MBC 26

59 7 0
                                    

Hari ini ujian telah berakhir. Banyak siswa berbondong bondong untuk pulang atau sedekar pergi ke tempat perkopian.

Termasuk Geng milik Xalva. Sejak kedatangannya kafe itu terlihat sangat rampai. Bahkan jika dilihat dari depan sudah tahu apalagi banyak montor sport berjejer rapi.

"Oke! Perhatian semua. Hari ini kita bakal puasin bermain, entah kalian mau ngapain terserah pokoknya ngak boleh berlebihan. Lalu besok, kita kumpul di base camp buat pemilihan pengganti inti. Siapapun boleh mengajukan diri, malah kita kita seneng kalau mengajukan diri karena kalian merasa pantas buat mempertahankan ini!" Ucap Bastien perwakilan Xalva, gadis itu belum datang sejak setengah yang lalu.

"Eh lo ngak inget kita besok pesta bujangan?" Sela Celio mendongakkan kepala menatap Bastien.

"Oh iya lupa. Eh maaf semua kita bakal undur dulu buat pemilihan karena kita semua bakal pergi ke pesta bujangan sahabat kita. Intinya hari ini kalian puas puasin main aja ya,"

"Siap kak!" Seru semua anggota.

"Si bos mana sih kok ngak dateng dateng? Perasaan sekolah sama sini ngak jauh jauh banget," ucap Celio menoleh ke arah pintu masuk.

"Udah lo telpon?" -Bastien

"Hm, tapi ngak diangkat. Masa ketinggalan, tuh orangkan suka banget ninggalin bareng penting." -Celio.

"Iya sih kak. Jangankan hp, orang yang lagi sayang sayangnya aja ditinggal," sahut Agros membuat sebagian paling dekat tertawa.

"Ketahuan ngomong kek gitu. Di sleding juga lo Ros," -Celio

"Janganlah eh btw jangan Ros gue bukan kak Ros nya di upin ipin kak," -Agros.

"Jadi keinget. Sekarang banyak banget gosip tentang tuh bocil, katanya semua itu cuma khayalan si opah Siti doang," -Aska.

"Bahkan yang lebih parah. Umur kita lebih muda daripada tuh bocil. Masa kita yang lahir tahun dua ribuan, dia masih aja lima tahun padahal meninggalnya umur empat belas tahun." Lanjut Aska.

Agros yang juaranya gosip pun menanggapi ucapan Aska. "Karena kalau tuh bocil tumbuh bukan lagi kartun. Lu bayangan aja gimana kalau pakek umur asli sekarang, bisa jadi nontonan dewasa."

"Lagipula cerita upin ipin itukan fiktif cuma tokohnya aja yang asli. Karakter mereka dibentuk anak anak karena memang untuk menghibur dan memberi amanat untuk masa kanak kanak. Intinya alur ceritanya itu cuma fiktif ngak asli," lanjutnya.

"Iya kayak kita," imbuh Aska membuat mereka menoleh kearahnya.

"Maksud lo, kita semua udah mati?" Sahut tak suka Rendy.

"Bukan sat. Kita ini kan cuma fiksi, cuma khayalan semata,"

"Etdah buset kasian yang baca,"

"Emang ada yang baca?" Tanya polos Aska membuat mereka terdiam. Kicep sudah.

"Bukan ngak ada cuma belum ada. Lagipula kalau ngak ada yang baca bearti bukan rezekinya kali. Udah tenang aja, ada saatnya rezeki itu naik begitupun sebaliknya," ucap semangat Bastien. Ia juga memberi senyum lebar untuk semua.

"Iya kita harus nyakin kalau ibu kita pasti bakal sukses. Entah itu dengan kita atau yang lain. Kita sama dengan yang lain, hanya tempat kita yang berbeda. Ibu kita kan tidak pernah membeda bedakan kita semua. Dari sesepuh sampai sekarang," lanjut Celio.

"Cuma kadang malesnya keluar buat nambahin pernik dicerita kita,"

"Nanti kalau udah ending bakal ibu pernak pernik sekalian wajah kalian ibu kasih 1 per 1 stiker,"

My Boyfriend Cute [Tamat]Opowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz