo gua temenin cepet!" panik Sabina.

Zizel mencoba berdiri tegak dan baru berjalan beberapa langkah namun terhenti. Gadis itu melengkungkan bibir ke bawah dan air matanya berderai begitu saja seperti air terjun saking derasnya.

"Lo kenapa? Terharu ya gua mau nemenin pup?" tanya Sabina.

Maclo mendekat melihat Zizel yang menangis tanpa suara. Dan Zizel melihat mereka berdua menggunakan sorot mata sedih.

Maclo mengendus aroma lain dan membulatkan mata melihat Zizel yang masih menangis dalam diam.

"Lo udah ngeluarin pup Zel?" pastikan Maclo dengan mata membola.

"Hehhh?" Sabina menatap full Zizel lalu ikut mengendus-endus. "Lo berak di celana?!" kaget gadis itu.

Zizel mengangguk pelan. "HUAAAAAAAAA! AKU MALES INI GIMANA! GAK MAU EEK DI CELANA. NOBITA NGOMONGNYA JANGAN TERIAK. " tangis Zizel meledak-ledak.

Posisinya tegap tak berani bergerak. Tapi air matanya mengalir sampai terjun mengenai lantai dan turun ke leher.

Maclo mendekat namun Zizel melarang. "Jangan! Gua bau pup nanti lo muntah." larang Zizel terisak.

"Masuk kamar mandi cepet, jalan aja gapapa Zel nggak bakal jatoh itu pup lo! Ya Allah cepet sayanggg." geregetan Maclo.

Sabina menarik masuk Zizel yang menangis sepanjang jalan ke toilet seperti anak kecil habis dicubit. "Berasa guru bimba gua." gumam Sabina.

Maclo menghela napas di luar tak menyangka Zizel bisa segampang itu melepaskan pup di celana. Ia sepertinya harus mencari jalan keluar agar tak berlarut-larut.

"Bobim ada sabun nggak di dalem?" tanya Sabina yang menunggu di wastafel.

"Nggak..." jawab Zizel dengan suara bergetar.

"Gua ke minimarket sekolah dulu ya beli sabun boleh nggak?"

"Boleh. Nobita bilangin Maclo dong gua mau pulang aja, gak mau sekolah." sedih Zizel duduk di kloset meratapi nasib.

"Bentar." Sabina keluar.

"Maclo. Bini lo minta pulang suaranya sedih banget bergelombang." adu Sabina.

Maclo mengangguk. "Anterin dia ke parkiran nanti. Sekalian izinin ke guru."

Sabina mengangguk paham sebelum pergi ke minimarket. Sedangkan Maclo berjalan ke kelas untuk minta izin mengantar Zizel sebentar ke guru yang tengah mengajar di kelasnya.

MACLO [ SEGERA TERBIT ]Where stories live. Discover now