100:Strawberry

602 99 6
                                    

-100-

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

-100-

Sudah 3 hari Yoga tidak masuk sekolah, dan 3 hari pula Haura bertanya-tanya kemana lelaki itu. Haura sangat heran karena Angkasa selalu hadir tapi kenapa Yoga tidak hadir selama 3 hari ini.

Karena terus kepikiran soal Yoga, Haura pun beranjak dari bangku nya dan berjalan menghampiri Angkasa. Aneh, iya sangat aneh, kenapa Haura sangat peduli sama Yoga, padahal Yoga pergi kemana pun itu bukan urusan nya.

Tapi, Haura tidak bisa menyembunyikan rasa penasaran nya, dia penasaran dimana laki-laki itu sekarang dan bagaimana keadaan nya.

"Yoga mana?." Tanya Haura pada Angkasa yang sedang membaca buku.

"Lo udah tiga hari nanyain ini sama gue, gak bosan?."

Nada lelaki itu dingin membuat Haura ingin merendamnya di air panas agar meleleh.

Galak banget. Haura merotasikan kedua bola matanya sambil berdecih. Dia masih heran kenapa bisa Wina pernah jatuh cinta pada lelaki yang sedingin salju di Antartika ini.

Tapi kalau di pikir-pikir ucapan Angkasa barusan itu ada benarnya, Haura baru sadar kalau dia mencari-cari keberadaan Yoga sudah tiga hari dan dia masih tidak mengerti apa alasan nya, kayak tidak ada kerjaan lain saja.

"Nyari gue?."

Suara seorang lelaki itu tampak sangat familiar di telinga Haura, dengan reflek Haura pun langsung menoleh ke belakang untuk melihat sang pemilik suara itu.

Feeling Haura selalu benar, suara itu adalah suara Yoga, kemudian dia berdecih melihat lelaki tersebut sedang berdiri di ambang pintu sambil menenteng tas nya di bahu.

"Lo tiga hari gak ada kabar, lo gak takut ke tinggalan banyak materi?." Basa-basi Haura agar tidak terlihat terlalu perduli dengan lelaki itu.

Yoga berjalan menghampiri Haura, "Khawatir banget sama gue, kenapa?, lo suka sama gue?." Goda Yoga.

Haura langsung mencubit pinggang Yoga, membuat Yoga meringgis kesakitan.

"Sakit, Ra." Keluh Yoga.

"Biarin." Ketus Haura, lalu ia pergi kembali ke tempat duduk nya.

Yoga menggigit pipi bagian dalam nya untuk menahan senyum nya. Haura terlihat sangat menggemaskan ketika sedang marah. Yoga berjalan ke bangku nya sambil memegang pinggangnya yang merah karena di cubit Haura.

"Apa kata dokter?." Bisik Angkasa pada kakak nya yang duduk di depan nya.

"Kamu akan sembuh." Ucap Yoga mengikuti nada dokter itu. Angkasa terkekeh melihat kakak nya.

"Kakak semangat, yaa." Angkasa menepuk lembut bahu kakaknya lalu kembali memperbaiki posisi duduk nya.

Haura melirik-lirik kedua anak kembar itu. Yoga yang sadar seseorang melirik nya dari jauh langsung menoleh pada Haura, sontak Haura langsung  mengalihkan pandangan nya membuat Yoga tertawa kecil.

100 Days [Tahap Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang