100:Sunset

655 76 14
                                    

Happy reading all -!!

.

Saran: Jangan nangis yaa

.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.

Yoga terbangun dari tidur nya. Ia melihat sekelilingnya. Rupanya keadaan nya masih sama seperti kemarin. Ia melihat mama nya yang tertidur di samping nya,  mama nya semalaman menjaga nya.

Kemudian pandangan nya teralihkan pada Angkasa yang tertidur di sofa bersama Senja.

Yoga menjadi merasa bersalah pada mereka.

Angkasa sepertinya mulai terbangun. Dengan cepat Yoga kembali memejamkan mata nya, berpura-pura tidur.

Yoga mengintip sedikit, dia melihat Angkasa pergi keluar dari ruangan. Apa yang adik kembar nya itu lakukan di pagi-pagi buta ini?.

Tak lama setelah Angkasa keluar. Mama terbangun. Mama Yoga mengelus lembut kepala anak sulung nya itu.

"Selamat pagi, nak." Tutur Mama Yoga.

Walaupun mata Yoga tertutup, dia bisa membayangkan wajah Mama nya yang menatap nya teduh. Tanpa sadar, air mata Yoga terjatuh.

Yoga langsung membuka mata nya.

"Ma.." Panggil Yoga.

Mama Yoga membalas panggilan anak nya itu dengan senyuman.

"Yoga senang banget bisa dengar suara mama, semalam Yoga takut tidur," Ungkap Yoga.

"Yoga takut gak bisa bangun lagi." Sambungannya.

Mama Yoga tampak sedang menahan air mata nya. Wanita itu masih setia mengelus rambut hazel Yoga.

"Maa.." Panggil Yoga dengan lembut.

"Yoga boleh pinjam handphone nya mama?." Tanya Yoga.

"Boleh, nak." Jawab Mama.

Mama Yoga memberikan handphone nya pada Yoga. Yoga langsung menerima nya dengan tangan kanan nya yang masih di pasang infus.

Yoga membuka kamera untuk bercermin. Terlihat bibir nya sangat pucat dan kering. Bahkan Yoga sendiri sangat prihatin melihat kondisi nya sekarang.

Lelaki itu kembali memberikan handphone pada Mama nya.

"Ma.." Panggil Yoga lagi.

100 Days [Tahap Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang