100:My Hero

1.1K 157 11
                                    

Happy Reading All ~~

Bel istirahat baru saja berbunyi, Haura merapikan buku-bukunya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Bel istirahat baru saja berbunyi, Haura merapikan buku-bukunya. Setelah itu dia pergi untuk menemui teman nya, Winara Keyra. Wina juga bersekolah disini namun ia berbeda kelas dengan Haura.

Baru saja Haura ingin melangkah keluar dari kelas tiba-tiba seseorang menahan tangan nya. Dia membalikan badan nya. lelaki bermata coklat, rambut lurus berwarna hazel memberikan senyuman yang hangat dengan wajahnya yang pucat pada Haura. Tak lupa juga tahi lalat nya sama seperti tahi lalat Haura yang terletak di dagu nya.

“Sepertinya, lo lupa bilang sesuatu.” Ucap laki-laki itu.

Haura berpikir sejenak, kemudian ia memahami apa maksud perkataan dari lelaki di depan nya ini. Ia memang sudah ada niatan berterima kasih pada Yoga, namun melihat kepedean nya yang seperti ini membuat Haura sangat malas mengucapkan dua kata itu.

Apapun itu, Haura tidak ingin di cap sebagai orang yang tidak tahu berterima kasih.

“Gue gak lupa kok.” Kata Haura.

“Ya udah, mana?.” Tagih Yoga.

“Lepasin dulu tangan gue.”

Sontak lelaki itu langsung melepaskan tangan nya yang menggenggam lengan Haura.

“Maaf.” Ucap Yoga.

Haura menghela nafas kasar. Beberapa murid yang masih berada di kelas memperhatikan mereka berdua. Haura benar-benar merasa tidak nyaman dengan tatapan murid-murid itu.

“Terima kasih.” Ketus Haura.

“Kok kayak gak ikhlas.”

“Ya, mau lo gimana?.”

Emosi Haura benar-benar sedang di uji laki-laki ini.

“Coba ngomong nya sambil senyum.” Perintah Yoga.

Haura berdecih. “Orang aneh.” Gumam nya.

“Ayo, kalau gak mau lo gak boleh keluar kelas.”

“Emang ini kelas punya lo doang?, mana bisa gituu.”

“Iya ini kelas gue.” Yoga berjalan menutup pintu kelas dan berdiri di depan pintu itu, jaga-jaga jika Haura mencoba melarikan diri.

Yoga tidak bisa menahan tawanya ketika Haura memasangkan wajah kesal kepadanya. Bukan nya seram, Haura malah terlihat seperti anak kucing yang marah.

100 Days [Tahap Revisi]Where stories live. Discover now