100:I'll Love You Unconditionally

439 63 1
                                    

Happy Reading All -!!

.

¡Ay! Esta imagen no sigue nuestras pautas de contenido. Para continuar la publicación, intente quitarla o subir otra.

.

Haura tak berhenti memandang wajah Yoga yang tengah duduk di samping nya. Yoga malam ini terlihat sangat indah seperti bulan yang menerangi malam yang gelap ini. Wajah nya memang pucat tapi ketampanan nya tak pernah pudar di mata Haura.

Yoga terus menerus memandangi langit yang di penuhi bintang-bintang dan rembulan. Lelaki itu tersenyum manis.

"Kenapa?." Tanya Haura yang melihat Yoga tersenyum.

"Gak apa-apa, cuma kepikiran aja." Jawab Yoga.

"Kepikiran apa?." Tanya Haura lagi.

"Kamu percaya gak?, kalau orang baik yang meninggal di kehidupan selanjutnya dia akan menjadi bintang?." Kata Yoga sambil menatap lekat kedua mata Haura.

Haura menggeleng, menandakan bahwa dia tidak percaya. "Kenapa nanya gituan?." Tanya Haura.

"Kalau aku udah gak ada, ak—."

Haura langsung menutup mulut Yoga dengan telapak tangan nya. "Sshtt~, Jangan ngomong kayak gitu!."

Yoga melepaskan tangan Haura yang menutupi mulut nya dengan lembut, ia memegang kedua tangan wanita itu.

"Hauuraa.." Panggilnya lembut.

"Ada sesuatu yang tidak bisa di paksa kan." Tutur Yoga.

Haura hanya diam tidak menjawab apapun. Memang benar kata Yoga, kadang ada sesuatu yang tidak bisa kita paksakan. Tapi, dia benar-benar belum siap. Dia belum siap kehilangan orang yang dia sayangi untuk kedua kalinya.

Haura menarik napas panjang sebelum akhirnya dia memanggil nama lelaki di depan nya itu. "Yoogaaa." Panggil Haura, sama lembut nya saat Yoga memanggil nya.

"Bisakah kita menghabiskan waktu kita dulu, tanpa harus memikirkan perpisahan?."

Mata Yoga berkaca. Dia sungguh merasa bersalah pada Haura karena terlahir menjadi orang yang penyakitan.

"Gak." Ucap Haura.

Haura mengelap air mata Yoga yang mulai menetes.

"Jangan nangis, nanti ganteng nya hilang." Sambung Haura sambil tersenyum namun mata nya juga  berkaca-kaca.

"Maaf....Maaf terlahir seperti ini." Lirih Yoga yang tertunduk.

100 Days [Tahap Revisi]Donde viven las historias. Descúbrelo ahora