MBC 22

63 5 0
                                    

"Sayang dimana cincin tunangan mu? Kenapa tidak ada dijari manis mu?" Tanya Cia, pemilik resto yang dulu pernah didatangi oleh Aroi dan Cempaka.

"Ma aku masih sekolah. Tidak mungkin aku memakainya atau semua orang akan tahu dan aku ngak mau itu terjadi," jawabnya memasang wajah melas agar Cia bisa mengerti.

"Loh? Bukannya bagus kalau semua orang tahu kalau kamu sekarang sudah punya calon istri? Lagipula apa kamu tega jika calom istri mu tahu kalau kamu melepas cincin pertunangan?"

"Aku sudah memberitahunya agar tidak memakai cincin saat sekolah selain itu terserah aku tidak peduli dengannya." Dengus anak laki laki Cia memalingkan wajahnya.

"Hush ngak boleh gitu sayangnya mama. Inget mama ngak bakal ridho kalau sampai calon mantu mama kamu bikin sakit hati,"

"Ck! Belain aja dia trus. Baru jadi tunangan aja dia udah bisa mengendalikan mama. Apalagi sudah jadi istri, jadi babu mungkin mama," ucapnya tanpa saring sambil meninggalkan Cia sendiri.

"Sayang mau kemana? Mama belum selesai bicara!"

"Sekolah ma!"

"Ya Allah punya anak Ragil dibilangin suka banget kayak gitu," dumel Cia menggeleng kecil melihat tingkah anaknya.

"Kenapa sayang? Pusing? Kok geleng kepalanya digeleng," ucap Raden memeluk Cia dari belakang. Dasar tua bau tanah lupa umur.

"Tuh anak kamu. Tadi lepasin cincin tunangannya, kalau Cempaka tau gimana?" Cia memiringkan wajahnya yang malah dicari kesempatan oleh Raden.

"Sayang ih jangan cari kesempatan! Udah tua juga masih aja suka bucin akut," omel Cia mencubit pinggang Raden hingga meringis kesakitan.

"Kebiasaan banget sih kamu suka cubit cubit. Nanti ngak ku kasih jatah loh?"

"Wah nantangin kamu. Oke tidur diluar hari ini." Cia meninggalkan Raden setelah menepis kasar tangan yang memilit diperutnya.

"Ih ayang mah baperan!"

"Tambah seminggu. No penolakan!" Mutlak Cia mengacungkan jari tengahnya pada suaminya yang melotot ditempat.

"Heh! Ngak boleh gitu sama suami!" Tegur Raden namun Cia malah mengejeknya membuat Raden geram sendiri.

***

Berbeda ditempat masion megah Leonard. Pasangan baru menikah itu malah sibuk saling berpelukan dibalik selimut tebal.

Tapi entah apa yang diimpikan oleh Meila hingga tak sengaja menendang kaki Leonard berulang kali dengan ekspresi ketakutan. "Pergi! Pergi! Jangan dekati saya! Pergi!" Racau Meila bergerak gelisah.

Leonard tersadar dengan mata menahan kantuk. Tangan besarnya berusaha membangunkan Meila namun sepertinya Meila terlaluh jauh dari alam sadar.

Mengangkat tubuh Meila yang menjadi jadi ke kamar mandi lalu menyalakan shower guna mengambil kesadaran Meila. "Aaaa dingin!" Sentak Meila bernafas dengan tersenggal senggal.

"Kenapa kamu nguyur aku!?" Tanya Meila meraup wajahnya.

"Kamu meracau trus. Daritadi aku bangunin ngak bangun bangun yaudah aku siram aja," ucap enteng Leonard meninggalkan Meila.

"Mandilah aku akan mengambil baju ganti untuk mu." Titah Leonard.

Meila hanya berguman tak jelas sambil melepas semua bajunya tanpa sadar pintu belum ditutup. Mandi seperti biasa hingga sebuah tangan melinggar diperutnya.

My Boyfriend Cute [Tamat]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang